Studi Religi Aceh 11:20
Pada kesempatan ini saya akan merieview Acehnologi volume 2 ini merupakan bab yang ke 20 yang membicarakan tentang Studi Religi Aceh. Apa sih sebernarnya religi itu? Religi itu suatu kata dalam bahasa inggris, yang diartikan sebagai agama, kemudian muncul pertanyaan apa sih agama itu? banyak orang dari kita selalu memasangkan agama dengan islam akan tetapi, kata agama dan Islam dua istilah yang berbeda.Kata Agama itu diartikan sebagai keyakinan. Sedangkan kata Islam itu diartikan sebagai penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah. Dalam kacamata antropologi agama disini bukan hanya agama Islam, tetapi bisa saja agama Hindu.
Dalam kacamata Acehnologi antara Aceh dan Islam itu tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lain, karena kerajaan-kerajaan Aceh berlandaskan pada sistem keyakinan Islam.Kebudayaan-kebudayaan di Aceh pun tidak terlepas dari nilai-nilai keislamannya.Aceh tanpa Islam diibaratkan rumah tanpa atap, sama seperti Pulau Jawa khusunya Bali yang masih mempertahankan Hindu sebagai patokan dalam segala hal.
Dalam sejarah Aceh, Islam itu datang dibawa oleh Ulama melalui proses perdagangan,sehingga datangnya Islam datang ke Aceh dengan cara damai, sama halnya kedatangan Islam ke Eropa. Proses Islamisasi yang dilakukan di Aceh dengan cara menghubungkan satu wilayah dengan wilayah lainnya, pertanyaannya kenapa kedatangan Islam di Aceh sangat cepat diterima? Sementara di Jawa,tidak.Karena hampir semua kerajaan Islam itu berada di wilayah pesisir, sedangkan di Jawa itu sendiri belum siap menerima kedatangan Islam itu sendiri.
Kajian tentang islam dikenal dengan istilah Dirasah Islmiyah, dirasah Islamiyah ini berupa tempat-tempat menuntut ilmu, seperti: balai pengajian, dayah salafi (dayah Ulee titi, dayah Seulimuem), dan lain sebagainya. Adanya tempat-tempat kajian keislaman tersebut mencerminkan bahwa pembelajaran di Aceh itu diwujudkan dalam pembelajaran yang berbau Islami.
Contoh Dirasah Islamiyah pembelajaran didayah
Adapun model pembelajaran di dayah salafi tersebut adalah model pembelajaran dengan menggunakan berbagai kitab yang berlembaran putih dan kuning, seperti: kitab Akhlak, kitab Masaila, kitab Safinnatun Naja, kitab, Tambeh ghul ‘afilin, kitab bajuri, kitab sabila, taisir akhlak, matan bina ( khusus mengkaji ilmu nahu), daqaiqul akbar, wasyihul afra, dan kitab lainnya, akan tetapi orang yang belajar didayah salafi tersebut tidak hanya belajar kitab saja, tetapi juga ada belajar syair-syair dan shalawat-shalawat yang menggunakan bahasa Aceh, tetapi iramanya itu irama india.
Berikut contoh kitab yang dipelajari di dayah salafi
Kitab wisyahul afraa ini merupakan salah satu kitab kuning yang dikarang oleh syekh Abdul fani Muhammad Ismail Daud Fathani ( 1260-1333 H/1844-1915 M0 seorang tokoh ulama Nusantara yang tinggal di Makkah dan beliau seorang guru di Masjidil Haram , kitab ini merupakan kitab yang dipakai oleh orang dayah salafi, adapun pembahasannya itu terdapat 19 Bab, Bab I (rukun Islam dan rukun Iman), bab II (menakuti orang yang meninggalkan shalat), bab III (thaarah), bab IV (yang membatalkan wudhu’), bab V (Mandi), bab VI (Tayamum), bab VII (Shalat), bab VIII (syarat shalat), bab IX ( rukun shalat),bab X (sujud sahwi), bab XI (shalat sunah),bab XII (bab shalat berjama’ah), bab XIII (Qashar dan Jama’ shalat), bab XIV (shalat jum’at), bab XV (Shalat 2 hari raya), bab XVI (shalat Gerhana Matahari), bab XVII ( Istisqa’ / minta hujan), bab XVIII (shalat jenazah), bab XIX (setengah dari beberapa faedah dunia dan akhirat).
Dalam studi religi Aceh ini, acehnologi juga mengkaji mengapa pemikiran orang Aceh tentang Islam itu levelnya itu sudah tinggi sekali, sehingga mempengaruhi seluruh dunia? itu disebabkan karena adanya penyebaran Islam yang disebarluskan ke Aceh, sehingga dengan penyebaran tersebut menempatkan posisi Aceh sebagai posisi teratas karena di Aceh rata-ratanya itu mayoritas Islam (muslim), walaupun aceh bukan negara Islam.
Islam di Aceh masa kini banyak sekali permasalahan-permasalahan yang muncul di dalam masyarakat Aceh itu sendiri, seperti
- Banyak masyarakat kota sekarang yang tidak perduli dengan pentingnya mempelajari ilmu agama.
- Banyaknya masyarakat mendengarkan dakwah atau ceramah-ceramah itu tidak langsung dari Teungku, tapi didengarkan dari orang yang tidak terlalu paham tentang agama, sehingga hal yang seperti itu dapat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti : sesat
- Sekarang masyarakat jika ingin tahu tentang agama, bisa langsung search di google, youtube, dan sebagainya. Tanpa menanyakan kepada yang lebih mengetahui tentang ilmu agama.