Berjuang Bersama Pejuang Agraria

Para steemian semua.. saya coba berbagi pengalaman dalam mendampingi masyarakat yang diproses secara hukum. Pengalaman ini bermula pada tahun 2015 bersama dengan rekan-rekan advokat yang tergabung di Lembaga Bantuan Hukum Banda Aceh mendampingi masyarakat yang sedang memperjuangkan hak atas tanah yang diserobot oleh perusahaan yang berakhir beberapa masyarakat yang disidangkan di pengadilan. Persoalan ini didasari karena konflik pertanahan. Dimana tanah tersebut telah dimiliki oleh masyarakat semenjak belanda kalah perang yaitu tepatnya pada tahun 1943.
Setelah sekian lama masyarakat menggarap tanah tersebut sebagai lapangan kerja untukmemenuhi kebutuhan sehari-hari maka pada tahun 1982 terjadilah perebutan tanah tersebut oleh perusahaan yang memuncak pada tahun 1986. Perebutan lahan seluas 144 hektar itu dilakukan secara paksa oleh pihak perusahaan dengan berbagai cara yang melawan hukum.

Pada bulan Februari 2015 ada 11 orang warga Kabupaten Aceh Tamiang yang dikriminalisasi. Ke sebelas warga tersebut saat ini ditahan, dan karena diduga telah melakukan tindak pidana. Kemudian pada bulan September 2015 para pejuang agraria tersebut disidangkan dengan dibacakan surat dakwaan nya di muka persidangan dimana para pejuang agraria tersebut hanya menuntut hak atas tanah dimana tanah yang masyarakat yang telah di kelola secara turun temurun oleh orang tua mereka. Atas dasar itu lah masyarakat memperjuangkan lahan yang telah di kelola oleh perusahaan.

Semestinya para pejuang agraria adalah korban yang menuntut hak atas tanah. Namun kenyataan berbicara lain, justru para pejuang agraria yang ditangkap dan ditahan serta disidangkan karena dituduh telah melakukan tindakan pidana. Ibarat kata pepatah “sudah jatuh tertimpa tangga pula”. Dan diputuskan bersalah dan sekarang mereka sudah bebas setelah mejalani hukuman terhadap pidana yang didakwakan tersebut.