Akulturasi dan Asimilasi Budaya Aceh untuk Anak-Anak Refugee Rohingya di Aceh

Selamat sore sahabat wherein dimanapun anda berada, semoga dalam keadaan sehat selalu, sedikit ingin saya ceritakan tentang hebatnya perjuangan anak-anak refugee Rohingya (Myanmar) di Aceh.

Sejak terdamparnya refugee Rohingya di Provinsi Aceh wilayah Indonesia sejak bulan Juni 2020 hingga awal tahun 2021, seluruh pengungsi Rohingya yang ditempatkan dipenampungan sementara di wilayah kota Lhokseumawe mendapatkan edukasi dari berbagai elemen yang tergabung dalam tim penanganan refugee Rohingya di provinsi Aceh, kebanyakan refugee Rohingya merupakan usia yang masuk dalam kategori anak-anak.

Selama ditempatkan dilokasi penampungan di Aceh, banyak anak-anak refugee Rohingya yang mendapatkan Pendidikan edukasi, literasi dan mendapatkan pemahaman kebudayaan Aceh sebagai dasar akulturasi dan asimilasi budaya, sudah ada beberapa anak-anak refugee Rohingya yang mulai bisa berbicara Bahasa Aceh (Bahasa local) dan bisa berkomunikasi langsung dengan anak-anak penduduk local dalam bahasa Aceh.

Dalam suatu event penting acara seremonial peresmian Shelter Gedung penampungan refugee, anak-anak Rohingya dengan di dampingi relawan kemanusian dan berbekal usaha yang optimal dalam waktu tiga hari, anak-anak refugee Rohingya bisa menampilkan tarian pertama mereka yaitu Tarian Ranup Lampuan (tarian tradisional Aceh dalam menyambut tamu) dihadapan kepala daerah dan seluruh tamu undangan peresmian shelter.

Selain dari pada itu juga anak-anak pengungsi Rohingya mendapatkan edukasi cara membuat ukiran henna Lukis di tangan, dalam waktu yang singkat, banyak anak-anak refugee Rohingya yang bisa melukis henna di tangan dan bahkan bisa langsung di praktekkan pada pengantin Wanita dan hasilnya sangat bagus hingga berikan buah tangan sebagai upaya menghargai karya anak-anak refugee Rohingya.

Salam Literasi

Chalik Mawardi Al Aiyub

[WhereIn Android] (http://www.wherein.io)