A lecturer criticized the management of an official at a college. The criticism seemed reasonable, despite sharp differences of opinion. After a long debate between the two, the lecturer was then kicked from the whatapps group. Not in the group where the debate took place, but in another group where the official concerned was the admin.
So, problems in one field are subject to sanctions in the other field because the relevant officials have little power in the field. Imagine, only a little power being an admin, but used in a cruel, arbitrary, and arrogant manner.
Trivial problems become serious and overreacted. It's just discussion in an internal group. What if he is criticized openly?
***
Being an admin in a group, especially when discussing political choice issues like now, is often wrong. Admin must be neutral even if he disagrees with group members. Likewise, if there is a stronghold opposite, it must be wise to respond to the conflict so that it does not extend to land.
In groups, debates occur in the form of text, which not everyone is able to write good messages and in accordance with what he wants to say. He meant this, but what he wrote was that.
In text messages there is also no intonation. Intonation can differ from one reader to another reader, depending on mood, insight, as well as the reader's view of the sender of the message. No wonder then that many people were mistaken in discussions in a group that later developed into hostility.
This is where the wise admin role is needed. Admin must be a mediator, a wise person in every conflict, also a moderator, not otherwise involved in conflict.
Many people complain that many groups now only discuss unproductive political issues, and interfere with friendship. Want to get out of the group afraid of being accused of being arrogant. Finally, it’s work every day only deletes messages from one group to another group.
*****
*INDONESIA*
Bijak Menjadi Admin Grup
Seorang dosen mengkritisi manajemen seorang pejabat di sebuah perguruan tinggi. Kritik itu terlihat wajar, terlepas ada perbedaan pendapat yang tajam. Setelah terjadi perdebatan panjang di antara keduanya, dosen tersebut kemudian ditendang dari grup whatapps. Bukan di grup tempat terjadinya perdebatan, tetapi di grup lain di mana pejabat bersangkutan menjadi adminnya.
Jadi, masalah di satu ladang dikenai sanksi di ladang yang lain karena pejabat bersangkutan memiliki sedikit kekuasaan di ladang tersebut. Bayangkan, hanya sedikit kekuasaan menjadi admin, tapi digunakan dengan cara kejam, semena-mena, dan arogan.
Masalah sepele menjadi serius dan ditanggapi secara berlebihan. Itu hanya diskusi di sebuah grup internal. Bagaimana kalau ia dikritisi secara terbuka?
***
Menjadi admin di sebuah grup, apalagi bila membahas masalah pilihan politik seperti sekarang ini, sering serba salah. Admin harus bersikap netral meski tidak sependapat dengan anggota grup. Demikian juga bila ada kubu yang berseberangan, harus bijak menanggapi konflik agar tidak meluas sampai ke darat.
Di dalam grup, perdebatan yang terjadi dalam bentuk teks, yang tidak semua orang mampu menulis pesan yang bagus dan sesuai dengan apa yang ingin ia katakan. Maksudnya begini, tetapi yang ia tulis begitu.
Dalam pesan teks juga tidak ada intonasi. Intonasi bisa berbeda antara satu pembaca dengan pembaca lain, tergantung suasana hati, wawasan, juga pandangan pembaca terhadap pengirim pesan. Tidak heran bila kemudian banyak orang salah sangka dalam diskusi di sebuah grup yang kemudian berkembang menjadi permusuhan.
Di sinilah peran admin yang bijak dibutuhkan. Admin harus menjadi penengah, orang yang bijak dalam setiap konflik, juga menjadi moderator, bukan sebaliknya terlibat dalam konflik.
Banyak orang mengeluh banyaknya grup sekarang hanya membahas masalah politik yang tidak produktif, dan mengganggu persahabatan. Mau keluar dari grup takut dituduh sombong. Akhirnya, pekerjaan setiap hari hanya menghapus pesan dari grup satu grup ke grup lain.
*****
Betul bang, saya sering mengalami hal seperti ini dalam grup whatsapp. Malah yang diperbincangkan masalah politik terus, sehingga para admin melupakan ada hal yang lebih penting dari itu.
Salam ksi bang @aiqabrago 😊
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
@mukhtarilyas, menjadi admin harus sabar dan benar sekali bang @aiqabrago, dan bijak. Salam sukses
Posted using Partiko Android
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Orang seperti itu sangat tidak bijak, dia membawa masalah ke tempat lain dan memberikan balasan ketika dia memiliki kekuasaan. orang seperti ini tidak bisa di jadikan admin di dalam grup, terlebih lagi dijadikan seorang pemimpin. dan saya setuju seharusnya seorang admin harus menjadi penegah ketika Terjadinya permasalahan, harus mampu memberikan ketenangan ketika permasalahan terjadi.
Posted using Partiko Android
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit