Perjalanan bersilaturahmi hingga melihat bunga favorit

Perjalanan menuju Bereugang sangat menyenangkan, apalagi kami pergi 1 keluarga besar, di sepanjang jalan terdapat hamparan sawah yang hampir siap panen, bahkan di beberapa sawah saya menyaksikan padi yang sudah tumbang, padahal waktu panen tinggal 2 Minggu lagi. Hal tersebut terjadi karena akhir akhir ini cuaca tidak menentu. Bahkan katanya ada angin kencang di tambah curah hujan tinggi.

Sawah di sepanjang perjalanan

Setelah menempuh perjalanan sekitar 45 menit akhir nya kami sampai di tempat tujuan. Setelah memarkirkan mobil kami harus berjalan menyusuri jalan setapak. Alhamdulillah jalannya lumayan bagus. Perasaan saya senang setiap pulang kampung, karena hawa nya sejuk, bau khas kampung pun sangat terasa, mengingatkan saya akan masa kecil saya yang dulunya tinggal di Nisam. Rumah pakwa saya berada lebih rendah dari jalan. Di tempat pakwa saya tinggal benar benar nyaman dan jauh dari hiruk pikuk kehidupan di kota. Setelah menuruni jalan sekitar 5 menit akhirnya kami sampai. Melihat kedatangan kami yang tiba tiba tanpa pemberitahuan beliau sangat senang, karena ayah saya memang sangat dekat dengan beliau begitu juga dengan kami.

Jalan menurun menuju rumah pakwa

Pada saat semua orang masuk ke rumah pakwa, mata saya malah tertuju ke hamparan bunga di depan rumah beliau, perasaan saya waktu saya mengunjungi beliau beberapa bulan lalu bunga tersebut tidak ada, sekarang malah ada sekitar 7 pot tersusun rapi dan sangat indah dipandang mata dengan aneka macam warna dan bentuk. Langsung saya ambil HP dan saya foto semua bunga tersebut. Saya lihat secara mendetail keseluruhan bunga tersebut. Bunga tersebut sangat saya sukai, namun saya tidak bisa memelihara nya karena banyak duri. Dulu waktu ibu saya masih ada, kami bnyak menanam bunga tersebut, bahkan bunga tersebut pernah mencapai masa kejayaan nya dengan harga sampai jutaan. Bunga yang saya maksud dalam cerita ini adalah bunga Euphorbia.

Bunga euphorbia

Setelah puas melihat bunga tersebut, saya masuk ke rumah pakwa, saya segera menyalami nya, beliau sedang menangis karena sedih pun iya, terharu pun iya, beliau selalu seperti itu jika kami berkunjung, mungkin karena beliau sudah tua, jadi perasaan nya lebih sensitif, kami segera mengubah topik cerita menjadi cerita menyenangkan agar beliau tidak sedih lagi, ternyata berhasil, akhirnya beliau mulai tersenyum lagi. Ada sekitar 45 menit kami duduk, karena ayah saya juga ada keperluan lainnya, akhirnya kami pamit pulang. Eeeeh Pakwa nangis lagi. Ayah saya segera menghibur dan berkata akan datang lagi. Kalau waktu datang kami jalan menurun waktu pulang harus jalan menanjak, sampai di atas kami ngos ngosan. Sebelum pulang kami segera berfoto bersama sebagai kenang kenangan. Lanjut Kami segera naik mobil dan kembali pulang. Senang rasanya bisa bersilaturahmi dengan sesama saudara

Pulang kembali ke rumah

Sekian cerita saya pada hari, terima kasih kepada semua sahabat steemian semuanya yang selalu mendukung setiap postingan saya