Hari ini menjadi momen bersejarah bagi kita semuanya. Setelah menempuh pendidikan selama beberapa tahun, akhirnya kita sampai di sini; mengikuti yudisium dan resmi menyandang gelar sarjana. Selamat buat rekan-rekan semuanya!
Pencapaian ini tidaklah mudah. Beberapa kawan wisudawan sampai pada titik ini dengan berdarah-darah. Bekerja keras dan bekerja cerdas saja, ternyata belum cukup. Untuk meraih predikat sarjana, terkadang kita harus mengorbankan banyak hal, mulai dari biaya, bahkan korban perasaan, terutama ketika berada di semester terakhir ketika menyelesaikan skripsi. Cobaan untuk menghadapi berbagai kendala komunikasi lebih berat dibandingkan dengan kendala memahami materi perkuliahan.
Perjuangan menyelesaikan pendidikan menjadi kenangan yang akan ingat sambil tersenyum dan penuh syukur. Perjalanan menempuh pendidikan menjadi "modal minimalis" untuk menghadapi tantangan berikutnya, yakni memasuki dunia kerja atau melanjutkan pendidikan program magister.
Kenapa saya sebutkan modal minimalis?
Di era teknologi digital dan kecerdasan buatan, modal pendidikan semata tak akan memadai untuk menjawab tantangan zaman. Dibutuhkan modal yang lebih lengkap dan kuat untuk meraih peluang yang ada, seperti koneksitas, keterampilan spesifik, penguasaan teknologi, dan mental kompetitif level tinggi. Tidak semua persyaratan itu kita dapatkan di bangku kuliah.
Bapak-Ibu dosen dan hadirin yang saya hormati…
Keberhasilan menyelesaikan pendidikan bukanlah akhir dari perjuangan. Sebaliknya, ini adalah awal dari perjuangan baru. Pendidikan yang kita dapatkan belum bisa menjadi bekal untuk mengarungi dahsyatnya samudra luas di luar sana.
Namun, semua itu jangan sampai membuat kita para wisudawan patah semangat. Konsistensi dalam perjuangan insya Allah akan memberikan hasil sesuai harapan.
Keberhasilan menyelesaikan kuliah tak lepas dari dukungan semua pihak. Untuk itu, kita wajib mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua yang memberikan dukungan lahir batin untuk mendidik kita menjadi kaum terpelajar. Terima kasih juga kepada Pak Dekan, Bapak dan Ibu dosen yang telah membuka cakrawala berpikir kita semua, Bapak dan Ibu tenaga kependidikan, kakak letting yang selalu membantu, serta semua pihak yang telah memberikan kontribusi baik langsung maupun tidak langsung.
Menyimpan air dalam bejana
Air dipakai mencuci muka
Hari ini kita menjadi sarjana
Berkat dukungan dan doa orang tua
Atas nama rekan-rekan wisudawan semuanya, izinkan saya mengucapkan permohonan maaf kepada Bapak dan Ibu dosen atas kesalahan kami selama mengikuti perkuliahan, baik yang kami sengaja maupun tidak. Dukungan dari Bapak dan Ibu dosen masih tetap kami butuhkan dalam membangun karier dan mengarungi samudra kehidupan.
Mengikuti yudisium bulan November
Semoga kita berlimpah berkah
Saya bermimpi dapat beasiswa magister
Dari kampus USK yang megah
Sekali lagi, selamat bagi wisudawan semuanya. Mohon maaf atas segala kekurangan. Billahitaufiq walhidayah. Assalammualaikum warrahmatullah wabarakatuh!
Upvoted! Thank you for supporting witness @jswit.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
#steemexclusive
@ myteacher
no
yes
Saya sangat yakin darah tidak benar-benar keluar, tetapi tetesan keringat dan air mata saja yang keluar. Kendala komunikasi merupakan salah satu masalah terbesar yang dihadapi mahasiswa ketika berhadapan dengan para Dosen, namun bagaimana jika ke depannya masalah ini bisa teratasi dengan cara menjemput bola.
Saran tambahan :
Beberapa hastag yang sering dicari oleh tim kurator adalah sebagai berikut, #burnsteem25 #club5050 #creativewriting #learnwithsteem
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit