Asal Usul Kerajaan Islam Perlak

in indonesia •  7 years ago 

p1.jpg

Sumber Gambar

Bismillah, Assalamualaikum Wrb. Saleum Keurakan Bandum

A. Latar Belakang

Sejarah merupakan perjalan sebuah bangsa dalam memberikan kontribusi kepada masyarakat dunia, majunya sebuah bangsa ditentukan oleh pendidikan bangsa itu sendiri, bangsa yang hannya mementingkan aspek kemajuan semata dalam arti tanpa memperhatikan nilai akhlak dan moral, bangsa itu akan dihancurkan oleh bangsa lain yang memperhatikan nilai-nilai akhlak dan moral. Dan sebaliknya sebuah bangsa yang senantiasa menjaga keutuhan bangsanya dengan nilai-nilai akhlak, maka bangsa itu akan menjadi pemimpin bagi bangsa lain dalam setiap peradaban. Akan tapi terkadang sebuah bangsa sering melupakan identias bangsanya sehingga bangsa itu tertelan oleh bangsa lain yang terus melestarikan peradaban bangsanya, maka amat cocoklah apa yang dikatakan oleh presiden Turki Receb Tayyib Erdogan.
” jika sebuah bangsa melupakan agamannya, maka bangsa tersebut akan diatur oleh bangsa-bangsa lain. Apabila bangsa melupakan suatu peradaban yang menjadi sebab asal mulanya , maka bangsa tersebut akan menjadi tawanan peradaban bangsa lain”
Namun sekarang perhatian kita untuk mengkaji ulang sejarah kita masih sangat kurang padahal sejarah Islam Perlak adalah suatu hal yang harus mendapat perhatian bersama, terutama pemerintah dan kedua adalah akademik dan yang ketiga adalah tokoh-tokoh masyarakat. Bersatunya ketiga komponen ini pasti akan melahirkan sebuah kesimpulan nyata tentang sejarah kita.
Muslim Aceh sangat patut mengetahui sejarahnya karena ini adalah termasuk jati diri bangsanya. Dalam beberapa buku dijelaskan bahwa, kerajaan perlak adalah salah satu kerajaan Islam tertua di Nusantara, kerajaan ini berdiri sejak abad 3 hijriah atau pada abad 9 masehi atau bertepatan pada 1 muharram 225 H. 840 M sampai dengan 1292 M, dan langsung dari arab. Disebutkan pula bahwa pada tahun 173 H, sebuah kapal layar berlabuh di Bandar perlak membawa angkatan dakwah di bawah pimpinan Nahkoda Khalifah dari Timur Tengah dan Gujarat. Kerajaan Perlak didirikan oleh Sayid Abdul Aziz (Raja Pertama Islam Perlak) dengan gelar Sultan Alaidin Sayid Maulana Abdul Aziz Syah.
Berkat ajaran Islam yang lebih mementingkan nilai akhlak dalam tamadunnya, sampai hari ini kegemilangan masih didengungkan dimeja-meja kupi, namun sangatlah disayangkan kegemilangan yang pernah dicapai itu, tidaklah berlaku pada hari ini. Monisa adalah salah satu yayasan yang didirikan untuk melestarikan kegemilangan sejarah Islam perlak, namun selalu mengalami kendala-kendala ketika ingin membangkitkan sejarah Islam kembali.
Sudah sangat maklum bagi masyarakat Aceh Timur sekarang, dulu pernah ada bantuan dana dari Negara Islam Timur Tengah, mereka ingin mendirikan Mesjid megah tepatnya di Bangunan MONISA sekarang, namun keinginan itu dihentikan oleh pihak yang tidak senang melihat Islam kembali bersinar di Perlak. Menurut informasi dari tokoh Aceh yang bisa dipercaya, mesjid Putra Jaya Malaysia sekarang yang megah berkilau adalah mesjid yang seharusnya dibangun di Aceh Timur yaitu di Monumen Islam Asia Tenggara, entah olah siapa sehingga mesjid tersebut sekarang telah menjadi kebanggaan Malaysia.
Melihat realita sekarang sejarah Islam Perlak sudah menjadi fenomen dan paradigma yang harus dijelaskan kepada segenap kaum muslimin, karena sejarah Islam Perlak bukanlah sejarah Aceh Timur saja akan tetapi sejarah bagi semua ummat Islam di Asia Tenggara dan bahkan sejarah Islam bagi dunia. Karena inilah kami tertarik untuk menulis sebuah makalah tentang “ Sejarah Islam Perlak” dengan harapan menjadi bahan bacaan dan renungan, sehingga kita akan semakin tertarik untuk mencari arti sejarah bangsa kita.
kesultanan_perlak.jpg

Sumber Gambar

B. Keadaan Eropa Menjelang Masuknya Islam Ke Perlak

Pada abad ketiga Masehi kemaharajaan Roma Timur telah meluas kesebelah timur sampai ketepi sungai Euphraat, kesebelahan barat sampai keterpi Samudra Atlantik, kesebelah Selatan berbatas dengan Sahara Besar dan keutara dengan Sungai Ryin. Dan menurut riwayat Kota Roma didirikan oleh Romolus pada tahun 753 sebelum masehi.

Menurut pendapat Diolidianus yang memerintah tahun 248-305 Masehi. Pemerintah pusat di Roma tak berkuasa mengendalikan Daerah kejajaan yang sangat luas itu. Akhirnya dibagilah daerah kerajaan menjadi empat bagian. Dengan adanya pembagian ini terjadilah permusuhan dan perebutan kekuasaan diantara para Gubernur dan panglima-pangliman perang, akibatnya kemaharajaan Romawi menjadi dua (2) kerajaan :

  1. Kerajaan Konstantinia (330-395), dengan rajanya Kaisar Konstantinia yang didirikan ditepi selat Bosporus dekat Byzantium, kemudia diubah nama kota tersebut dengan namanya sendiri yaitu Kontantinopel sampai sekarang (Romawi Timur).
  2. Kerajaan Romawi bagian Barat yang diperintah oleh Raja Arkdius dengan ibu negrinya Roma, berakhir pada tahun 641.

Setelah kerajaan Romawi terbagi kedalam dua wilayah kekuasaan yaitu Romawi Timur dan Romawi Barat, terjadilah perselisihan yang akhirnya terjadilah keruntuhan bagi bangsa Romawi dengan beberapa sebab diantaranya :

  1. Terjadi persilisihan agama dan haru hara dalam negeri
  2. Para pembesar hidup terlalu mewah
  3. Kaisar-kaisar kejam dan tidak pandai mengendalikan kerajaan
  4. Perang dengan Persi yang telah melumpuhkan sendi pemerintahan Romawi.
    b. Kerajaan Persia

Ardasyir pendiri Daulat Sassanid, setelah Maharaja Iskandar Zulkarnaini wafat, negeri persia terdiri atas beberapa kerajaan kecil, kemudian Ardasyir dapat mempersatukan kerajaan persi pada tahun 227 M., dan negara menetapkan bahwa agama yang dianut adalah Zaranthustra (majusi) yang mengerjakan pegabdiannya hannya kepada Allah, dan dari faham inilah bangsa persi mengunduskan dan menyembah api.

Sepanjang sejarah, bangsa persia yang terus menerus melakukan peperangan dengan Romawi terjadilah perebutan kekuasaan dalam negeri antara keluarga Sassanid dan keluarga Kesra (Khosru).
Dalam perebutan kekuasaan sepanjang masa itu keluarga Sassanit selalu mendapat keunggulan tetapi keunggulan itu pasti ada masa berakhirnya, dan akhirnya keluarga Kesra dapat mengalahkan keluarga Sassanid, dan semua pengikut Sassanid dibunuh secara keji sekali. Maka salah seorang keturunan keluarga Sassanit pangeran Salman namanya sempat melarikan diri dari kejaran musunya, dan merantau kenegeri Campa di India.

Dan ketika bangsawan Persia itu sampai ke Negeri itu Raja Campa diambil menjadi menantunya dan dikawinkan dengan putrinya Mayang Seludung namanya. Dan setelah beberapa lama pangeran salman menetap di Negeri Campa, Salman bermusyawarah dengan isterinya untuk ikut berlayar dengan pedagang-pedagang India menuju ke daerah Timur jauh. Tuan Putri tidak keberatan asal Ayahnda Raja mengizinkan. Lalu pengeran yang gagah itu sembah menghadap Ayahnda dan Ibunda Suri Suri serta menyampaikan maksud dan tujuan untuk merantau serta membawa Tuan Putri Manyang. Oleh pihak Raja dan Permaisuri tidak merasa keberatan dan memberikan Do’a restu atas keberangkatannya.

C. Situasi Perlak Menjelang Masuknya Islam

Negeri Perlak pada kususnya dan Nusantara pada umumnya jauh sebelum datang Islam sudah punya kontak langsung dengan pedagang-pedagang Cina, Arab, Persi, dan India. Terbukti bahwa di Perlak dan Nusantara lainnya terdapat beberapa buah kerajaan Hindu dan Budha seperti :

  1. Kerajaan Indra Purba, dikampung Pande sekarang.
  2. Kerajaan Seudu, di Lhok Nga sekarang.
  3. Kerajaan Indra Patra, di Kreung Raya Sekarang.
  4. Kerajaan Indra Jaya, di Lamno Sekarang.
  5. Kerajaan Indra Puri, di Indra puri sekarang.
  6. Kerajaan Kantoli, di Calei Pidie Sekarang.
  7. Kerajaan Salasari , di Geudong Sekarang.
  8. Kerajaan Peurelak, di Peurelak Sekarang.
  9. Kerajaan Aru, di Pangkalan Susu Sekarang.
  10. Kerajaan Tamiang, di Tamiang Sekarang.
  11. Kerajaan Sriwijaya, di Palembang Sekarang.
  12. Kerajaan Mojopahit, di Mataram Sekarang.

Kemudian para pedagang dan musafir Islam yang datang dari cina, Arab, Hindia, Italia, portugis dan lain-lain melalui selat malaka dan mereka singgah di pelabuhan-pelabuhan kerajaan tersebut untuk melakukan perdagangan dan sudah dimulai sejak tahun 13 masehi.
Ketika Islam di tanah Arab mulai melancarkan Dakwah Islamiah keseluruh pelosok dunia pada abad ke 1 hijriah tahun 13-23 H di zaman pemerintahan khalifah Umar Ibnu Khatab. Pedagang-pedagang Arab Muslim menuju ke Persi, Romawi, India, Cina dan Nusantara dimana pedagang muslim singgah, telah menanam bibit ajaran Islam secara individu dan kontak langsung di saat terjadinya proses dagang.
Meyampaikan sesuatu yang baru kepada masyarakat adalah suatu yang tidak mudah, pasti akan diperoleh kesulitan-kesulitan dan inilah yang dialami oleh para da’i Islam masa dahulu. Tantangan itu hadir dari pengusaha-pengusaha agama Hindu dan Budha, mereka tidak mau menerima agama baru yang dikembangkan oleh pedagang muslim, banyak mereka yang mendapat bencana, terutama dari kekuasaan raja Sriwijaya yang beragama Budha. Akhirnya arah pelayaaran di belokkan ke utara dan singgah di Peurelak.

Kerajaan Peureulak pada waktu itu bukan beragama Hindu dan Budha tetapi mereka menganut agama Zoaster yang dibawa oleh bangsa Persi pangeran Salman dari keturunan sasanit. Tatkala Persi di islamkan maka orang-orang Persi yang ada di Perlak ikut memeluk Islam. Perkembangan Islam di Peureulak tidak mengalami kesulitan dan rintangan karena rajanya waktu itu Syahir Nuwi bukan pangeran Salman. Oleh karna beliau telah masuk Islam. Berhubung rajanya telah Islam dan rakyatnya sekaligus diajak masuk Islam. Sedangkan didaerah lain raja tidak mau masuk Islam, maka itulah Islam tidak dapat berkembang dengan lancar. Maka dalam ini oleh maharaja peurelak meminta kepada pedagang-pedgang Arab yang berada di Peureulak supaya menyampaikan pesan kepada khalifah Abbasiah, agar Peurelak dikrimkan ulama-ulama supaya dapat mengajarkan masyarakat peurelak yang telah memeluk islam dengan ilmu agama Islam dan lainnya.

p.jpg

D. Lahirnya Kerajaan Islam Di Peurelak

Penduduk Peureulak sebelum masuknya Islam telah mengalami kemajuan yang pesat dengan masuknya pendatang-pendatang baru dari luar daerah dalam rangka mengadakan perniagaan di Bandar Peureulak. Pada abad permata masehi di Peureulak telah termasyhur dengan tanaman lada dan hasil bumi lainnya. Sehingga Bandar Peureulak telah dikunjunngi oleh parsaudagar Arab, Cina, India, Eropa, Persi dan sebaginya. Dan pada saat itu Peureulak telah menjadi kota Settlement perdangangan (kota penghubung) antar Tiongkok, India, Persi, Arab dan Negara Barat lainnya.

Dengan kemajuan ini dan dalam situasi perdangan yang sangat pesat, maka pendakwah Islam yang datang Arab sambil berdangang kenegeri Pereulak telah mengambil kesempatan emas untuk mengembangkan Islam di Pereulak, apalagi pada saat itu masyarakat Peureulak hannya menganut agama Zoaster yang boleh dikatakan belum memiliki agama yang permanen. Pada saat itulah para pendakwah melaporkan kepada khalifah Islam di Baqdad, bahwa mereka telah mengalami kesulitan-kesulitan dari penganut agama budha dan hindu dalam penyebaran Islam dinusantara. Namun mereka berhasil mengislamkan Raja Peureulak pada waktu itu namun Raja Peureulak Meminta agar mengirimkan juru dakwah yang lebih banyak keperlak.
Mendengar permohonan maharaja perlak melalui pedagang-pedagang Arab yang baru pulang dari Peureulak. Khalifah Harun Al Rasyid Daulah Abbasiah di Baqdad sangatlah gembira dan sang khalifah mengatakan ini adalah merupakan suatu peluang baik dalam menyebarkan Dakwah Islamiyah ke daerah timar jauh.
Selajutnya pada abad ke II Hijriah (tahun- 173H/790M ) atau abad ke 8 M. Secara resmi oleh Khalifah Abbasiah Harun Al Rasyid mengirimkan satu angkatan dakwah yang diberi nama Nahkoda Khalifah yang berjumlah 100 orang terdiri dari bermacam-macam ahli. Khalifah mengangkat putranya Al Makmun menjadi kapten kapal, mereka yang mendarat di bandar khalifah Peurelak yang sekarang bertempat di kampung Paya Meuligou Peurelak Aceh Timur.
Dalam rombongan Nahkoda Khlifah ikut serta seorang bangsawan Quraisy yaitu Ali Al-Muktabar bin Saidina Muhammad Addiba’i bin Saidina Ja’far As Siddiq bin Saidina Muhammad Baqir bin Ali Muhammad Zainal bin Husin bin Ali bin Abi Thalib. Dan ketika Datang ke Negeri Peurelak oleh Maharaja Shahir Nuwi di kawinkan dengan adiknya putri Makhdum Tansyuri. Dalam perkwinan tersebut lahirlah seorang putra bernama Sayed Maulana Abdul Aziz Syah.
Kemudian Lebih kurang 50 tahun berlalu bibit ajaran Islam telah hangat dan mendasar pada masyarakat Peureulak, maka sudah waktunya segera harus di proklamirkan berdirinya kerajaan Islam. Maka tepatnya pada tanggal 1 Muharram tahun 225 H/840 M hari selasa, di proklamirlah bedirinya Kerajaan Islam Peureulak dengan di nobatkan (diagkat) mejadi raja adalah Sulthan Alaidin Syed Maulana Abdul Azizsyah.
Setelah pemerintahan Islam peureulak menjadi kuat, maka sulthan kerajaan Islam peureulak terus mendirikan lembaga-lembaga pendidikan yang diberi nama Zawiyah, suatu nama lembaga pendidikan yang di bawa oleh Nakhoda Khalifah dari Daulah Bani Abbasiah.
Diantara Zawiyah-Zawiyah yang di dirikan oleh pemerintahan kerajaan Islam Peureulak yang sangat menonjol adalah Zawiyah Cot Kala Aramiyah Bayeun yang di bangun tahun 285H/899 M. Di antaranya suatu perguruan Tinggi Agama Islam di kota itu. Materi yang diajarkan pada perguruan tersebut perpaduan antara Ilmu pengetahuan agama dan umum sehingga para alumni perguruan tersebut menjadi sarjana-sarjana paripurna, yaitu siap pakai dalam segala bidang (alim lagi intelek, atau intelek yang alim).

E. Dayah Cot Kala Pusat Pengembangan Dan Pendidikan Tinggi Islam.

Kegemilangan sebuah bangsa pasti didukung oleh pendidikan mereka, tanpa pendidikan sangatlah mustahil mereka merangkat kedaratan tinggi kemajuan dan kemakmuran. Islam tak mungkin maju dengan pesat kalau tanpa membawa sumber-sumber ilmu pengetahuan yang terdiri dari 6666 ayat, yang kesemuanya adalah mukjizat dan gudang rahasia bagi mereka yang mendalaminya.
Karena itu, sangatlah penting kita mempelajari asal-muasal sebagai sumber kemajuan Kerajaan Islam Perlak sebagaimana mestinya, dan kami mencoba mengambil dari apa yang telah ditulis oleh para sejarawan Islam Aceh yang terlibat langsung ketika seminar sejarah masuk Islam pertama di Aceh.
Dalam catatansejarah, berdasarkan koran analisa dituliskan, “ Dayah Cot Kala merupakan salah satu nama yang tidak dapat dilupakan dalam sejarah masuk dan berkembangnya Islam di daerah Aceh/Nusantara. Syahbuddin Razi mengutarakan, Dayah Cot Kala berdiri di sekitar Bayeun, antara Langsa dengan Peureulak (Perlak). Dalam sejarahnya, lembaga Pendidikan Islam Dayah Cot Kala didirikan pada sekitar tahun 285 hijriah oleh Sultan Sayed Abbasyah.” Untuk lebih jelas kami merincikan nama, lokasi, tokoh-tokoh dan bergemanya sebagai berikut.
a. Nama
Lembaga Pendidikan Islam yang pertama di Perlak atau yang pertama di Aceh atau yang pertama di Indonesia dan pula yang pertama di kawasan Asia Tenggara diresmikan pembukaannya oleh Sultan Alaiddin Sayed Maulana Abbasyah dengan nama Zawiyah Tinggi Cot Kala (Dayah Teungku Chik Cot Kala) dengan pimpinannya Meurah Muhammad Amin.
Tentang perguruan Tinggi Islam Dayah Cot Kala timbul beberapa pertanyaan, antara lain tentang nama, aliran lokasi dan sebagainya. Mengapa perguruan tinggi itu disebut dengan Zawiyah (Dayah) dan mengapa tidak diberinama dengan Baitul Hikmah atau Darul Ilmi.
Untuk jawabannya menurut Syahbuddin Razi, Baitul Hikmah yang ada di Bagdad waktu itu hanya mengajarkan ilmu agama semata. Fungsinya tidak lebih dari itu. Sedangkan Zawiyah selain mengajarkan ilmu agama juga mendidik, melatih dan menempa mahasiswa agar benar benar menjadi muslim yang berilmu, gigih serta ulet mengamalkan ilmu. Demikian pula dari pengorganisasinya. Baitul Hikmah hidup matinya sangat tergantung pada raja atau penguasa yang menjadi tulang punggung. Sedangkan Zawiyah adalah milik ummat Islam dan mendapat dukungan sepenuhnya dari masyarakat. Ada tidaknya bantuan dari pemerintah tidak masalah.
Untuk menentukan Agidah apa yang dianut oleh masyarakat Aceh pada waktu itu tentu membutuhkan pengangan yang kuat dari lembaran-lembaran sejarah yang tela ditulis oelh pendahulu kita. Apabila hasil keputusan seminar di Medan(1963) dan lin-lain, menghasilkan bahwa masuk Islam pertama ke nusantara adalah Aceh pada abad pertama hijriah. Tentunya kita sudah bisa memahami aqidah apa yang dianut masyarat Islam pada waktu itu. Namun untuk lebih meyakinkan tentunya harus dibuktikan dengan fakta sejarah yang lebih konkret.
Dalam Buku Ayah Kami Maulana Syaikh Haji Muhammad Waly yang ditulis oleh Prof. Dr. Teungku Muhibbuddin Wali dijelaskan bahwa, ketika Islam masuk kenusantara pada umumnya dan Aceh pada kususnya, fahaman yang dianut oleh juru dakwah adalah ahli al-Sunnah wa al-Jama’ah, dan otomatis masyarakat pada waktu itu juga menganut aliran ahli sunnah wal Jama’ah. Hal ini dapat dibuktikan dengan fakta sejarah :

  1. Pada tahun 52 H. Orang Arab dari utusan Mu’awiyah bin Abu Sufyan telah mendirikan kampung di Pariaman, pantai Barat Sumatra Barat.
  2. Khalifah Mu’awiyah bin Abu Sufian pernah mengirim surat kepada raja Sri Wijaya, Jambi (Sumatra Selatan), yakni Sri Maharaja Lukitawarman. Bahkan juga pernah mengirim surat kepada Ratu Simon di Kalingga Jepara, Jawa Timur. Isi surat itu selaian urusan perdagangan juga urusan himbauan terhadap Islam.
  3. Dalam tahun 715-717 M. Atau lebih kurang 96-99 H. Sulaiman bin Abdul Malik, Khalifah Bani Umaiyah ke-7 mengirimkan armada dakwah ke Timur lewat Teluk Parsi, Gujerat, Samudra Pasai, Perlak dan Terus Kejambi, adapun jumlah armada yang dikirim Khalifah Bani Muawiyah kenusantara diperkirakan mencapai ratusan ribu orang dan ribuan kapal, hal ini sebagaimana Khalifah mengirimkan 600 ribu orang dengan kapal layar sejumlah 1.700 buah, kepada turki Untuk mengepung Konstantinopel.
    Kedatangan utusan-utusan Khalifah Mu’awiyah bin Abu Sufian sampai kehulu Sugai Jambi di Sumatera Tengah dan Jepara, Jawa Timur dapat diterima. Hal ini karena Sri Maharaja Serindrawarman di Sri Wijaya, Jambi pada tahun 99 H. atau 86 tahun sesudah wafat Rasulullah Saw, telah memeluk Islam secara suka rela.
    Kemudian pada masa khalifah Umar bin Abdul Azizi yang berkuasa tahun 101 H. dari Bani Umaiyah, mengantikan Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik pernah terjadi konrespondensi dengan Maharaja Jambi dan Ratu Simon. Dan surat korespondensi itu kabarnya sampai sekarang masih tersimpan dengan baik di Granada, Sepanyol.
    Dari peryataan semua diatas dapatlah kita ambil kesimpulan bahwa ajaran agama yang masuk pertama sekali ke Nusantara dan yang dianut oleh penguasa-penguasa yang masuk ke dalam agama Islam, seperti Maharaja dan Ratu Jepara dapat diyakini adalah berhaluan ahli al-Sunnah wa al-Jama’ah dan bukan Syi’ah. Sebab raja-raja Bani Umaiyah yang telah berjasa dengan usaha menyiarkan Islam ke Timur adalah raja-raja Islam yang tidak sejalan dengan haluan faham Syi’ah. Mengenai Mazhab furu’ syari’at belum terkenal pada zaman itu. Karena perkembangan mazhab fikih Islam dari empat mazhab besar yaitu Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali baru dikenal pada abad ke-2 H. sampai kepada pertengan abad ke-3 H.
    Oleh karena itu maka seminar di Medan tentang masuknya Islam ke Nusantara menetapkan bahwa mazhab Syafi’i telah berpengaruh sejak mula perkembangan Islam dalam kerajaan Pasai. Dan Raja Samura Pasai adalah seorang ahl Figh mazhab Syafi’i. Dan dari sini dapatlah kita simpulkan pula bahwa masuk dan berkembangnya Islam pertama adalah Perlak.

