The Diary Game Season 3, Better Life, Selasa, 14 Desember 2021

Salam sahabat steemian.

Selasa pagi setelah beres-beres rumah, memasak dan menjemur cucian, aku segera menghidupkan laptop dan membuka aplikasi nilai siswaku. Masih ada beberapa kelas lagi yang belum selesai, dan aku berniat untuk menyiapkan nya hari ini juga.

Ada untungnya juga anak-anak telat bangun jadi pekerjaan ku tidak terganggu. Dan Alhamdulillah saat mereka bangun, aku sudah selesai menyiapkan satu kelas lagi. Dan masih tersisa dua kelas lagi yang belum ku sentuh sedikit pun. Setelah mengurus anak-anak, memandikan dan membantu mereka berpakaian, aku kembali melanjutkan pekerjaan ku.

masih kegiatan yang sama, memperbarui nilai siswa

Mendekati pukul 11.30 siang, suamiku pulang dari sekolah nya. Dan dia langsung turun tangan membantu pekerjaan ku tanpa ku minta. Sehingga tepat jam 1 siang, semua nilai siswa selesai. Aku berencana mengantar nya ke sekolah besok karena nilai yang sudah siap belum sempat aku cek. Aku takut ada yang salah isi.

Setelah merapikan kembali semuanya, aku mengajak keluarga ku makan siang. Usai makan dan beristirahat sejenak, aku menyiapkan perlengkapan mengaji Sikakak karena hari ini jatahnya mengaji di Matangkuli. Setelah semuanya beres, kami semua ikut mengantar Sikakak. Aku terpaksa ikut sekalian berbelanja beberapa kebutuhan dapur.

Usai mengantar Sikakak, kami langsung beranjak pulang dan singgah di pasar tradisional Gampong Rangkaya untuk membeli ikan. Anak-anak menunggu dimobil sedangkan aku dan suami turun untuk melihat-lihat ikan yang bagus dan segar. Setelah membayar ikan yang kami beli, kami berlalu dari sana.

tempat kami membeli buah Sawo manis

Tak jauh dari lapak ikan, kami kembali berhenti di tempat penjual buah Sawo. Suami ku turun untuk membeli buah Sawo, aku dan anak-anak hanya menunggu dimobil. Tak lama suamiku sudah kembali dengan dua kilo Sawo yang dari wanginya saja sudah tercium manisnya. Tak sabar rasanya menunggu tiba di rumah. Apalagi dengan kondisi cuaca panas seperti ini, pasti sedap dimakan siang-siang.

tempat kami membeli Jeruk Bali

Tapi suamiku kembali berhenti di tempat penjual Jeruk Bali. Seorang bapak-bapak yang menjadi langganan suamiku. Kami bahkan pernah beberapa kali mendapat hadiah buah Jeruk Bali, saking seringnya membeli di sana. Usai membeli dua buah Jeruk Bali, kami melaju pulang.

Tiba di rumah, aku segera beres-beres ruangan depan tempat anak-anak mengaji dan mengajak mereka mandi. Saat mereka mengaji, aku melanjutkan aktivitas ku membersihkan rumah. Setelah beres, aku mandi dan bersantai didepan televisi.

tempat favorit kami sekeluarga saat ingin menikmati Martabak dan Ketan Durian

Malam tiba, usai makan malam dan sholat Maghrib, kami menjemput Sikakak di rumah nenek nya. Pulang dari sana, anak-anak minta dibelikan Martabak Durian di Samudera Pasee. Akhirnya kami memutuskan untuk kesana. Sebenarnya dimana saja ada yang menjual Martabak Durian, hanya saja rasanya tidak seenak martabak durian di Samudera Pasee. Harganya pun sangat cocok di kantong.

sempat mengabadikan momen saat sipenjual sedang menyiapkan pesanan ku dan beberapa orang lainnya

Sambil menunggu martabak pesanan ku selesai, aku duduk menyibukkan diri dengan ponsel ku. Tak lama, setelah pesanan ku siap, aku membayar sebesar seratus ribu rupiah untuk dua porsi Ketan Durian dan 6 porsi Martabak Durian. Segera aku kembali ke mobil dan kami melaju pulang.

Tiba di rumah, kami menikmati pesanan masing-masing, sambil menonton televisi. Menjelang pukul 11 malam, aku mengajak anak-anak tidur di kamar. Pikiran yang lelah membuatku terlelap lebih cepat dari biasanya.