"Akan kusapu jejak sajak semenjak ratusan anak tangga telah letih kuinjak. Sehingga sepenggal kalimat bijak hanyalah hal-hal kocak yang akan aku acak-acak."
Entah sudah berapa banyak kopi yang kuteguk untuk menutupi puntung dan abu di dalam asbak. Bak pendosa yang mencoret akhlak, mengajak orang suci untuk nyemplung dalam riak, diiringi gong-gongan anjing-anjing yang menyalak. Sabar, jangan lekas beranjak, sebab segala barak dari prosa ini belum tuntas kubajak.
Tak akan ada sedikitpun alasan untuk kau terkesan, sebab ini hanya sebuah catatan kebosanan ketika lisan tak bisa meletupkan amukan atas semua kekesalan yang menumpuk di ujung labuhan.
Atur arah kiblat jika itu memang perlu diralat. Tapi jangan kau imami para penjahat bersorban penyelamat, sesungguhnya itu adalah isyarat yang mencoba mengangkat dirimu sebelum dibanting ke liang lahat. Banyak ayat-ayat muslihat berkedok nasehat, silahkan kau intip jagat akhirat yang pernah kau catat di buku ibadat.
Terlalu banyak honor menghiasi dompet 2fa, justru menjadi teror tiap malam dari pemain kotor. Sudah terlalu banyak gembar-gembor sang pendonor menyesakkan persekutuan kehumasan sampai kedalam kolor yang di rayakan dengan membakar obor. Lalu dengan api yang membara akan kutoyor congor-congor para orator kotor yang berkhotbah tanpa faktor, hingga suara mereka meredup dan yang terdengar hanyalah derap langkah yang menggedor.
Dan mari lupakan soal revolusi, sebuah kata fiksi yang hanya digadang-gadang demi gengsi. Kau seharusnya tak perlu banyak berasumsi dengan jurus slogan-slogan basi dalam mengelabui anak-anak baru lepas Asi, karena itu task lebih merupakan pengulangan diksi. Kau perlu adopsi amunisi untuk merevolusi diskusi. Serupa masturbasi yang perlu dituntaskan dengan onani, mari atasi ejakulasi yang seharusnya menjadi asasi. Kini semua telah dibatasi oleh konstitusi atas moralis yang bersekutu dengan api persekusi.
Biarkan mereka buas memulas batas dengan antusias. Hingga mereka puas merias selingkuhan nya yang menjadi bias perceraian. Biarkan mereka puas sampai lupa diri dan otaknya kebas. Hingga saatnya tiba, kita bilas dan libas semua kuasa mereka dengan cara beringas. Karena sekilas, bara kemarahan harus diselesaikan sampai tuntas. Bara api yang akan menjadi napas sehingga para sineas bisa kembali menghias layar kaca dengan ide seluas atlas.
Atas dasar pikiran yang semakin redup, dan antara degup jantung para penyelundup yang gugup dan nyali yang makin ciut ketika berhadapan dengan aparat kancut. Angkat tangan kiri mu, kita beri sedikit semangat, hingga berkat bakat kembali kerkelebat selayaknya hutan-hutan tuhan yang saling mengikat. Semenjak diputusnya tali pusar hingga kini kau mulai terlihat berkarat teruslah bersemangat dan siap-siap syahid tanpa ada yang ngelayat. Karena waktu cepat sekali bergulir, dan semua kemungkinan tidak pernah bisa kau anulir. Jalani hidup dan jangan lupa ucapkan takbir, jangan biarkan kakimu terkilir sebab kau akan berjalan sampai titik akhir dan hadapi semua cibir dengan biji pelir bagai hulu ledak nuklir.
Semoga lekas pulih dari segala tabir!
25% reward diperuntukkan untuk @indonesianers , demi kemaslahatan bangsa!