Steemit Engagement Challenge S12W2 | A call to Conscience

^{Creative photo canva}

Assalamualaikum sobat steemian...

Kekerasan pada remaja tidak lahir dengan sendirinya. Faktor lingkungan, orang tua dan pengaruh teknologi informasi yang mendorong generasi muda mengadopsi gaya hidup dan pola pikir dimana mereka hidup dan dari apa yang mereka terima dan mereka tonton.

Belum lama ini aksi pencurian disalah satu rumah warga di Kota Lhokseumawe yang dilakukan oleh remaja berusia 20 tahun. Belakangan pelaku teridentifikasi oleh pihak kemanan (Polsek) Banda Sakti Lhokseumawe sebagai salah seorang anggota begal geng motor yang menamakan diri sebagai GPS alias Gengmotor Pencari Setan. ^sumber.

Sumber aceh.antaranews.com

Saya tidak mengklaim nama "Geng Motor" identik dengan kejahatan, karena geng motor sesungguhnya adalah sekumpulan orang yang hobi melakukan aktivitas secara berkelompok menggunakan Moge (motor besar) untuk kegiatan touring atau adventur. Namun belakangan ini sejumlah generasi muda bahkan masih dibawah umur cenderung melabelkan "Geng Motor" untuk kelompok mereka dan melakukan aksi kejahatan menggunakan sepeda motor.

Beberapa media massa belum lama ini juga menyorot aksi kekerasan para remaja "geng motor" melakukan pembacokan pada seorang remaja. Pelakunya adalah 5 remaja masih berusia antara 14 - 17 tahun. Kejadian penganiayaan terssbut terjadi pada hari sabtu (5/8/2023) di jalan Medan - Banda Aceh Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe. ^sumber.

Why do teenagers commit violence?

Seperti saya katakan di atas, kontribusi utama lahirnya gaya hidup baru bagi para remaja adalah faktor lingkungan. Jika mereka lebih sering berada dilingkungan kekerasan, kriminal, narkotika, seks bebas dan broken home ada sejumlah alasan penyebab timbulnya pola pikir para generasi muda terdorong untuk berprilaku nakal dan melakukan tindak kekerasan.

^{sumber gambar}

What can be done to fix it?

Memperbaiki pola pikir yang rusak bukan hal mudah atau semudah membalikkan telapak tangan! Untuk memperbaiki prilaku negatif para remaja tergantung sejauh mana tingkat kerusakan mental mereka. Kedua orang tua, guru dan keluarga dekat merupakan orang-orang yang paling berkompeten dan berpengaruh untuk memperbaiki prilaku megatif anak-anak mereka atau para remaja.

Tapi hari ini keberadaan orang tua, guru dan pihak keluarga seperti tidak memiliki kekuatan untuk memperbaiki tingkah dan prilaku kekerasan para remaja saat ini. Bahkan sebahagian dari mereka para remaja tidak lagi menganggap pihak keamanan sebagai penghalang gerak dan aktivitas mereka.

Melihat fenomena tindak kekerasan para remaja di beberapa surat kabar, saya menganggap prilaku mereka sudah pada tingkat "waspada", artinya Mental mereka tidak dapat diperbaiki dengan pendekatan persuasif dan melalui sosialisasi secara kekeluargaan, hukum sosial dan pendekatan rohani. Menurut saya orang sakit harus diberi obat sesuai dengan jenis dan volume sakitnya.

Para remaja yang melakukan tindakan merugikan orang lain, kekerasan fisik seperti penganiayaan menyebabkan hilang nyawa, oleh sebahagiaan dari mereka mengganggap prilaku sadis tersebut hanya lelucon untuk kesenangan jiwa. Jika pendekatan persuasif atau sosialisasi tidak lagi memungkinkan untuk menghentikan kerusakan mental para remaja, maka saya memiliki dua cara/alternatif sebavsi "obat" untuk memperbaikinya:

• Pihak keamanan harus bertindak tegas untuk menangkap dan memberi hukuman penjara sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku.
• Karantina untuk jangka waktu tertentu tanpa terbebas dari pendidikan dan tuntunan agama.

Why is society so apathetic towards the suffering of others?

Tingkat kepedulian masyarakat terhadap lingkungan sosial atau acuh terhadap penderitaan orang lain termasuk salah satu fenomena baru dan tumbuh signifikan di era sekarang. I don't care ! and individualisme adalah gaya hidup atau budaya sebahagian besar dari masyarakat yang hidup diperkotaan besar. Alasan seseorang "menarik diri" dari sebuah situasi karena dianggap tindakan tersebut menghabiskan waktu, tenaga dan menguras pikiran untuk kepentingan orang lain.

Sikap apatis pada diri seseorang juga muncul karena alasan pembawaan sejak lagor (keturunan) serta faktor pengaruh lingkungan yang mengadopsi budaya hidup bebas serta pengaruh alkohol. Alasan lainnya seperti cemas dan takut mengabiskan uang atau terlibat lebih jauh pada masalah orang lain atau ddngan keadaan lingkungan tempat ia tinggal.

^{sumber gambar}

Saya pikir membantu orang lain adalah karakter sesungguhnya manusia. Hal ini pula yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Awalnya adalah dari sikap kepedulian dan kasih sayang antar sesama manusia tanpa membedakan ras, suku dan agama. Jadi, saya berpendapat bahwa membantu orang lain adalah keharusan karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup secara individual.

Several principles of good behavior were instilled in me by my family.

Jujur, sederhana, peduli, tulus, kerja keras dan bertanggung jawab adalah nilai-nilai yang telah ditanamkan oleh kedua orang tua saya.

• Jujur adalah sikap menghargai diri untuk hidup lebih nyaman.
• Sederhana adalah perasaan tidak merasa kekurangan dan terus berupaya untuk hidup lebih baik.
• Peduli adalah usaha memperbanyak teman untuk hidup lebih panjang.
• Kerja keras adalah upaya untuk memperbaiki kondisi ekonomi kearah lebih baik dari sebelumnya. dan terakhir adalah,
• Tanggung jawab, yaitu pembuktian bahwa manusia adalah makhluk berakal, adil dan menghargai orang lain.

Saya pikir hanya ini uslasan saya tentang tema A call to conscience yang diusung oleh atim Komunitas Reflexiones de Vida di SEC - S12W2. Saya juga mengundang rekan saya @inspiracion @kouba01 @afrizalbibalka @muzack1 dan @asiahaiss untuk ikut serta berpartisipasi.

Salam sukses untuk semua rekan steemian! Teruslah bersemangat untuk berkarya.

Indonesia, 16 September 2023
Regards,
@ridwant