Contest : Review of Your Residence [Home Sweet Home] – By @sabarman

Halo Steemians

Apa kabarnya hari ini....? Mudah-mudahan selalu dalam lindungan Allah SWT

Steemians mungkin sering mendengar bahwa Baiti Jannati (rumahku adalah surgaku). Walaupun istilah tersebut sering digunakan untuk membangun rumah tangga, namun istilah ini sengaja saya gunakan disini untuk membangkitkan semangat dalam mengikuti kontes ini. Mengingat saya dan keluarga kecilku belum memiliki rumah sendiri untuk di Review, saya berusaha mereview rumah yang saya tempati saat ini (rumah sewa/kontrak).

Gambar.1 Rumah yang kami tempati berwarna saat ini

Di akhir tahun 2021 sewa/kontak rumah yang kami tempati dulu hampir jatuh temponya. Karena ada berapa faktor yang membuat kami tidak nyaman tinggal disana, koami (saya dan istri) berusaha mencari rumah kontrakan baru yang lebih mudah akses ke pasar untuk belanja kebutuhan sehari-hari (maklum tidak ada kulkas, jadi ya harus belajar setiap hari). Alhamdulillah.... Kami menemukan di Desa Meunasah Blang Crum (Kandang), Muara Dua, Kota Lhokseumawe (peta).

Saat kami meninjau lokasi rumah (bukan musim hujan) aman-aman saja. Belajar dari pengalaman rumah sebelumnya, saya memprioritaskan 2 aspek saja, yaitu air dan listrik. Sehingga yang lainnya banyak terabaikan (maklum waktu mepet). Tanpa berpikir panjang lagi, kami langsung mengontraknya selama 1 tahun. Setelah beberapa bulan tinggal di rumah tersebut, baru tampak berbagai macam kekurangan. Terutama saat hujan (seperti hujan kemarin malam). Kebanjiran (walau tidak parah), tergenang air di depan dan di lorong rumah membuat kami sedikit menyesalinya. Namun karena kami telah terlanjur mengontraknya selama 1 tahun. Ya kami pun harus bersabar dan menjalaninya dengan hati yang ridha.

Gambar.2 Jalan ke jalan Medan – Banda Aceh

Gambar.3 Belokan pertama ke lorong rumah kami

Gambar.4 Belokan ke dua ke arah rumah kami

Pekarangan yang Sempit

Pekarangan rumah yang sempit tidak menjadi masalah bagi saya (saking sempitnya tidak bisa memfoto rumah secara keseluruhan). Malah saya berusaha memanfaatkannya semaksimal mungkin. Salah satu caranya yaitu dengan menanam berbagai macam tanaman palawija yang kira-kira bisa di panen selama masa mengontrak rumah tersebut. Saking bersemangatnya menanam, di lorong depan rumah yang lebih sempit pun saya tanamkan beberapa terong (lihat gambar.4).

Gambar.5 tanaman palawija di pekarangan rumah

Garasi dan Lorong Setapak

Walaupun rumah ini sederhana, kami memiliki garasi untuk kendaraan. Tapi sayang, mobilnya tidak muat masuk lorong. Sehingga saya harus memarkirkan di showroom terdekat. Saya akan mengambilnya saat sudah ada uang membeli mobilnya.

Gambar.6 Gang setapak berada di samping garasi

Sebenarnya garasi tersebut di buat oleh pemilik rumah untuk menyimpan becaknya. Saya pun bisa memarkirkan sepeda motor kesayangan di garasi tersebut. Di samping garasi terdapat lorong setapak (tidak muat kendaraan apa pun). Saya sering menggunakan lorong tersebut saat pergi ke Menasah untuk shalat berjamaah. Lebih-lebih di saat selesai hujan.

Ruang Tamu dan Kamar

Ruang tamu yang luas dua kali lipat dari kamar terasa begitu polong. Tiada televisi yang menghiasinya. Apa lagi sofa untuk diduduki. Disudut kiri dari pintu depan kami letakkan tuawet (cermin rias) punya pemilik rumah yang tidak di ambil.

Kedua kamarnya pun tidak kami manfaatkan sebagai mana mestinya. Kamar yang lebih kecil kami manfaatkan untuk mengisi barang-barang yang jarang kami gunakan (bisa dikatakan sebagai gudang). Sedangkan kamar utama pun sudah jarang kami gunakan. Semenjak Dek Shanum (putri kami) sudah bisa merangkak, kami selalu tidur di ruang tamu dengan membentang kasur tipis. Agar Dek Shanum tidak jatuh dari tempat tidur.

Gambar.7 Ruang tamu yang kosong

Dapur dan Kamar Mandi

Dapur yang berukuran 2x7 meter terasa sesak dengan perabotan yang tidak digunakan (punya pemilik rumah yang tidak di ambil). Meja makan harus kami rapatkan ke dinding. Sehingga kami lebih sering makan di ruang tamu. Kami hanya bisa mengisi rak piring mini beserta beberapa piring.

Kamar mandi yang berada di antara dapur dan garasi, mengharuskan kami melintasi dapur saat ke kamar mandi. Kami sangat bersyukur memiliki sumur yang jernih airnya. Sehingga tidak perlu menggunakan air PDAM. Namun lagi-lagi bermasalah di saat hujan turun. Limbah rumah tangga sering menguap kembali ke dalam kamar mandi. Ini yang menyebabkan rumah kami sering banjir di saat hujan. Sayu-satu cara untuk mengatasinya yaitu dengan menyumbat saluran pembuangan kamar mandi dengan kain.

Saya rasa cukup sekian pemaparan singkat tentang rumah kami. Saya memohon maaf yang sebesar-besarnya karena tidak dapat menampilkan lebih banyak foto tentang bagian-bagian rumah kami ini. Saya kuatir Steemians akan sakit mata melihatnya (silau dan berantakan). Syukur saja kami sudah sering melihat, sehingga bukan hal yang aneh bagi kami. Walau bagaimanapun, rumahku adalah surgaku.

Saat berada di pekarangan rumah

Terima kasih kepada senior kami Bg @klen.civil yang telah menyelenggarakan kontes ini. Dan terima kasih juga kepada senior-senior lainnya: @heriadi @el-nailul @miftahuddin @irawandedy @sofian88 @radjasalman selaku penggawa STEEM FOR BETTERLIFE.

Salam
@sabarman
Myself
Facebook
Instagram