Nelayan dengan Tradisi Tarek Pukat di Aceh

Nelayan jika ditrjemahkan kedalam bahasa Aceh Mempunyai makna "Ureueng meu'eungkot" yaitu petani ikan.
Nelayan adalah istilah bagi orang orang yang sehari harinya menangkap ikan. Perairan yang menjadi daerah aktivitas nelayan ini merupakan perairan tawar, payau dan laut..

Dinegara berkembang masih banyak nelayan yang menggunakan peralatan yang sederhana dalam menangkap ikan sedangkan nelayan di negara negara maju biasanya menggunakan peralatan modern dan kapal yang besar yang dilengkapi teknologi canggih.

Pada Umumnya para nelayan berangkat "melaut" pada sore atau malam hari, kemudian baru pada pagi hari mereka pulang dengan membawa tangkapan ikan dan hasil laut lainnya. Kondisi seperti ini terjadi manakala didukung oleh cuaca yang baik.

Dalam Tradisi Aceh khususnya, mencari ikan yang dilakukan oleh masyarakat Nelayan sering disebut dengan istilah "Tarek Pukat" yaitu aktivitas menjaring ikan yang dilakukan sekelompok pria dewasa menggunakan PUKAT..
PUKAt adalah benda seperti jaring besar dan panjang untuk menangkap ikan.
Sedangkan TAREK mempunya arti menarik atau tarik.
Tarek pukat = Menarik jaring = menjaring ikan

Aktivitas ini sering dilakukan setiap sore hari hingga matahari terbenam, dalam aktivitas Tarek Pukat, jaring pukat awalnya di tebar tidak jauh dari bibir pantai menggunakan perahu, salah satu ujung tali pukat di tambatkan di pantai setelah jaring melingkar ke tengah, perahu kembali ke pantai dan ke dua ujung tali utama pukat ditarik oleh para nelayan. Saat menarik pukat, para nelayan berdiri berderetan, jaring kemudian ditarik perlahan dan serentak agar beban menjadi lebih ringan, ikan ikan yang terperangkap dalam jaring tersebut akan diseret hingga kepantai, masyarakat pun bisa membelinya langsung dari hasil tangkapan ini.

Tradisi tarek pukat menggambarkan semangat gotong royong yang kental di Aceh, tradisi ini sudah dilakukan sejak lama secara turun temurun oleh masyarakat pesisir Aceh.