Achievement 3 oleh: @sangdiyus | Tugas: Kode Etik Konten | Pledoi Sumbang Para Perampok Gagasan

Moliendo Café, korban penjiplakan Kopi Dangdut

Apa kabar, Steemian Sejagad?

Sebagai bagian dari tugas Achievement 3, ini hari aku hendak mengurai tema mengenai plagiasi sebatas pemahamanku. Kuawali dengan prasangka baik bahwa kalian telah paham mengenai definisi penjiplakan atau plagiasi. Ada eloknya jika bisa memulai dengan pertanyaan, "Apa yang engkau rasakan saat mengetahui orang lain meniru hasil karyamu dan mendapatkan manfaat materiil maupun moril atas tindakan tersebut?"

Tentu saja jawabannya akan beragam. Namun, sebagai insan yang percaya bahwa setiap karya bergerak atas landasan upaya fisik dan mental yang melelahkan, aku akan merasa kesal. Gagasan-Gagasan baik di bidang apapun telah mewarnai peradaban manusia. Sebuah karya yang baik akan memudahkan kehidupan, karena itu, karya yang baik punya tempat dalam ruang pergaulan hidup manusia.

'Senggama' beragam variabel dalam benak seseorang untuk melahirkan karya bukan perkara gampang. Itu sebab manusia lain yang menikmati karyanya akan memberi apresiasi materiil dan moril atas upaya tersebut.

Namun, bagian paling menyebalkan adalah saat seorang penjiplak membela diri dengan argumen, "Aku tak meniru, cuma terinspirasi...". Atau, "Alaaahhh... itupun jadi masalah. Tak ada yang sungguh baru di bawah Mentari!"

Sepintas kutipan tersebut terdengar bijak. Namun tanpa konteks yang jelas, tiap kutipan akan mudah menjadi alat manipulasi. Saat seorang penjiplak mengutip kalimat tersebut, ia sedang berusaha membela diri dari tindak perampokan gagasan. Kutipan tersebut berasal dari Kitab Pengkhotbah Perjanjian Lama. Berikut kutipannya:

Pengkhotbah 1:8-10
(8) Segalanya begitu membosankan melampaui yang bisa diuraikan. Tak peduli berapa banyak yang kita lihat, kita tak pernah terpuaskan. Tak peduli seberapa banyak kita mendengar, kita tak akan terpenuhi.
(9)Sejarah hanya berulang. Itu semua sudah terjadi sebelumnya. Sejatinya tak ada yang sungguh baru di bawah matahari.
(10) Terkadang orang berkata, “Ini sesuatu yang baru!” Tapi sebenarnya sudah lampau; tak ada yang benar-benar baru.

Ecclesiastes 1:8-10
(8) Everything is wearisome beyond description. No matter how much we see, we are never satisfied. No matter how much we hear, we are not content.
(9) History merely repeats itself. It has all been done before. Nothing under the sun is truly new.
(10) Sometimes people say, “Here is something new!” But actually it is old; nothing is ever truly new.

Uraian tersebut menjabarkan konteks dari ungkapan "Tak ada yang sungguh baru di bawah Mentari". Betapa segala sesuatu selain iman terhadap Sang Pencipta adalah kesia-siaan semata. Jadi, tak ada kaitannya dengan pembelaan diri para perampok gagasan (penjiplak).

Setiap karya yang berasal dari upaya berpikir yang memiliki manfaat fisik dan mental telah dilindungi oleh peraturan perundang-undangan. Pengaturan tersebut dirumuskan untuk memberi penghargaan bagi seorang inventor demi melindungi haknya atas kekayaan intelektual dalam tiap karya yang berpotensi memberi manfaat kesejahteraan. Jangan sampai orang lain yang tidak berkarya hidup sejahtera di atas kemelaratan sang inventor.

Saat beperan sebagai penikmat karya, kita ternyata bisa menjadi korban saat mengagumi sebuah konten yang berasal dari gagasan hasil rampokan. Sebagai contoh, lagu Kopi Dangdut yang sangat popular di Indonesia ternyata berasal dari Moliendo Café; hasil karya Hugo Blanco (Venezuela - 1961).

Namun, sesekali memang terjadi kesamaan gagasan atau penemuan mirip oleh orang yang berbeda di tempat yang berbeda. Peristiwa semacam ini terjadi di pelbagai bidang. Bagaimana menyikapi hal ini? Penjelasannya akan kuurai pada postingan lain, sebab aku juga tertarik dengan gerakan Mosquito Squishers yang digagas Ending Plagiarism. Saat ini, relakanlah aku menyudahi senarai ini sebagai syarat untuk memenuhi tugas achievement 3 terlebihdahulu. Hehehehehehe...

Quote Source
Video Source