b. Lokasi

Mengenai lokasi dari pusat pendidikan Islam itu dipertanyakan mengapa Desa Cot Kala yang hanya dusun itu menjadi pilihan untuk lokasi perguruan Tinggi Islam dan bukannya Badar Khalifah yang saat itu menjadi ibu kota kerajaan Islam?. Di ungkapkan oleh Syahbuddin Razi. Badar Khalifah penuh kesibukan. Untuk ketekunan dan konsentrasi pendidikan diperlukan tempat yang agak sepi, jauh dari kesibukan. Sementara Zawiyah Cot Kala merupakan dapur untuk melahirkan ulama-ulama yang berfaham Sunnah. Bahasa yang dipakai, sebagai bahasa pengantar di Zawiyah Cot Kala adalah bahasa melayu lama serta bahasa Arab.
c. Tokoh tokoh
Dapat pula dicatat, diantara tokoh-tokoh penyebar Islam ke nusantara sebagian besar terdiri dari famili (keluarga besar atau punya garis/hubungan kekeluargaan). Misalnya saja, Raja Islam di Lingga (Aceh Tengah). Raja Islam di Pasai, periode Tanoh Datar (Meurah Kahir) atau peiode Samudra Pasai (Malikus Saleh), raja raja Islam Aceh Darussalam, termasuk Abang/pecahan di Daya.
Sultan Malaka pertama adalah menantu Raja Samudra Pasai yang ke 5 karena itu Sultan-sultan Pahang Johor. Perak di Malaka merupakan keturunan Sultan Samudra Pasai. Otomatis pula Sultan-sultan Malaka itu merupakan keturunan tak langsung dari pembangunan dan Teungku Chik Zawiyah Cot Kala.

d. Bergema

Syahbuddin Razi yang menyumbangkan kertas kerja “Dayah Cot Kala” pada seminar di Rantau (Aceh Timur) ini akhirnya berkesimpulan, Dayah Cot Kala yang didirikan oleh kerajaan Islam Perlak benar dapat di buktikan sebagai pusat pengembangan pendidikan Islam di kawasan Asia Tenggara.
Selama 300 tahun, sampai tahun 692 Hijriah, Dayah Cot Kala telah melaksanakan syair Islam, untuk menyeru dan mengajak ummat dalam pendidikan serta membimbing masyarakat pada jalan Islam. Dari Dayah Cot Kala telah di hasilkan ribuan sarjana dan ulama, angkatan demi angkatan dan mereka mendarmabaktikan dirinya bagi kejayaan Islam, baik di daerah Aceh maupun dinasantara ini.
Dan pula suatu yang sukar dipungkiri, Dayah Cot Kala merupakan kebanggaan rakyat Aceh serta bangsa Nusantara pada umumnya, dan kini sesudah sekitar 700 tahun sejak kejayaan Dayah Cot Kala, getaran suara dan pantulan cahaya yang di pancarkan hingga siat ini masih tetap dan akan terus bersama.
Itulah sekelumit tentang Dayah Cot Kala. Desa CoT Kala yang terletak antara Perlak dan Langsa ke hulu Bayeuen, saat itu tidak jauh dari bandar dagang Ramiah. Sebuah desa yang terletak di perbukitan yang disisinya terdapat dua sungai, di sebelah Timur Krueng Bayeuen (air tawar) dan di bagian barat dengan Krueng Ranto Panjang (air asin) dan langsung kelaut Selat Malaka.
Tempat yang sangat strategis ini dipandang dari sudut pertahanan dan sebagai pusat latihan, tempat dimana pusat pegembangan pendidikan Tinggi Islam pernah terwujud pada masa perkembangannya Islam di daerah Aceh dan nusantara.

F. Sultan Perlak

Sultan-sultan Perlak dapat dikelompokkan menjadi dua dinasti: dinasti Syed Maulana Abdul Azis Shah dan dinasti Johan Berdaulat Berikut daftar sultan yang pernah memerintah Perlak.

  1. Sultan Alaiddin Sayed Maulana Abdul Aziz Syah Johan Berdaulat ( memerintah tahun 225-225 H / 840- 864 M)
  2. Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Rahim Syah Johan Berdaulat (memerintah tahun, 249-274 H / 864-888 M)
  3. Sultan Alaiddin Syed Maulana Abbas Syah Johan Berdaulat (memerintah tahun, 274-300 H / 888-913 M)
  4. Sultan Alaiddin Syed Maulana Ali Mughat Syah Johan Berdaulat (memerintah tahun, 302-305 H / 915 – 918 M)
  5. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Kadir Syah Johan Berdaulat (memerintah tahun, 306-310 H / 918-922 M)
  6. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Syah Johan Berdaulat ( memerintah, 310-334 H / 922 - 946 M)
  7. Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Malik Syah Johan Berdaulat ( memerintah tahun, 334-361 H / 966 -973 M)
  8. Sultan Alaiddin Sayed Malik Mahmud Syah Johan Berdaulat (memerintah tahun, 365-377 H / 976-988)
  9. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ibrahim Syah Johan Berdaulat (memerintah tahun, 365-402 H / 976- 1012 M)
  10. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Mahmud Syah Johan Berdaulat ( Memerintah Tahun, 402-450 H / 1012- 1059 M)
  11. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Mansur Shah Johan Berdaulat (Memerintah Tahun, 450-470 H / 1059 – 1078 M)
  12. Sultan Makhdum Alaiddin Abdullah Syah Johan Berdaulat ( Memerintah Tahun, 470-501 H / 1078- 1108)
  13. Sultan Makhdum Alaiddin Ahmad Syah Johan Berdaulat ( Memerintah Tahun, 501-527 H / 1108- 1134)
  14. Sultan Makhdum Alaiddin Mahmud Syah Johan Berdaulat ( Memerintah Tahun, 527-552 H / 1134 – 1158)
  15. Sultan Makhdum Alaiddin Usman Syah Johan Berdaulat ( Memerintah Tahun, 522-565 H/ 1158 – 1170)
  16. Sultan Makhdum Alaiddin Muhammad Syah Johan Berdaulat ( Memerintah Tahun, 565-592 H / 1170- 1196)
  17. Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Jalil Shah Johan Berdaulat ( Memerintah Tahun, 592-622 H / 1196 – 1225 M)
  18. Sultan Makhdum Alaiddin Muhammad Amin Shah II Johan Berdaulat ( Memerintah, Tahun, 622-662 H / 1225 -1263)
  19. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Aziz Syah Johan Berdaulat ( Memerintah Tahun, 662-692 H / 1263- 1292 M)

G. Perlak Sebelum Islam, Pada Masa Islam Dan Masa Perkembangannya

Sudah menjadi konsensus, umumnya di kalangan para sejarawan didunia, baik dari Barat maupun Timur, bahwa bangkitnya Islam pada abad ke-8 masehi telah membawa suatu dunia baru dengan dasar pemikiran baru, cita-cita baru serta kebudayaan dan peradaban baru pula.
Islam, Alquran dan ajarannya telah menjadi sebab majunya kerajaan Islam diperlak. Seorang orientalis Amerika, Gustave E Von Grunebaum menyatakan, Kemajuan yang dicapai oleh Islam karena adanya tarnsformasi politik, sosial dan kebudayaan yang digerakkan oleh Islam sebagai agama dengan mengintroduksi tiga nilai baru yaitu:

  1. Pertama, Islam mengajarkan adanya kehidupan akhirat yang berkeseimbangan dengan kehidupan dunia. Islam mendidik pengikutnya untuk mengatur hidupnya tidak hannya untuk dunia tetapi juga untuk kehidupan diakhirat kelak.
  2. Kedua, Islam mendidik pemeluknya untuk menghayati dan mengamalkan norma-norma hukum dan moral seperti diajarkan pada taip individu.
  3. Ketiga, Islam mengajarkan aturan dan cara kehidupan bermasyarakat serta bernegara.
    Dari tiga pilar inilah Kerajaan Islam Perlak telah mencapai kemajuan yang sangat tinggi, apalagi sebelum Islam datang ke Perlak, Perlak sudah dikunjungi oleh para saudagar dari manca negara, baik dari Arab, Cina, India, Eropa, Persi dan sebagainya. Bahkan pada abad pertama masehi Perlak telah termashur dengan penanaman lada dan hasil dagangan lainnya. Perlak pada waktu itu sudah menjadi Settlement Dagang (Kota Penghubung) antara tiongkok dan India, Persi, Arab dan Negara Barat lainnya. Bahkan sebelum lahir Nabi Muhammad Saw dan sebelum lahir Nabi Isla as orang Persi sudah mengadakan hubungan dagang lewat jalan laut dengan Tiongkok. Dan untuk rendevous persinggahan kapal, mereka mendirikan Settlement di Bombay, India dan Perlak.
    Setelah Islam berkembang, pada masa kesultanan Islam, Perlak telah mengalami kemajuan dengan pesat dalam berbagai bidang. Misalnya, pada masa Sultan Alaiddin Sayed Maulana Abdul Aziz Syah Johan Berdaulat, struktur pemerintahan telah memiliki sistem yang modren yaitu :
    a. Wazirus Siasa ( Menteri Bidang Politik)
    b. Wazirul Aarb (Menteri Bidang Keamanan dan Pertahanan)
    c. Wazirul Maktabah (Menteri Sekretaris Negara)
    d. Wazirul Sunduk (Menteri Ekonomi dan Keuangan)
    e. Wazirul Hukkam (Menteri Kehakiman)

Pada masa Sultan Alaiddin Sayed Maulana Abdul Rahim Syah Johan Berdaulat, Sultan telah mendirikan sebuah Perguruan Tinggi Agama Islam yang diberi nama Zawiyah Aziziyah, bertempat di Bukit Cikbrik(teumpeung sekarang) yang diresmikan pada tahun 250 H / 865 M. Peran Zawiyah ini telah membangunkan masyarakat Perlak menjadi masyarakat maju dan berilmu pengetahuan.
Dan pada masa Sultan Alaiddin Sayed Maulana Abbas Syah Johan Berdaulat, telah mengalami perkembangan Ilmu Pengetahuan dengan lebih maju, yaitu dengan didirikan Perguruan Tinggi Agama Islam yang besar atau yang lebih terkenal dengan Zawiyah Cot Kala pada tahun 285 H / 899 M, yang berlokasi sebelah selatan Banda Peureulak disebuah daratan yang diberi nama dengan “ Aramiah”. Pada masa ini banyak terjadi huru-hara karena persengketaan golangan dan faham, yaitu faham ahl Sunnah wa al Jama’ah dengan faham Syi’ah.
Kemudian, pada masa Sultan Makhdum Alaiddin Muhammad Syah Johan Berdaulat, Kerajaan Perlak telah mengalami masa keemasan dibidang Ilmu Pengetahun, dengan menjadikan Zawiyah Cot Kala (Fakultas), sebagai pusat kegiatan penyebaran Islam (dakwah) dan sebagai tempat latihan ilmu kemileteran dengan mempersiapkan personalia dari perguruan ini sehingga perlak telah mengalami perkembangan dengan sangat pesat.
Pada masa pemerintahan Sultan Makhdum Alaiddin Muhammad Syah Johan Berdaulat, Perguruan Tinggi Islam Zawiyah Cot Kala telah dijadikan sebagai perguruan pertama dan yang terbesar di Asia Tenggara, Sultan telah mengankat Syekh Abdullah Kan’an sebagai rektornya, disamping ada sebuah Zawiyah Bukit Cit Brik dibawah pimpinan Syekh Qaid Saifullah yang terus mengabdi melahirkan para alim Ulama paripurna pada saat itu.
Kedua Zawiyah ini terus berkembang pesat masing-masing telah mampu melahirkan pemikir dan sekaligus alim ulama pada masing-masing Zawiyah, tercatat Zawiyah Bukit Cit Brik (teupeun jinoe), telah melahirkan sebanyak 400 alim ulama dan pada Zawiyah Cot kala telah mencetak 500 orang alim ulama dan sekaligus prajurit-prajurit ternama.
Walau keduanya merupakan Perguruan Tinggi Islam pada saat itu, namun antara Zawiyah Cot Kala dan Zawiyah Bukit Cit Brik jauh berbeda, Zawiyah Cot Kala adalah perguruan tinggi Islam yang cukup peralatannya, sedangkan Zawiyah Bukit Cit Brik sebagai pendidikan dasar dan menengah atas dan setiap tamatan dari sini masih bias melanjutkan belajar ke Zawiyah Cot Kala.
Kesempurnaan Zawiyah Cot Kala sebagai Perguruan Tingg Islam pada waktu itu sudah sangat wajar melahirkan mahasiswa yang pari purna, kenapa tidak, sistem pendidikan yang di terapkan pada Zawiyah Cot Kala sudah sangat Modern, dan bahkan tidak diterapkan lagi pada Dayah-Dayah sekarang, maka wajar Dayah mengalami kemunduran pada saat ini. Adapun mata pelajaran yang diajarkan pada waktu itu yaitu :

