Meringkuk dalam nestapanya sendiri
Menjelajah hati yang tersabit mati
Meraih segempal sutra tuk sapuh darahnya tadi
Senja menangis
Manisnya tak tampak lagi sayang
Merahnya tak elok lagi rupawan
Sirna sempurna diiris sembilu
Tersungkur kaku berdendang bisu
Senja menangis
Sendirian..
Berkawan gagak kepiluan
Tanpa Awan..
Terlebih Angin, senandung sang pangeran
Senja menangis
Hatinya bersemilir ungu lagi
Jiwanya bergerayang limbah abu
Eksotisnya terbujur hampa masih mencari
Sedang Penawarnya berjingkrak di balik semu
Senja menangis
Sendirian..
Berkawan gagak kepiluan