Air mata ini terus saja setia menemani sepinya jiwaku semenjak keputusan mahkamah syariah dua hari lalu, engkau yang memenangkan persidangan ini bersorak gembira namun bagiku bagaikan hilang nyawa aku masih hidup dan bernyawa tapi raga ini telah mati. Enam tahun lalu kau lafazkan akad yang mengikat hubungan kita menjadi sepasang suami istri yang sah di mata hukum Negara dan Agama.

Banyak hal kita lewati dalam membina rumah tangga jatuh bangun telah kita lewati bersama hingga Allah anugerahkan buah cinta kita di rahim ini. Betapa bahagianya kita di saat itu hingga musibah menerpa kita saat engkau harus masuk bui karena terjerat hukum penipuan, aku yang sedang mengandung harus kuat dan bersabar, harus kuat untuk calon anak kita dan harus bersabar menanti dan memberi semangat kepadamu hingga anak kita lahir kedunia tanpa kamu disisiku.

---

---

Source

Aku ikhlas melewati semua ujian ini mungkin Allah punya rencana lain di balik suka duka yang kita hadapi hingga kamu keluar dari rutan dan kita kembali bersama.
Di mulai dari nol kita kembali membina bisnis kita yang sempat terbengkalai karena kamu masuk rotan dan aku sakit saat mengandung, tapi dua bulan setelah kamu keluar sedang umur anak kita baru empat bulan kamu telah nampak dimatamu seorang gadis lain yang kamu bilang dia selalu ada buat kamu.

Aku ikhlas atas apa yang telah di takdirkan untukku walau harus menyandang status janda, sedang anak kita baru berusia enam bulan, aku kuat karena senyuman anak kita yang begitu menggemaskan dia lincah dan lucu. Aku sudah terbiasa hidup menjadi single parent dalam membesarkan belahan jiwa kita aku senang dan terus tersenyum.

Hingga awal maret 2021 mahkamah kembali memberikan kepadaku selembar surat gugatan hak asuh anak.
Bagaikan di sayat-sayat tubuh ini satu-satunya hidupku akan di rampas, aku tidak pernah membatasi hubungan anak kita dan kamu ataupun keluargamu tapi kenapa ini tega kamu lakukan kepadaku. Aku mengandung dan membesarkannya seorang diri bagaimana bisa aku hidup tanpa dia dalam dekapanku, bagaimana bisa aku lewati malamku tanpa dia dalam pelukanku bagaimana bisa aku lewati hari-hari tanpa Yusuf, putra semata wayangku.

Yusuf sekarang sudah berusia 3 tahun tumbuh menjadi balita yang begitu lincah dan menggemaskan wajahnya yang tampan dan begitu pintar membuat siapa saja yang melihatnya pasti gemas di buatnya apalagi saat dia berbicara dengan bahasa yang khas darinya menambah kecomelannya.

Tapi apa daya kini dia menjadi hakmu, bukan aku. Mahkamah telah memutuskan dia diasuh oleh bapaknya lantaran aku hidup serba kekurangan dan tidak mampu mengurus seorang anak dengan baik.
Kamu menang dengan uangmu yang berlimpah, tapi kamu ayah yang gagal di mata anakku kelak aku yakin.
Demi memberikan kebahagiaan kepada istrimu yang tidak bisa mengandung, kamu rebut anakku dariku.

Air mata ini terus mengalir sambil sesegukan aku di temani sebuah lagu yang lagi hits di era sekarang seakan mewakili perasaan luka ini

"Coba kau ingat ingat kembali siapa yang ada di saat engkau terluka aku bukan dia, tapi kau tak pernah merasa.
Setelah semuanya kini berlalu luka di hatimu tak lagi terasa pilu pahit yang ku terima manisnya orang lain yang punya.
Kekasih dimana kurangnya aku padamu sehingga engkau tak dapat melihat cinta
Harusnya aku bukanlah dirinya orang yang pertama kau cinta."

Kira-kira beginilah syair dalam lagu tersebut.

Ya Allah lagu ini sungguh mewakili luka di hatiku walau aku mati sakitnya masih terasa jika anakku tidak bisa bahagia.

TAMAT

By @midiagam