Reog is one of the great arts from East Java. Reog has been featured in a number of major cities in America and Europe as well as a number of countries in Asia. Reog mentioned comes from a district named Ponorogo. Therefore the name Reog is also often referred to by the name of his native region to Reog Ponorogo. Barong or lion head mask is the main of Reog symbol.

In contrast to other dance and cultural arts, such as Kuda Kepang, Reog is mentioned very thick with the science of inner or mysticism.

A story that developed in the middle of society mentions, Reog is a manifestation of the form of disappointment of one of the kingdom of Majapahit kingdom, Ki Ageng Kutu or Ki Demang Suryongalam to Prabu Brawijaya.

But officially, Reog is narrated from the story when King Ponorogo was attacked by Kediri forces when he was about to apply for Kediri's princess, Dewi Ragil Kuning.

This Reog dance survives in the life of the people of East Java, whether settled in the country, or abroad. Therefore, it was excited when Malaysia claimed that Reog came from the country. Because the people of Indonesia who once migrated and then became citizens of Malaysia, still continue to play this Reog art.

Reog is always played during circumcision events, marriages, grand opening events as well as visits of important state guests.

Let's continue to nurture and promote the culture of the archipelago to the world.

Image source: 1, 2, 3

*INDONESIA*

Reog Ponorogo, Budaya Indonesia untuk Dunia

Salah satu kesenian dari Jawa Timur yang sangat mendunia adalah Reog. Reog sudah pernah ditampilkan di sejumlah kota besar di Amerika dan Eropa serta sejumlah negara di Asia. Reog disebutkan berasal dari sebuah kabupaten bernama Ponorogo. Karena itu nama Reog juga sering disebut dengan nama daerah asalnya menjadi Reog  Ponorogo. Barong atau topeng berbentuk kepala singa adalah simbol utama Reog. 

Berbeda dengan seni tari dan budaya lainnya, seperti halnya Kuda Kepang, Reog ini disebut-sebut sangat kental dengan ilmu kebatinan atau mistik. 

Sebuah cerita yang berkembang di tengah masyarakat menyebutkan, Reog ini merupakan manifestasi dari bentuk kekecewaan salah seorang petinggi kerajaan Majapahit, Ki Ageng Kutu alias Ki Demang Suryongalam kepada Prabu Brawijaya.

Namun resminya, Reog ini dikisahkan berawal dari cerita ketika Raja Ponorogo diserang oleh pasukan Kediri ketika Ia hendak melamar putri Kediri, Dewi Ragil Kuning. 

Tarian Reog ini bertahan dalam kehidupan masyarakat Jawa Timur, baik yang menetap di dalam negeri, maupun di luar negeri. Karena itu, sempat heboh ketika Malaysia mengklaim bahwa Reog berasal dari negara tersebut. Karena masyarakat Indonesia yang dulu hijrah dan kemudian menjadi warga negara Malaysia, masih terus memainkan kesenian Reog ini.

Reog selalu dimainkan ketika acara sunatan, perkawinan, pembukaan acara-acara besar serta ketika kunjungan tamu-tamu penting kenegaraan.

Mari terus merawat dan mempromosikan budaya nusantara pada dunia.