Jengkol yang tadi pagi di beli langsung dari pasar karna pedagang sayur yang biasa mangkal disini sedang berhenti membawa jengkol.

Memang, saat ini jengkol menjadi komoditas yang paling di cari terutama oleh para pedagang Nasi Uduk, stok barang yang langka di pasaran mengakibatkan harga nya melambung tinggi, saat ini saja sudah naik 50% dari harga normal yang biasanya hanya Rp.40.000 perkilo gram, saar ini di jual Rp.65.000 perkilo gram, bukan hanya naik tapi ganti harga nya.

Disiang hari tadi, Saat warga yang lain masih beraktifitas di perusahan tempat mereka bekerja, para ibu-ibu dengan sigap mengolah bumbu, ikan serta rempah-rempah untuk di jadikan sebagai santapan pada malam ini, sambil bercengkrama, mereka meracik olahan dengan resep warisan nenek moyang yang di dapat secara turun temurun. Disela-sela keahlian mereka mengolah bumbu dan bahan masakan, sesekali terdengar gelak tawa dan canda mereka, mungkin sebagai pengusir kejenuhan atau agar yang mereka lakukan tidak terlalu terasa melelahkan.

Saat ramai gelak tawa para ibu ibu yang sedang memasak untuk hidangan malam ini, aku beringsut menggeser tubuh ku ke serambi depan rumah sambil memperhatikan anak-anak ku sedang sibuk merapihkan kantong plastik bekas yang di rangkaikan satu demi satu untuk menjadi rangkaian bunga-bunga sebagai tugas prakarya sekolah mereka.

"Kak.. ini plastik kuningnya kurang, cuma plasting merah muda saja yang lumayan banyak"

Ungkap sang adik kepada kakaknya.

"Ya sudah pakai yang merah muda saja dulu, di jadikan beberapa kuntum bunga, nanti kalau sudah selesai kita cari lagi yang warna kuning dan warna lainnya.."

Jawab sang kakak menenangkan siadik yang memang seusia dan duduk di tingkat sekolah yang sama namun beda kelas.

Dengan terampil tangan mereka merangkai bunga sambil mengikuti tutorial dari akun sosial media yang menayangkan video pendek.

Zaman sekarang ada banyak kemudahan, tidak seperti zaman ku dulu. Saat aku masih belia, mau betulin ban sepada yang bocor saja mesti menempuh beberapa kilo meter baru sampai ke bengkel sepeda.

Kalau sekarang semua serba instan, mau bongkat motor yang di buka HP, mau service komputer yang di buka HP, jangan hal hal seputar dunia teknik atau informatika, sampai belajar memasak pun ada, mau menyimak kajian dengan siapapun bisa. Manusia kian di permudah, semua seperti berada dalam satu genggaman, hanya SULUK dan Ta'dzim serta beberapa hal yang berkaitan dengan hati yang kini mulai terdekradasi dan terkikis.

Satu rangkaian bunga sudah selesai di buat oleh meteka meskipun hasilnya jauh dari tutorial yang diikutinya, namun untuk anak laki.laki setingkat kelas tiga MTS masih saya anggap wajar. Dan saat mereka memulai untuk merangkai bunga yang berikutnya sambil mencari cari bahan tutorial di Handphone nya, saya malah di buat kesal oleh Handphone ini,

pasalnya sudah sejak tadi saya mau posting tidak bisa berhasil bahkan hanya menjawab komentar saja mesti lama nian dan mesti berulang ulang menekan tombol 'post' baru bisa, ya begitulah Romantika akun baru yang masih minim power nya.

"Ayah ini nasi uduknya dimakan, mau pakai sambal nggak"

Tegur anak ku membuyarkan bayang bayang kejadian siang tadi yang sepintas terlintas dalam benak ku.

"Boleh nak... agak banyakan ya sambalnya.." Jawabku

"Tambah itu nak, Telur dadar dan tempe gorengnya.." lanjut ku bicara.

"Mau ayam goreng apa telur dadar yah? " tanya nya kemudian

"Telur dadar saja, ayam gorengnya buat kalian saja" jawabku sambil menyuap nasi udak yang berada di depanku.

Ibu-ibu di sini memang pandai memasak, anak-anak dan warga yang hadir terlihat sangat lahap menyantap hidangan yang di masak siang tadi, bahkan sebagian warga minta tambah makannya, sampai ada yang minta di bungkus juga untuk keluarga nya yang tidak bisa ikut kumpul karna masih bekerja di perusahaan.

Sambil menikmati masakan yang di buat oleh para ibu-ibu, muncul harapan dalam benakku, "Semoga kebersamaan ini akan selalu terjalin di lingkungan kami dan semoga kedepanya poatinganku makin lancar tanpa dellay (minim bandwidth)".