How To Make Natural Eye Cleanser Properly With Betel Leaves - The Secret Reveal (Bilingual)

Betel leaves are very useful for a lot of remedies, such as to eliminate bad breath, Fluor Albus, and very useful as natural antiseptic. Chew betel leaves with calx, areca nut, and tobacco together is very good to clean and strengthen your teeth, and in a lot of regions, it is used as an honorable welcome serving for guests. Though at the moment people do not like to chew this betel leaves anymore, but as tradition, we still use it as a symbol. Anyway, this time I want to post about how to make natural eye cleanser with these betel leaves. I use it very often, it helps to clean my eyes, to cure eyes iritation, and even to help to cure cataract disease. I love to use it, even though it is so painful in the beginning, but its worth it. My eyes feel so fresh and clean.

Daun sirih sangat berguna untuk menyembuhkan berbagai penyakit, seperti menghilangkan bau mulut, keputihan, dan sangat berguna sebagai antiseptik alami. Mengunyah daun sirih dengan kapur, pinang, dan tembakau sangat baik untuk membersihkan dan memperkuat gigi, dan di banyak wilayah di Indonesia, ini juga digunakan sebagai sajian untuk menghormati tamu. Meskipun tidak banyak lagi yang mau mengunyahnya, tetapi tetap saja hal ini dijadikan tradisi yang merupakan simbol penghormatan kepada tamu. Kali ini saya akan membagikan bagaimana membuat cairan pembersih mata menggunakan daun sirih ini. Saya sering menggunakannya untuk menjaga keberssihan mata, menyembuhkan iritasi, dan juga untuk mencegah serta menyembuhkan katarak. Saya senang menggunakannya, meskipun sangat perih di awalnya, tetapi berguna sekali. Mata saya menjadi segar dan bersih.

I have this recipe from one of the oldest manuscript that consist of natural and traditional medicines. Indonesia has a long history to learn about science, not only from the nature but they also try to study about it from scriptures of all religions that we have in Indonesia, especially Al Quran. Our ancestors learn, study, and made experiments about it, and wrote it in a lot of manuscripts that some are still kept safely until today. I have been traveling to personals as well as to libraries, private libraries in ex Indonesia old kingdoms, and discussed with some experts about a lot of topics, especially science. Most people tend to ignore and think negative about it, they relates it with magic, burnt or abundant these manuscripts, but I think they are all totally wrong. This world is getting older and we have advance technology, but all of those old traditions, including this kind of medicine are still the best. A lot of people now realize how important to try to keep everything as natural as possible and use only natural products to keep healthty. I hope more people, especially in Indonesia, to also realize it. We are so blessed for having a lot of plants which all have a lot of benefits for us. We should appreciate and thankful for that by learning, using, and keeping it.

Saya medapatkan resep ini dari salah satu manuskrip tertua yang berisi segala macam pengobatan tradisional dan alami. Indonesia memiliki sejarah panjang dalam hal mempelajari sains, bukan hanya secara alami, tetapi juga mempelajarinya dari berbagai kitab suci yang dimiliki oleh agama-agama di Indonesia terutama Al Quran. Para leluhur juta belajar, mempelajari, dan membuat penelitian tentang hal ini, lalu menuliskannya di berbagai manuskrip yang sampai sekarang masih banyak yang disimpan. Saya sudah keliling ke mana-mana, baik menemui orang-orang secara pribadi, ke perpustakaan, dan bahkan ke perpustakaan khusus yang dimiliki oleh berbagai kerajaan di Indonesia, dan juga sering berdiskusi dengan para ahlinya tentang berbagai topik, terutama sains. Banyak orang sekarang cenderung tidak peduli dan berpikir negatif tentang segala ilmu pengetahuan di masa lalu ini, banyak yang menghubungkannya dengan urusan magis, membakarnya, dan bahkan mengacuhkannya, tetapi menurut saya mereka itu salah banget. Dunia ini semakin tua dan teknologi boleh semakin canggih, tetapi tradisi kuno, termasuk pengobatan tradisional ini tetap yang terbaik. Banyak orang sekarang yang sudah menyadari bagaimana pentingnya untuk bisa menjaga segala sesuatunya tetap sealami mungkin dan hanya menggunakan produk alami agar tetap sehat. Saya berharap ada lebih banyak lagi orang, terutama di Indonesia yang juga menyadarinya. Kita ini begitu diberkati dengan diberikan berbagai macam tanaman yang semuanya memiliki guna dan manfaat. Sudah sepatutnya kita bersyukur dan menghormati semua pemberian ini dengan mempelajari, menggunakan, dan menjaganya.

