Sensasi Vicky dan Beban TVRI

in indonesia •  7 years ago  (edited)

Seperti apa wajah pertelevisian Indonesia. Bagaimana pula selera penonton yang harus dipahami oleh stasiun TV. Semua pertanyaan tersebut sedikit banyaknya sudah terjawab lewat apa yang dilakukan Vicky. Ya Vicky Prasetyo yang namanya mencuat setelah menghadirkan diksi-diksi baru yang membuat kaget banyak orang. Tidak perlu ahli bahasa, publik biasapun tau bahwa ada yang keliru dengan kalimat yang kerap diutarakannya. Bukannya hilang ditelan bumi, karir Vicky semakin menanjak. Ia hadir di banyak program hiburan televisi Indonesia. Biasanya ia sering menjadi korban bully artis lainnya. Bukankah bullying itu dilarang? Ya itu pada kehidupan nyata. Namun di televisi, gimmick tu diperlukan. Alasannya sederhana, agar menjadi menarik, menimbulkan gelak tawa, programnya disukai dan mendatangkan iklan.

Tingkah polah Vicky semakin menjadi-jadi saat ia mempersunting Angel Lelga sebagai pendamping hati. Bukan saja mengeluarkan rentetan kalimat yang tidak beraturan. Aktingnya pun dianggap berlebihan. Melompat dari helikopter dengan ketinggian sejengkal, Host berteriak ketakutan, hilangnya cincin kawin di tengah lautan hingga Angel Lelga yang khawatir tapi tidak ingin gaunnnya dikotori pasir pantai. Butuh energi besar untuk memahami apa yang diucapkan Vicky serta drama yang mereka suguhkan.

terlalu-sombong-angel-lelga-kutuk-vicky-prasetyo-jelang-menikah-LgBb5bGYQT.jpg
source

Sinaran ultrafeng yang mulai diaungi oleh greenday.

Wanita2 yg pernah singgah atau transititas, ada didalam kutipan sejarah katalog didalam kehidupan aku.

My Angel kelengkapan tulang rusuk saya yang mulai menjadi jalur busway.

Akhirnya saya baru tau angel lelga, kamu malaikat yang tak bersayap, dan bukan hanya namamu seorang angel tapi hatimu seperti malaikat sebagai seorang angel.

foto-pre-wedding-angel-lelga-dan-vicky-prasetyo_20180109_185053.jpg
source

Teman saya Ibnu (@abahhanura) sengaja menulis tentang perhelatan pernikahan Vicky dan Angel. Tulisannya dapat dibaca disini https://steemit.com/indonesia/@abahharuna/saat-logika-kita-dipecundangi-tayangan-sampah-vicky-prasetyo.
Dalam tulisan tersebut Ibnu menyoalkan tentang pamer kebodohan yang dilakukan Vicky yang lantas menjadi konsumsi publik. “Siapa yang akan menikmatnya.” Tanya Ibnu. Jawabannya sederhana saja Nu, rakyat Indonesia adalah konsumennya.

Eksistensi Stasiun Televisi di Indonesia tidak bisa dihindari dari kue iklan. Semakin diminatinya sebuah program maka semakin banyak dan mahal pula nilai iklan yang ditawarkan. Masih ingat dengan siaran langsung pernikahan Raffi Ahmad dan Nagita Slavina atau Anang Hermansyah dan Ashanty. Ini pun sempat menimbulkan kecaman publik. Alasannya sederhana, ada hak pemirsa yang tercerabut. Lalu apakah stasiun TV serta merta mundur. Tentu saja tidak. TV tinggal menyiarkan pendapatan beberapa orang penting dari berbagai perspektif. Sosial, budaya hingga agama yang poinnya sama. Bahwa program tersebut bagus dan wajib disiarkan.

Beban TVRI
Sebagai TV publik, TVRI tentu tidak pernah terpikir untuk menyiarkan hal serupa. TVRI mempunyai tugas dalam memberikan layanan informasi, hiburan yang sehat, pendidikan serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat. Upaya tersebut sudah ditunjukkan dengan kolaborasi apik direksi baru TVRI yang dipunggawai oleh Helmi Yahya. Dari tangan dinginnya wajah TVRI sedikit demi sedikit mulai berubah. Memang tampilan layar kaca disadarinya belum begitu kinclong. Tapi suguhan program dan racikannya harus diakui sudah mulai melompati apa yang tersaji sebelumnya. Semangat Pagi Indonesia, Dunia Dalam Berita, Melodi Memory, dan Taman Buaya Music Club adalah deretan program yang memperlihatkan jika TVRI telah berubah.

Menariknya TVRI mulai menjadikan rating sebagai indikator. Rating ini sempat menjadi polemik. Perlukah TVRI melihat rating sebagai patokan. Toh tanpa iklanpun TVRI tetap eksis dengan sokongan APBN dan APBD. Namun saat acara pembekalan PBPNS tahun lalu, Helmi Yahya menyatakan bahwa TVRI perlu menjadikan rating sebagai bahan evaluasi. Jangan sampai program yang telah diproduksi tidak ditonton dan diminati oleh masyarakat. Jangan pula anggaran negara terpakai namun belum berhasil menyampaikan pesan kepada masyarakat. Apalagi jika pesan tersebut memuat nilai-nilai kebangsaan dan cinta tanah air. TVRI akan dianggap gagal.

TVRI.jpg
source

kantor-TVRI.jpg
source

Sebagai bapak Televisi Indonesia, TVRI memang diposisikan pada tempat yang tidak mudah. Apalagi tren minat pemirsa yang semakin berdinamika. Program harus menarik tapi sehat, informatif namun tidak menggurui. Tantangan tersebut semakin terasa dengan permasalahan internal TVRI mulai dari pusat hingga daerah. Beban pada pundak TVRI akan terasa berat atau ringan tergantung bagaimana cara memanggulnya. Salah angkat bisa jadi encok, keliru jinjing dapat membuat otot pegal-pegal. Tapi jangan katakan kalau drama Vicky bisa menjadi obat.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Ulasan menarik bro :)

Makasih bg. Gimana kaki masih lasak??

Semakin banyak yang bahas vicky ya makin terkenal lah dia. 😥

Doi kan emang dh terkenal dek cit. Ini hanya untuk menyadarkan umat sihhiiyy

Bagi saya hari ini TVRI adalah stasiun TV yang netral dengan program Newsnya. Paling tidak, ketika TV lain sibuk mengemas pemilik modalnya untuk Go Politik. TVRI lah yg masih pantas diminati.
Rating bisa ikut dijadikan ukuran untuk menilai minat masyarakat. Tapi perlu diwaspadai juga, penyedia survey rating kabarnya juga ikut menyarankan/ minat masyarakat hari ini. watee nyan tom lon jak bak Nielsen, lagee nyan dipeugah bang

Semoga sinaran ultrafeng yang diaungi oleh greenday, tidak mempengaruhi jalur busway pertelevisian Indonesia.

TVRI selalu di Hatiiiiii

Maksud jih kiban ikut menyarankan minat masy hari ini?

Ketika itu pihak Nielsen dipeugah. Selain memberikan hasil rating program. Mereka juga memberi rekomendasi jenis program yang diprediksi mereka akan tinggi ratingnya.

Semangat TVRI. Teruslah menampilkan program baik, mendidik dan asyik.

Ayu sepakat sama Papi Helmi, TVRI harus dibuatkan rating sebagai indikator evaluasi program. (Salam penonton setia TVRI pas masih kecik).

Pas masih kecik. Pas udah gedek ngak lg???

Kabel TV udah dipotong sama emak sejak remaja. Hahaha...

Semoga TVRI tetap konsisten dengan programnya yang mendidik, tidak seperti TV lain yang menyajikan kekonyolan yg dianggap layak untuk ditampilkan.

Amien.. Doa dimulai

Kasihan pada Angel Lelga

Ada yg ramal biduk rumah tangga mereka hanya sampai april 2018.. Goship

Betul-betullah si Vicky ni ya. wkwwk

Setujuu kali Bang @arielogis...bukannya memperbaiki malah memperburuk situasi. Jangan pernah undang dia di tanyangn Igoe Ceurape nanti, Bang.

Ngak minat undang dia, biaya nya gede haha

Sial men.. Gara-gara nonton youtube si vicky sama lelga Kasih cincin sambil loncak dari ketinggian 3 ribu meter, habis kouta 87 mb...

Kenapa ngak tunggu pas ada wifi aja? Haha

Kasihan tim SAR waktunya tersita buat membantu orang tak penting tenggelam di kolam bebek.