Buku Biografi Wartawan dan Pengusaha Permata

Buku ini menceritakan tentang sosok Haji Harun Keusyik Leumiek. Ditulis budayawan Aceh, Nan Bahany AS. Dia mantan redaktur budaya Aceh Ekspresi (1999 - 2001). Setelah koran mingguan yang berafiliasi dengan Pemuda Islam Indonesia (PII) ini tutup, Nab Bahany masih aktif menulis. Mulai dari esai budaya, opini hingga menulis buku.

Buku yang sering kali ditulis tentang sosok wartawan senior yang juga pengusaha emas dan permata. Harun Keusyik Leumiek. Singkat HKL. HKL, wartawan Harian Analisa, terbitan Medan. Kemudian ia juga menjadi kepala biro Analisa di Banda Aceh. Harun adalah sosok dermawan. Ia juga penulis yang produktif serta kolektor benda-benda pusaka dan budaya.

Sejak almarhum meninggalkan, anak sulungnya H Kamaruzzaman HKL alias Memet sudah mulai melanjutkan kedermawanan orang tuanya. Ya, dia makin aktif mengurus usaha toko emas, juga makin aktif di manajemen masjid. Masjid Harun Keusyik Leumiek di bilangan Lamseupeng, Banda Aceh.

Masjid ini menjadi destinasi bagi banyak wisatawan domestik dan Malaysia. "Kegiatan agak padat di toko dan masjid. Kalau jumpa selesai shalat Insya, itu ada waktu yang leluasa berbagi cerita," ungkap dia kepada kami saat bersilaturahmi beberapa waktu lalu. Ada Zainal Arifin M Nur, pemimpin redaksi Serambi Indonesia, kolektor manuskrip Tarmizi A Hamid.

Dalam pertemuan itu, Haji Memet memberikan kami buku biografi terbaru almarhum. "Harun Keusyik Leumiek, Penyelamat Warisan Budaya". Buku dengan tebal 364 halaman itu sudah cetakan IV. "Ini belum kami luncurkan," tukas Memet.

"Rencana pada 15 Ramadhan 1443 Hijriah ini kami luncurkan," sebut dia. Kami pun menyambut baik rencana tersebut. Semoga sukses dan menjadi amalan yang dicatat Malaikat. Amiinn.

Wassalam
@munaa

[WhereIn Android] (http://www.wherein.io)