Halo steemit....
Ini cerita lama sih waktu saya menghadiri acara APQ 2018 di Pertamina yang memamerkan hasil inovasi anak negeri dalam bidang energi. Salah satu yang bikin saya tertarik adalah pelepah pohon sagu ternyata bisa untuk melokalisir ketika terjadi tumpahan minyak di tengah lautan.
Bisa dibayangkan, kan....? saat minyak mentah tumpah dari kapal tangker di lautan lepas, atau pipa minyak bawah laut bocor terseret jangkar kapal, kalau tidak segera ditangani dampaknya tidak hanya pencemaran yang dengan sekejap bisa mematikan biodata laut, tapi juga terbayang berapa nilai rupiah kerugian yang harus ditanggung perusahaan, belum lagi harus berurusan dengan pihak yang terdampak. Ribet bukan?
Memang kasus tumpahan minyak bisa dikatakan sangat jarang terjadi. Namun saat kejadian, proses melokasiri tumpahan minyak akan sangat ribet, karena selain harus melibatkan banyak orang, alatnya sangat berat dan mahal. Yang paling berat saat menarik bandrel melingkari kapal tangker untuk melokalisir pencemaran mengingat alat ini beratnya sekitar 1-2 ton. Dan prosesnya butuh waktu sekitar 30 menit yang bisa memungkinkan pencemaran sudah menjalar ke mana-mana sebelum proses lokalisir tumpahan minyak selesai. Proses ini dalam dunia energi dikenal Oil Boom.
(Foto: Amir/Okezone)
Oil boom, kata mas-mas yang jaga standnya, merupakan teknik penanggulangan tumpahan minyak yang harus dilakukan pertama kali ketika melihat adanya tumpahan minyak di perairan. Fungsi utama dari oil boom adalah untuk melokalisir tumpahan minyak agar tidak melebar.
Dengan alat oil boom yang ada sekarang karena berat pasti membutuhkan waktu lama dalam penanganan tumpahan minyak. Itulah yang melatarbelakangi J.D Louhenapessy dan teman-temannya di Pertamina Papua berani berinovasi membuat alat oil boom dari pelepah pohon sagu. Kenapa pelapah pohon sagu? Menurutnya, Karena bahannya organik, ringan dan mudah didapat terutama di Indonesia bagian timur. Berat Oil boom pelepah pohon sagu juga hanya seratus kilogram, jauh lebih ringan dari alat pabrikan. Karena lebih ringan ini cukup dioperasikan oleh 2-3 orang ditarik dengan kapal booth. Dengan inovasi oil boom ini hanya membutuhkan waktu 2 menit sehingga tidak harus ada pencemaran dulu saat terjadi tumpahan minyak.
(Tim Inovasi oil boom pelepah pohon sagu)
Pelepah pohon sagu sudah teruji lab, tidak menyerap air. Dan daya tahannya lebih lama dibandingkan dengan alat buatan pabrikan, value creation mencapai Rp. 10.018.300.000.
J.D Louhenapessy dan kawan-kawan relatif efisien menciptakan alat oil boom pelepah pohon sagu ini, mereka sepenuhnya yakin bisa melakukan sendiri tanpa harus menggandeng pihak ketiga yang bisa saja membutuhkan biaya yang lebih mahal untuk finalisasi ide kreatif ini.
Semoga bermanfaat...
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
https://www.kompasiana.com/asguja/5ac743005e137377cf25bf84/cukup-2-menit-oil-boom-pelepah-pohon-sagu-lokalisir-tumpahan-minyak-di-lautan
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Congratulations @asguja! You have completed the following achievement on the Steem blockchain and have been rewarded with new badge(s) :
Click here to view your Board
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit