The Diary Game Senin 25 November 2024: Pulang Kampung Halaman.

Assalamualaikum Wr Wb
Salam sahabat steemit

Sahabat setia steemit sekalian, edisi hari ini, seperti biasa aku akan berbagi aktivitas keseharian aku untuk teman steemean dimanapun berada. Pagi ini aku mengawalinya dengan rutinitas shalat subuh berjamaah di mesjid Syekh Abdurrauf kota Banda Aceh, alhamdulillah aku terbangun pada pukul 05.00 waktu Indonesia Barat, dari kos, aku lansung menuju mesjid yang jaraknya dekat sekali dengan kos kami tinggal. Suasana pagi ini begitu damai, para jama'ah yang hadir sangat antusias sekali melaksanakan kewajiban sebagai Ummat muslim.

beli makan siang

Kemudian pada pukul 12.00 waktu Indonesia Barat, seperti biasa aku membeli makan siang. Karena paginya kami tidak memasak di kos untuk sarapan pagi, jadi kami belum sarapan pagi, ini sudah menjadi kebiasaan anak kos, makannya tidak teratur. Aku mengendarai motor menuju sebuah warung nasi di sepanjang jalan Sultan Iskandar Muda, aku terhenti di sebuah warung nasi yang menyajikan berbagai aneka menu makanan. Seperti yang terlihat pada foto diatas, ada beberapa macam lauk dan kuas yang tersedia di warung ini. Akupun lansung memesan tiga bungkus nasi beserta lauknya untuk kami makan bersama di kos.

warung nasi di saree

Setelah shalat Ashar, aku dan rekanku, Junaidi, memulai perjalanan pulang ke kampung halaman kami di Nisam. Kami lansung di jemput oleh angkot di depan kos. Perjalanan dari kota Banda Aceh membutuhkan waktu lima jam menggunakan angkot. Di sepanjang perjalanan, kami sangat menikmati kenyamanan di dalam angkot karena di fasilitas AC dan tidak berbau.

Saat senja mulai merayap, angkot kami berhenti di Sare, sebuah tempat istirahat yang dikelilingi udara sejuk pegunungan. Di sebuah warung nasi sederhana, kami bersama penumpang lain menikmati makan malam. Nasi panas dengan lauk ikan segar dan sambal khas Aceh memanjakan lidah kami.

Perbincangan hangat antar penumpang menghidupkan suasana. Seorang bapak bercerita tentang kampungnya, seorang ibu membagikan pengalaman memasak, sementara aku dan Junaidi menikmati momen kebersamaan ini. Setelah makan, perjalanan dilanjutkan.

sampai di loket krung geukuh

Setelah menempuh perjalanan panjang selama lima jam menggunakan angkot dari kota Banda Aceh, akhirnya kami tiba di loket angkutan Krung Geukuh, Dewantara. Suasana sore itu cukup ramai, dengan hiruk-pikuk penumpang yang baru turun dan kendaraan yang terus berdatangan.

Perjalanan ini terasa melelahkan, namun juga menyenangkan. Di sepanjang jalan, pemandangan indah perbukitan Aceh dan aliran sungai yang jernih menjadi teman perjalanan kami. Di beberapa titik, pengemudi berhenti untuk mengisi bahan bakar, memberi kami kesempatan mencicipi jajanan lokal di tepi jalan.

kampung halaman

Setelah aku 3 bulan di jakarta meninggalkan kampung halaman, dan Junaidi sudah 3 tahun di Malaysia, memutuskan pulang. Dari loket angkutan di Krung Geukuh, kami dijemput oleh adik masing-masing yang setia menunggu. Perjalanan malam itu terasa penuh harapan, meski udara dingin menggigit. Kami melintasi jalanan gelap yang dipenuhi kenangan masa kecil, bercanda tentang masa lalu sambil membayangkan wajah-wajah keluarga di rumah. Sekitar pukul 23.00 WIB, kami tiba. Aroma khas kampung, suara jangkrik, dan cahaya lampu rumah menyambut kami. Alhamdulillah, rasa rindu yang lama terpendam akhirnya terobati. Malam itu, kami kembali menjadi anak kampung yang sederhana, penuh rasa syukur dan kehangatan.

Sahabat sekalian, itulah cuplikan pemaparan diary aku pada kesempatan hari ini. Saran dan komentar terbaik sangat saya harapkan dari sahabat semua. Mohon maaf bila ada kesalahan dalam aku menulis postingan ini, Wassalam.