Apa kabar sahabat steemean semuanya, semoga sehat semua. Hari ini saya menulis kisah nyata mendidik dan memberi pembelajaran membiasakan anak ziarah ke makam orang tua setiap tahun selama 11 (sebelas) tahun, telah berlalu selain rutinitas mengirimkan do'a setiap waktu kepada ibunya. Kisah ini dari sahabat saya sebut saja namanya (B) dan anaknya (A).
Sebelas tahun silam pada hari selasa tanggal 23 januari 2007 almarhummah meninggal dunia di ruang iccu salah satu rumah sakit di Aceh Barat dan di kebumikan desa Simpang empat Kabupaten Nagan Raya dengan jarak dari Kabupaten Aceh Barat lebih kurang 20 kilometer.
Semasih hidup kedua orang tuanya, A bersekolah di TK PGRI satu tahun pada saat itu umur lima tahun lebih, setelah itu masuk ke Tk ALQURAN di kompleks Mesjid Agung satu tahun pada saat itu umurnya lebih enam tahun, setelah itu baru masuk sekolah dasar.
Almarhummah meninggalkan suami dan satu orang anak perempuan yang berumur tujuh tahun pada saat itu anaknya sekolah dasar kelas satu mendekati naik ke kelas dua, ibunya di panggil menghadap Illaahi untuk selama lamanya atas kehendak Allah Swt.
Lebaran ini A sudah berumur delapan belas tahun lebih kurang tetapi B tetap membawa anaknya untuk berziarah ke makam ibunya setiap lebaran di samping waktu waktu lain singgah di makam ibunya jika melintasi wilayah Kabupaten Nagan Raya atau jika ada kerabat yang meninggal.
Setelah ibunya meninggal A tetap bersekolah pada sekolah dasar negeri dua puluh lima (Sdn 25), kemudian sambung ke sekolah MTSN model meulaboh selama tiga tahun, kemudian masuk sekolah SMAN 1 Meulaboh selama tiga tahun dan sekarang sudah tamat SMAN, rencana akan melanjutkan kuliah di Banda Aceh kata ayahnya B.
Ibunya B pada tahun 1982 meninggal dan B pada saat itu sekolah kelas dua di sebuah sekolah dasar (Sdn) di kampung, kenangan pahit di rasakan B hidup bersama ibu tiri sehingga kepahitan yang di rasakan B tidak terulang bagi anaknya yang perempuan ini, cukuplah B yang merasakan pahit dalam derita hidup bersama ibu tiri karena B anak laki-laki.
Atas kenangan pahit hidup B dan semua pengalaman B, cukup B yang merasakan, sedangkan A tidak boleh merasakan kepahitan tersebut, karena A seorang perempuan, ini salah satu tekad B untuk menjaga, merawat A dengan sesepurna mungkin harapan B dalam membesarkan A.
Setelah merenungkan secara mendalam B pada tanggal sebelas bulan agustus 2007 kawin dengan adik Almarhummah sebut saja namanya C, yang sampai saat ini B telah berkeluarga dengan adik Almarhummah lebih kurang sebelas tahun, dari tahun 2007 sampai sekarang A tinggal bersama.
Alhamdulillah A, B dan C hidup rukun bahagia bersama bertiga satu rumah, A selama sebelas tahun tidak merasa kehilangan ibunya karena C merupakan bundanya adik dari ibunya. Dan selama dua tahun A tidur bersama A, B dan C yaitu tahun 2007 s/d 2008 kemudian tahun 2009 A tidur satu kamar bersama pembantu rumah tangga.
Pada saat A lulus Sdn, dan melanjutkan sekolah ke MTSN, A tidur satu kamar sendiri dan sekolah tidak lagi di antar oleh B, A dibelikan sepeda UNITY, sehingga A kesekolah dengan sepeda UNITY dari kelas satu MTSN sampai tamat SMAN.
Selama 11 tahun pintu kamar B tidak pernah di kunci, karena pada malam hari A sering tidur masuk ke kamar B ayah bundanya, pada saat hujan, petir dan angin A bangun tidur bersama kedua orang tuanya dan begitu juga kalau dia sekali kali tidur bersama orang tuanya jika A rindu pada B dan C.
Kini A akan kuliah ke banda aceh sehingga B dan C merasakan kesepian yang sangat mendalam, tidak tahu apa yang akan terjadi kedepan, karena A kuliah di Banda Aceh, kami belum tahu apa yang harus kami lakukan.
Yang pasti sangat menderita adalah C karena selama sebelas tahun lebih kurang C selalu sulang nasi pada A, C satu hari tiga kali sulang nasi untuk A sehingga kedepan C makan sendiri dan A makan sendiri, apakah C dan A akan kurus karena makan sendiri sehingga selera makan hilang saya belum tahu kedepan tutur B.karena selama ini C makan untuk sendiri dan sulang Untuk A saban hari.
Alhamdulillah saya aman karena penganti ibunya A adalah adik dari ibunya A, sehingga A adalah anak C sendiri yang di berikan kasih sayang cukup sempurna, karena A selama ini jika menginap di rumah famili atau saudara tidak boleh lebih hanya satu malam, karena C tidak mengizinkan lama di rumah famili, atas kasih sayang C pada A cukup sempurna maka B mengucapkan terima kasih pada C yang cukup mendalam hanya Allah Swt yang mampu membalas nya. Demikianlah kisah sahabat saya ini saya tulis semoga bermanfaat bagi sahabat steemean dan steemit di mana pun berada, selamat berbahagia sabtu 30 juni 2018 by. @abduljalill.mbo
