Engga tahu kenapa tapi saya menemukan ini sebagai sesuatu yang bikin bergidik, dalam artian saya ngga mau mendekatinya. Mungkin saya mengidap apa yang dinamakan "entomophobia", sebab saya merasakan keadaan yang sama terhadap semua ulat, bukan hanya yang ada pada gambar di atas.

Tapi dengan penampilan yang menurut pengidap (atau bergejala mengidap) entomophobia seperti saya ditemukan sebagai "menggidikkan", dia seperti justru datang untuk mengesahkan sebuah filosofi, "semua akan indah pada waktunya", atau "selalu ada pelangi setelah hujan".