  1. Mata pelajaran agama Islam diajarkan secara sistem dayah sekarang.
  2. Mata Pelajaran Ilmu Ketentraan.
  3. Mata Pelajaran Kenegaraan
  4. Mata Pelajaran Filsafat dan Ilmu Falak
  5. Mata Pelajaran Pertanian
  6. Mata Pelajaran Peternakan
  7. Mata Pelajaran Perikanan dan Pelayaran
  8. Mata Pelajaran ekonomi
  9. Mata Pelajaran Pertukangan
  10. Dll.

Dan selanjutnya pada masa perkembangannya kerajaan Perlak telah memperluas wilayah keraajaan sehingga menjadi sebuah kerajaan terbesar di Asia Tenggara. Perkembangan ini dilahirkan melalui sebuah kesepakatan musyawarh besar yang dipimpin oleh Syekh Abdullah Kan’an dan telah menghasilkan beberapa keputusan diantaranya :

  1. Kelima kerajaan dileburkan menjadi satu, yaitu, Kerajaan Sedu, Kerajaan Indra Purwa, Kerajaan Indra Puri, Kerajaan Indra Patra dan Kerajaan Pemba.
  2. Nama Kerajaan yang baru diberi Nama Kerajaan Aceh Darussalam
  3. Dasar huku Negara berdasarkan Islam.
  4. Pusat Kerajaan dipindahkan kesebelah menyebelah Krung Naga
  5. Krueng Naga diubah namanya menjadi Krueng Aceh
  6. Ibu Kota Kerajaan diberi nma Banda Aceh Darussalam
  7. Maharaa Indra Sakti mengundurkan diri dari siyasah
  8. Dengan suara bulat dipilih Meurah Johan menjadi Sultan pertama dengan gelar Sultan Alidin Johan Syah.
  9. Hari pelantikan dan peresmian ditetapkan tanggal 1 Ramadhan tahun 602 H/ 1205 M.
  10. Syekh Abdullah Kan’an diangkat menjadi mufti besar kerajaan.
  11. Untuk menjadi kenangan kepada Kerajaan Islam Perlak dalam utusan missi Syi’ah Hudan dibuatlah suatu tempat latihan ketentraan diberi nama Balang Perak.
  12. Maharani Nian Nio telah diangkat menjadi kaidah Ammah Lembaga Pembinaan Angkatan perang dan Askar wanita.
  13. Putri Indra Kesuma diangkat menjadi Raisah Ammah Lembaga Pembinaan Angkatan Dakwah.
  14. Dalam jangka panjang Kerajaan Islam Perlak, Kerajaan Islam Benua, Kerajaan Islam Lingga dan Kerajaan Islam Pase juga harus bersatu kedalam Kerajaan Islam Aceh Darussalam.
  15. Kerajaan Islam Aceh Darussalam menjadi Pusat Penyebaran Agama Islam keseluruh dunia.
  16. Zawiyah Kan’an ditetapkan menadi pusat pendidikan Kerajaan.
  17. Ditiap-tiap desa akan dibuka cabang-cabang Zawiyah Kan’an
    Inilah sekelumit sejarah Islam perlak yang perlu diketahui, dan masih sangat panjang dan masih sangat penting pase-pase sejarah Islam perlak yang berapliasi menjadi sebuah kerajaan Islam tersohor di Asia Tenggara. Bahkan semua kerajaan Islam Perlak berubah namanya menjadi Kerajaan Aceh Darusslam.

Kesimpulan/Natijah

Kemegahan kerajaan Islam perlak karena berhimpunya dua zuriyat kerajaan besar didunia, pertama keturunan Maha Raja Sultan Iskandar Zulkrnaini yang dinobatkan sebagai penakluk agung yang memerintah dari timur sampai barat dari tetesan darah Nabi Sulaiman dar keturunan Nabi Ishaq (Persia). Dan keturunan Nabi Muhammad dari kturunan Nabi Ismail alaihissalam (Hijaz).
Islam telah masuk ke Nusantara pada abad pertama hijriah dan langsung dari arab, dan setelah 50 tahun kemudian berdirilah Kerajaan Islam Perlah dan kerajaan Islam pertama di Asia Tenggara dan didirikan pada hari selasa, tanggal 1 Muharram 225 Hijriyah, dengan Sultan Sayed Maulana Abdul Azizsyah di Ibu Kota Kerajaan Bandar Khalifah 6 kilo meter sebelah selatan kota perlak sekarang.
Dan berangkat dari kerajaan Islam Perlak Islam telah menjadi lokomotif berkembangnya Islam keseluruh Asia tenggara, dan pada saat itu Perlak telah menjadi tempat perdagangan Dunia Internasional, dengan dijadikan Perlak sebagai tempat persinggahan kapal-kapal yang menuju Tiongkok, India, Bombai, Barat dan eropa, kita bisa membayangkan kondisi kemajuan dan keramaian di Bandar Khalifah.
Kerajaan Islam Perlak pada waktu itu tidak hannya maju dibidang perdagangan semata tetapi dibidang pendidikanpun telah mengalami kemajuan dengan pesat. Berbagai ilmu pengetahuan diajarkan mulai dari pelajaran agama hingga kemiliteran. Berangkat dari Zawiyah Cot Kala Islam terus berkembang keseluruh nusantara dan dari sinilah yang kemudian telah melahirkan kerajaan besar yaitu Kerajaan Aceh Darussalam dengan pusat pemerintahan Banda Aceh Darussalam.

DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Said, Aceh Sepanjang Abad, Banda Aceh: Pemerintah Daerah Nanggroe Aceh darussalam, t.t

M.Daoed Labuhan, Sejarah dann Berkembangnya Islam di Aceh/Nusantara Tak Bisa Bohong. Kuala Simpang : CV. Balok Aceh, 1993

Radzi Sapiee, Berpetualangan Ke Aceh Mencari Diri dan Erti, Kuala Lumpur: Intan Spektra Sdn Bhd, 2006.

M. Arifin Amin, Penjelasan Singkat Tentang Kerajaan Islam Tertua Di Asia Tenggara, Langsa: Yayasan Monisa Aceh Timur, 1986.

M. Arifin Amin, Seminar Sejarah Masuk Dan Berkembangnya Islam Di Aceh Dan Nusantara, Aceh Timur: Majelis Ulama Propinsi Daerah Istimewa Aceh, 1980

Teungku Muhibbuddin Waly, Ayah Kami Maulana Syeikh Haji Muhammad Waly Al-Khalidi, Singapore : Jbw Printers & Bindres Pte Ltd, 1993.

Sirajuddin Abbas, Sejarah dan Keagungan Madzhab Syafi’I, Jakarta: Pustaka Tarbiyah Baru, 2006.

M. Zainuddin, Tarich Atjeh Dan Nusantara, Medan: Pustaka Iskandar Muda , 1961.

…Sejarah Melayu, Jakarta: Lembaga Kebudayaan Indonesia, 1959

M. Hasbi Amiruddin, Perjuangan Ulama Aceh Ditengah Konflik, Yogyakarta: Ceninnets, 2004.

Al Yasa’ Abubakar, Syariat Islam Paradigma Kebijakan Dan Kegiatan, Banda Aceh: Dinas Syari’at Islam NAD, 2005.

Azman Ismail, Syari’at Islam Di Nanggoe Aceh Darussalam,Banda Aceh: Dinas Syari’at Islam Aceh, 2007.

Harry Kawilarang, Aceh dari Sultan Iskandar Muda ke Helsinki, Banda Aceh, 2010.

Yusuf Al-Qardawi, Peran Keturunan Nabi Muhammad Dalam Perang Melawan Belanda, Banda Aceh; Citra Kreasi Utama, 2015.

Yusuf Al-Qardawi, Status Aceh Dalam NKRI Pasca MoU Helsinki Menurut Hukum Internasional, Yogyakarta: Grafindo Litera Media, 2014.

A.A. Ade Muninjaya, Langkah-Langkah Praktis Penyusunan Proposal Dan Publikasi Ilmiah, Jakarta: Penerbit Buku Kedoktoran EGC. 2003

Syukur Kholil, Metodelogi Penelitian Komunikasi, Bandung: Citapustaka Media, 2006

Depertemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:Balai Pustaka, 2005.
Trisno Yuwono dan Plus Abdullah, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Praktis, Surabaya: Arkola, 1994.

Salam Steemit likulli Asdiqaai

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Assalamualaikum gurre. Ka Mantap gurre loen. Semoga guree selalu dalam lindungan Allah SWT.

Beuseulamat di donya dan akhirat, beusapat dalam syuruga

Alhamdulillah, pujoe keurabboen, beudalam lindoeng seusuntoek masa. Beugeubi sehat badan pikiran, keusidroe Tuhan taingat sabe.
Krue seumangat rakan sinaroe bak tuhan sidroe sinan tapinta!

Assalamualaikum wr. Wb
Sangat memberikan pengetahuan bagi pencinta sejarah... Terimakasih ateu postingan yang bermanfaat syehkuna...

Alhamdulillah, seumoga Allah beuneubi cahya iman dalam dada geutanyoe mandum.Amin

Mantap lanjutkan sukses selalu

Doa bak ukhty semoga kejayaan bangsa geutanyoe beugeupuwoe keulayi le poeteuh Allah ta'ala, bangsa geunaseh han abeh abeh ceulitra.

Sesuatu yang sudah dilupakan oleh anak bangsa Aceh,, Aceh masyhu di seantero donya..

Congratulations @anwarsulaiman! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

Award for the number of comments
Award for the number of upvotes received

Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.

To support your work, I also upvoted your post!
For more information about SteemitBoard, click here

If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

Upvote this notification to help all Steemit users. Learn why here!

semoga nama besar kejayaan kerajaa perlak, setara kepedulian kondisi makam monisa hari ini

Bit lagak that tulisan nyoe..
Lengkap dan tersusun rapi..
Bereh @anwarsulaiman

terus diberikan masukan akhi dan mari kita rapatkan barisan, Islam milik kita bersama...

Mantap gure @anwarsulaiman. Sayangnya, makam sultan sekarang tidak terawat dengan baik padahal beliau sangat berjasa dalam perkembangan Islam baik di Aceh, Indonesia maupun Asia Tenggara.

kita bermohon pada bupati Kita Tgk. H. Hasballah M. Thaeb agar mau membangun situs sejarah Islam pertama Islam di asia tenggara. Perlak bukan saja milik Aceh Timur saja Tapi milik asia tenggara, Malaysia, Brunai, Thailan, Jokja, Riau, dan semua wilayah Indonesia ada hak sejarah bangsa mereka di Kerajaan perlak, memang ngak mudah mengembalikan kejayaan Islam tapi tidaklah mustahil.
Salam Steemit buat steemians semuanya.