Nora Maghfirah perempuan dengan segudang prestasi yang tidak mengenal kata menyerah. Beliau lahir di Sigli 27 juli 1996 anak ke dua dari empat bersaudara, Mahasiswa Akuntansi Univeritas Syah Kuala Banda Aceh. Mungkin pembaca bertanya apa yang membuat saya sehingga tertarik menjadikan beliau narasumber saya dalam menulis kali ini. Beliau merupakan kakak leting satu tingkat di atas saya ketika kami sama-sama menempuh pendidikan di MAN Model Banda Aceh.
Selama saya menjadi teman beliau ada hal yang dapat saya tangkap dari sosok Nora Maghfirah. Beliau orang yang selalu mencoba dan tidak mudah menyerah, beliau orang yang selalu aktif di setiap bidang. Di Man Model dulu, beliau mengikuti Basket Putri, PIK-R, Pramuka, PMR, Paskibraka, Cerdas Cermat, Nari, dan beliau juga di percaya oleh pihak sekolah untuk mewakili sekolah jika ada lomba-lomba yang berhubungan dengan akademisi. Dan yang membuat saya sangat takjub, dari semua kegiatan yang beliau ikuti beliau mencontrengkan prestasi yang sangat membangkakan. Di antaranya, menjadi juara satu olimpiade pajak di Aceh, juara dua cerdas cermat cepat tepat Akuntansi se-Sumbangut, juara satu Try Out UN dari Man Model B.Aceh, juara dua winner of 3on3 BasketBall, Purna Paskibraka Indonesia Prov.Aceh, Putri intellegencia for Fiesta XXVII from scout Andalas University, dan masih banyak lagi prestasi beliau yang mungkin jika saya tulis satu persatu akan sangat banyak memakan tempat. Dan ternyata pada tahun 2017 yang lalu beliau menempati peringakat runner up 1 atau juara dua sebagai Duta Wisata Banda Aceh.
Ini menakjubkan. Saya berfikir mengapa sangat mudah untuk beliau mendapatkan prestasi yang beliau inginkan, dan terkadang bukan hanya saya saja yang merasa takjub, orang lain yang memandang beliau juga merasakan apa yang saya rasakan. Ketika saya bertanya kepada beliau mengapa sangat mudah kak Nora mencapai sesuatu?? Beliau menjawab apa yang orang lain lihat sekarang tentang beliau, sesungguhnya dibalik itu semua beliau sudah banyak menginjak batu-batu kerikil yang tajam. Beliau banyak mencoba peluang-peluang yang ada dan dari banyak nya peluang yang beliau coba hanya 5% yang berhasil beliau lalui dan 95% nya lagi beliau gagal. Sungguh sebenarya ini mengejutkan saya bagaimana bisa beliau terus mencoba tetapi sudah cukup banyak beliau melalui proses yang namanya kegagalan. Dan tentu ini semakin membuat saya penasaran apa motivasi beliau mengikuti ini itu, mencoba ini dan itu. Beliau hanya menjawab dulu itu beliau mempunyai list di Dream book dan di situ tertulis semua apa yang ingin beliau lakukan kedepannya, cita-cita beliau, dan apa yang ingin beliau capai. Alhamdulillah sebagian dari Dream book tersebut sudah mulai tercapai, dan dari keggalan tersebut kita seperti harus belajar dan terus belajar, dan disitu kita sadar bahwa di atas kita masih ada yang lebih dari kita ini yang menjadi motivasi beliau untuk tidak menyerah dan selalu menikmati kegagalan yang beliau lalui.
Beliau mengatakan inti untuk mencapai suatu kesuksesan yang peratama dekat dengan Allah, yang kedua membaca buku, dan yang ke tiga banyak mengikuti kegiatan-kegiatan yang positif. Selain untuk menambah pertemanan dan pengetahuan, dengan kegiatan-kegiatan ini kita lebih memahami karakter masing-masing orang, kita lebih menghargai orang lain, dan apa yang tidak kita dapatkan di buku akan kita dapatkan di kegiatan yang kita ikuti.
Kak Nora juga mengatakan menurut beliau tingkat kegagalan seseoarang itu sama, Allah sudah membagi setiap manusia tingkat kegagalannya. Misalnya jika tingkat kegagalan beliau 100 maka tingkat kegagalan yang lainnya juga 100, tetapi yang membedakan bagaimana cara kita menggugurkan tingkat kegagalan itu, ingin kita gugurkan ketika kita masih muda dan menikmati keberhasilan di masa tua, atau ingin kita gugurkan kegagalan itu ketika di masa tua. Dan kita sebagai generasi milenial seharusnya sadar, seharusnya kita bisa lebih memanfaatkan peluang yang ada dan jangan takut untuk mencoba, karena rezeki itu Allah yang atur. Jadi ketika gagal jangan mudah menyarah harus terus mencoba sebab pengalaman yang paling berharga adalah kegagalan, dengan kegagalan kita dapat terus belajar dan memperbaiki kesalahan.
Cukup sekian saya menceritakan seorang wanita Aceh yang bernama Nora Maghfirah, semoga bisa menjadi motivasi untuk saya dan pembaca agar selalu mencoba dan tidak mudah menyerah.