Introduce Me a Newcomer "Kumatsugata"

Hey guys, salam kenal semuanya.

Aku sudah lama sih mendengar cerita tentang teman-teman penulis yang beralis mempublikasikan karyanya di platform steemit ini. Pada awal-awal munculnya platform ini saya juga sudah pernah mencoba untuk membuat akunnya, namun tidak diseriusi sampai lupa untuk verifikasi email. Alhasil, akun saya belum berhasil untuk diaktifkan hingga kemarin.

Beberapa hari yang lalu saya disemangati kembali oleh seorang teman, sebut saja namanya Bang Munawar yang nama akunnya di steemit sebagai @munaa. Ajakannya ibarat serangan gelombang kedua virus corona, dimana pada serangan pertama tidak terinveksi, namun pada serangan kedua ini saya seperti terbius dan tak perlu menunggu lama untuk memulai membuat akun di platform steemit ini.

6 September 2021 akun steemitku sukses untuk diaktifkan, tepatnya saat sedang mengikuti serial diskusi daring. Karena terlalu asik dengan diskusi, beberapa peraturan untuk posting terlewatkan untuk aku baca dan pelajari.

Sanking semangatnya, sebuah tulisan tentang ide awal untuk membut nama akun yang Kumatsugata yang mengambil tema cerita “obrolan warung kopi”. Tulisan yang berupa cerbung dengan judul “Awal Kisah Kumatsugata” langsung aja maen posting ke steemit. Barulah setelah posting ku kirim link postingnya ke Bang Munawar untuk diberikan saran penulisan atau tata ceritanya.

Setelah dibaca, tulisanku diapresiasinya namun ada teguran sedikit karena aku terlewatkan tugas atau aturan selaku pendatang baru di platform Steemit ini. “bagus ceritanya, penulisannya jua sudah baik,” begitu katanya. Aku senang membaca pesannya, nanum beberapa saat kemudian saya diingatk denan aturan bagi pendatang baru. “Neu ikot aturan jih bacut” katanya dalam Bahasa Aceh yang artinya kira-kira kamu ikuti aturannya (newcomers).

Baiklah, sekarang saya ingin perkenalkan diri sebagai pendatang baru di Steemit. Nama saya Teuku Maulizar, banyak nama panggilan yang disematkan oleh teman-teman, kalau di keluarga kami saya sering dipanggil Lizar, diluar juga ada yang panggil dengan nama lizar, ada juga yang panggil Mauli bahkan sering juga dipanggil dengan menyingkatnya menjati “Te” atau “Te_Em”.

Saat ini aku sudah diberi umur selama 33 tahun lamanya, tepatnya 7 Desember 1987 lalu baru menghirup udara langsung dan mendekap hangat di pelukan ibuku. Dilahirkan di Kotafajar, sebuah desa yang berada di Aceh Selatan Provinsi Aceh. Berjodoh dan menikah dengan perempuan Sunda tepatnya Tanjungsari – Sumedang yang sangat terinspirasi pada sosok Pahlawan Wanita Aceh Tjut Nya’ Dhien dan menjadi suluh penerang juga bagi warga di Sumedang, tempat pengasingan yang dikirim oleh penjajah Belanda waktu itu. Hingga kini, makam pejuang tersebut masih terawat dan berada pada komplek pemakaman bangsawan Sumedang.

Dua gadis kecil saat ini telah membersamai di keluarga kami, gadis blasteran Aceh-Sunda.

Begitulah sedikit cerita yang bisa ku tuliskan disini, tentunya banyak yang telah terukir selama 33 tahun menghirup udara bebas dan walaupun beberapa tahun ini diharuskan untuk memakai masker untuk menghindari paparan droplet saat berinteraksi.

Menulis adalah nyawa kedua, setelah jasad mati maka semoga tulisan-tulisanku tetap dapat membersamai teman-teman dan generasi berikutnya. Aamiin...