Wanita Racun Lingkungan

Dalam sebuah lirik lagu berbunyi "Wanita racun dunia". Saya sendiri tidak berani membenarkan tentang kata-taka tersebut. Karena ada saatnya kita membutuhkan racun untuk membuat obat penawar. Jika tidak ada racun tentu penyakit tidak pernah ada lalu ilmu kesehatan dan profesi dokter menjadi tidak berfungsi.

Mengatakan wanita sebagai racun dunia terlalu berat untuk saya, sebab dalam kitab Injil Adam tidak bisa hidup sendiri di taman Eden jika Hawa tidak di ciptakan dari tulang rusuknya. Di sana di ceritakan bahwa sebelumnya Adam telah di suruh untuk memilih salah satu jenis binatang untuk menjadi teman hidupnya di dunia. Namun, Adam tidak menemukan binatang yang cocok untuk menemaninya.

Kemudian Adam menyerahkan salah satu tulang rusuknya sebagai bahan dasar dalam penciptaan Hawa. Jadi, jika wanita racun dunia, maka kita sebagai laki-laki sumber racun itu sendiri karena ia terbuat dari bagian diri kita, dan kita juga yang memilihnya untuk menjadi teman, sahabat dan ibu dari anak-anak kita.

Memang banyak para ilmuan dan filosof Islam yang memilih hidup tanpa pasangan, tetapi saya tidak yakin mereka melakukan itu karena mereka berfikir wanita racun. Tapi, karena mereka terlalu sibuk belajar dan membedah firman Tuhan agar lebih mudah di pahami oleh orang awam. Sehingga waktu untuk wanita menjadi terkuras.

Di sisi lain kita juga semua lahir dari wanita, jadi saya tidak berani mengatakan jika saya lahir dari gumpalan racun. Saya juga belum pernah menemukan ada pria yang mengatakan dunia akan indah tanpa wanita. Mungkin indah taman karena bunga dan pasti indah dunia karena wanita. Itu yang saya yakini selama ini, meskipun saya belum memilikinya.

Terima kasih.......