W A J I B L A P O R

Kalau lagi gak ada kerjaan dan hilang ide, lebih baik tulis puisi atau ikut kontes kecantikan.-@paskadom

Kamu akan membuat laporan harian mana kala hari-hari yang kamu sudah lalui, telah menjadi sejarah bagi kamu. Indah-buruknya, tak jadi soal. yang penting kamu yang menjalani. Bukan orang lain. Asal kamu tak melaporkan kegiatan harian tetangga kepada otoritas keamanan di negaramu, karena misalnya mencari satu sisir pisang yang matang di pokok di kebun belakang rumahmu. itu berarti kamu cu'ak. cu'ak dalam bahasa Indonesia adalah informan. Orang yang suka benar melaporkan orang lain untuk maksud-maksud mencelakai.

Cu'ak ini telah beroperasi dari zaman perang Aceh melawan Belanda, hingga ke zaman Aceh melawan Indonesia di masa-masa GAM berjuang.

Namun, tulisan ini tak akan menjabarkan lebih lanjut tentang cu'ak.

Tulisan ini selanjutnya akan menceritakan tentang bagaimana laporan dan wajib lapor kita buat di steemit yang mulia ini. Steemit memberi kita peluang mengekspresikan diri. Baik itu dalam bentuk opini, lagu, seni rupa hingga melalui laporan harian yang menjemukan. Kecuali mungkin laporan kehidupan selebritis macam Nikita Mirzani, Dewi Perssik hingga Lunamaya yang mana mereka sendiri laporkan di steemit ini. Bukan kita "cap prip" ini. Sayangnya, Nikita dan Luna belum ada yang mengiming-imingi SBD dan SP yang besar hingga tergerak hatinya bermain steemit.

Parahnya lagi, kita bukan seleb. Terbatas sekali daya jangkau kita dalam hal pamer kehidupan pribadi.

Tapi, di masa lalu, ada saudara kita di Aceh yang pernah berurusan dengan serdadu karena dicap GPK atau GAM, baik itu suami, istri atau anak dan famili terdekat, salah satu dari mereka yang disekap serdadu, harus rutin melaporkan diri ke pos-pos terdekat yang didirikan tidak sepermanen koramil atau kodim.

(kaos ini dijual seharga 150K. Minat bisa inbox. Masih dalam masa Pre Order)

kamu bisa bayangkan kamu masuk ke pekarangan sebuah bangunan yang isinya serdadu semua dalam keadaan negeri perang tidak, damai juga bukan. Aceh saat itu, saat DOM dari tahun 1989 sampai 1998, tak ubahnya orang hamil di luar nikah. disembunyikan rapat-rapat seakan tiada apa terjadi. Pada faktanya, mayat tak dikenal satu-satu ada di simpang jalan setelah dieksekusi semalam. Dan Rakyat disuruh memfardhukifayahkan. Saya sekali dalam hidup saat kelas 5 SD pernah melihat proses mengangkat jenazah korban penembakan dari simpang jalan, pada masa DOM, untuk kemudian dimakamkan. Pengalaman ini membekas dan mengharukan.

Bayangkan kamu masuk pos serdadu melaporkan diri pada petugas jaga, memperlihatkan KTP dan tentu saja laporan yang kamu bawa entah itu berisi info apa. Tidak dibentak adalah keberuntungan. Kalau salah info dan salah jawab kena tempeleng, naas saja kamu anggap.

Yang Pasti, serdadu ingin tahu bahwa kamu tidak melarikan diri. makanya diwajibkan lapor.

Steemit yang menyuruhmu membuat laporan harian dalam bentuk catatan kecil kegiatanmu, adalah melapor yang gunanya juga samar-samar: untuk diarsipkan, didokumentasikan dalam badan arsip negara atau hanya berakhir sebagai sampah administrasi? kerennya mungkin dalam "wajib lapor" di komunitas yang kamu ikuti, memberi ganjaran up-vote $0.70 dari kurator lokal. Dan itu bisa saja ditarik kembali kalau kuratornya lagi suntuk. Sama kayak suntuknya serdadu yang ikut dalam perang Aceh, kemudian jadi membabi buta di pasar di hari peukan.

Kalau lagi gak ada kerjaan dan hilang ide, lebih baik tulis puisi atau ikut kontes kecantikan.

salam maniis!