What you need is:
20 betel leaves
2 glass of water
Mason jar

Yang Anda butuhkan adalah:
20 lembar daun sirih
2 gelas air
Toples kaca

You need to clean these betel leaves properly before you use it. Put all leaves and water in a pan and boiled it for around 20 minutes get just half glass of water. Put all of those leaves and water in a mason jar, put this mason jar under the sun and every night, open it in the air. The energy that we get from the sun and the air at night will be very useful and make this water become stronger. You need to keep it at least 1 day before you can use it for maximum result unless you need it for emergency. When you want to use it, take some of the leaves and drop 3-4 the water from the leaves directly to your eyes. Use it before you go to bed, and don’t panic if in the morning you will find plenty of dirt come out from your eyes. You can use it daily, or at least twice a week to clean your eyes and to keep your eyes healthy. But, if you have irritation and cataract, you need to use it 3 times a day until its cured. You can use this water to clean your wound, your burnt skin, wash your mouth, and to wash your genital as well. It is safe for children.

Anda harus membersihkan semua daun sirih ini dengan baik sebelum menggunakannya. Taruh semua daun dan air di dalam panci lalu biarkan mendidih selama sekitar 20 menit untuk mendapatkan hanya setengah gelas air. Taruh semua daun dan airnya di toples kaca, lalu taruh di bawah matahari dan buka biarkan diembunkan setiap malam. Energi yang didapatkan dari mahari dan udara malam hari akan sangat berguna untuk membuat air ini lebih kuat. Paling tidak Anda harus menjemur dan mengembunkannya selama 1 hari sebelum dipakai untuk hasil maksimal kecuali dibutuhkan darurat. Kalau sudah siap, ambil daunnya dan teteskan airnya sebanyak 3-4 tetes langsung ke mata. Gunakan sebelum tidur dan jangan panik kalau begitu bangun pagi ada banyak kotoran mata yang keluar. Anda bisa menggunakannya setiap hari atau paling tidak seminggu dua kali untuk membersihkan mata dan menjaga kesehatan mata. Namun jika Anda sedang sakit mata, iritasi atau memiliki katarak, sebaiknya gunakan 3 kali dalam sehari sampai benar-benar sembuh. Anda bisa menggunakan air ini juga untuk membersihkan luka dan luka bakar, membersihkan mulut, dan membersihkan organ genital Anda. Air ini juga aman digunakan oleh anak-anak.

It is easy, right? You can do it yourself at home and it will not take too much time to do it. The longer you keep this water, the more murky it is, and it will not be less painful, but if you do not put in under the sun and open it on the air at night, you will lost its benefits. That is the secret that a lot of people do not know. You can keep it for a month if you do it properly. Now, I reveal the secret, I hope you all like it and try it yourself. Be patient and consistent with the process, you will get the best result.

Sangat mudah, kan? Anda bisa mempraktekkannya langsung di rumah dan tidak butuh banyak waktu untuk melakukannya. Semakin lama Anda menyimpan air ini, akan semakin keruh airnya dan semakin tidak perih lagi kalau digunakan, tetapi tidak akan berguna bila tidak Anda jemur dan embunkan setiap hari. Itulah rahasianya yang banyak orang tidak tahu. Anda bisa menyimpan dan menggunakannya selama satu bulan bila Anda menyimpannya dengan baik. Sekarang saya membuka rahasianya, saya harap Anda menyukainya dan mau mencobanya. Kesabaran dan konsistensi menjalani semua proses ini akan membuat Anda mendapatkan hasil terbaik.

Bandung, 7 September 2018

Warm Regards – Salam hangat selalu,

Mariska Lubis