Princess Nurul A'la neglected Swimming Pool in The Ancient Peureulak Islamic Kingdom

in indonesia •  7 years ago 

yugyugjh


[ENG] Hi ... steemit friends all over the world. Today I will convey an information related to history that is fairly ancient but neglected. This information is more like a travel report of religious and historical travel. Swimming pool Princess Nurul A'la located in Paya Meuligo Village is the first Islamic history site in Indonesia, even in Southeast Asia and believed by local people since 3rd century Hijriah. Experts and Islamic historians have drawn conclusions through the results of a seminar held at Rantau Kualasimpang in 1972 and it was agreed that Peureulak became the first place to enter Indonesia. This story I started one day, Saturday Saturday December 23, 2017, approximately at 11.30 we headed to the city of Lhokseumawe with the main purpose of the streets bringing children vacation. Armed with a full fuel tank car that we fill in Langsa, we intend to run out of fuel to Langsa again. So roughly from Langsa at most to Lhokseumawe to Langsa again. The purpose of this trip we packed with other purposes as a companion goal, namely visiting historical sites that we can reach throughout the trip to Lhokseumawe. Supplies or capital money that we carry is not much because the financial condition is not healthy. To make the efficiency of our trips bring consumption supplies in raw form, which is to bring rice and rice cookeryang containing rice that we have cooked at home and if it is finished we cook back. While the side dishes we buy when I want to eat it.


The journey begins by visiting the historical site "Monisa" in the Peureulak region of East Aceh district precisely in the village of Paya Meuligo. Arriving at Peureulak Town we stopped at a supermarket before the intersection towards the Paya Meuligoe area, south of the town of Peureulak which is full of history. When we were in front of a supermarket came a friend approached us who also work as a journalist Samsuddin, and then helped us take some pictures of the platen direction of the city belonging to the transportation agency. Look to the left is the direction of monisa or better known as the Islamic Monument Southeast Asia in the complex there is a pool. In the historical record this monument will be established in the former kingdom of peureulak based on the conclusion of Seminar on Entry of Islam first to Indonesia in 1972.


From downtown Peureulak we head to Paya Meuligo in the south of Peureulak town, covering a distance of about 5 kilometers. Arriving at the village of Paya Meuligoe we went straight to the area of the mosque and parked the vehicle there. Next to the mosque there is an area that is not empty, but there is a pond that is up to 80 meters in length about 15 meters wide. The pool is filled with water plants. We met two middle-aged ladies of the locals. It seems they are just ordinary people.


We invited them both to accompany us to walk towards the pool, which according to both of them is the pool of bathing place of Princess Nurul A'la, a daughter of Sulthan from Peureulak kingdom, they can tell smoothly about the story of Nurul A'la's daughter and his brother Ahmad Banta and his lover named Nukhadimah. At first glance it does not seem to have good knowledge about the story, but according to their confession both the population of Paya meuligoe very familiar with the story and almost all residents understand it This information we submit to add the treasury of historical science for us all. Princess Nurul A'la is already legendary in Peureulak society life. Hopefully steemian friends can give criticism and suggestions for this paper. thank you. [IND] Hai…teman-teman steemit di seluruh dunia. Hari ini saya akan menyampaikan sebuah informasi berkaitan dengan sejarah yang terbilang kuno tapi terabaikan. Informasi ini merupakan lebih mirip laporan perjalanan kunjungan wisata religi dan sejarah. Kolam Pemandian Putri Nurul A’la yang terletak di Desa Paya Meuligo merupakan situs sejarah Islam pertama di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara dan yakini oleh masyarakat setempat sejak abad ke 3 Hijriah. Para pakar dan sejarahwan Islam telah mengambil kesimpulan melalui hasil seminar yang dilaksanakan di Rantau Kualasimpang pada tahun 1972 dan disepakati bahwa Peureulak menjadi tempat pertama sekali masuk ke Indonesia. Kisah ini saya mulai pada suatu hari, yaitu hari Sabtu tanggal 23 Desember 2017, sekira pukul 11.30 kami menuju Kota Lhokseumawe dengan tujuan utama jalan-jalan membawa anak-anak liburan. Dengan berbekal BBM penuh tangki mobil yang kami isi di Langsa, kami bermaksud untuk sampai habis BBM ke Langsa lagi. Jadi kira-kira dari Langsa paling-paling ke Lhokseumawe sampai Langsa lagi. Tujuan perjalanan kali ini kami kemas dengan tujuan lain sebagai tujuan pendamping, yaitu mengunjungi situs-situs sejarah yang dapat kami jangkau sepanjang perjalanan ke Lhokseumawe. Perbekalan atau modal uang yang kami bawa tidak banyak karena memang kondisi keuangan sedang tidak sehat. Untuk membuat efesiensi perjalanan kami membawa perbekalan konsumsi dalam bentuk mentah, yaitu membawa beras dan rice cookeryang berisi nasi yang sudah kami masak di rumah dan jika sudah habis kami masak kembali. Sedangkan lauk pauknya kami beli saat mau makan saja.


Perjalanan dimulai dengan mengunjungi situs sejarah “Monisa” di kawasan Peureulak Kabupaten Aceh Timur tepatnya di desa Paya Meuligo. Sesampai di Kota Peureulak kami sempat berhenti di toko swalayan sebelum persimpangan arah menuju kawasan Paya Meuligoe, daerah sebelah Selatan kota Peureulak yang penuh sejarah. Saat kami berada di depan toko swalayan datang seorang teman menghampiri kami yang juga berprofesi sebagai wartawan yaitu Samsuddin, kemudian membantu kami mengambil beberapa gambar plang arah kota milik dinas perhubungan. Tampak ke kiri adalah arah monisa atau lebih dikenal dengan Monument Islam Asia Tenggara yang di komplek tersebut terdapat sebuah kolam. Dalam catatan sejarah monument ini akan didirikan di bekas kerajaan peureulak berdasarkan hasil kesimpulan Seminar Masuknya Islam pertama ke Indonesia pada tahun 1972.


Dari pusat kota Peureulak kami menuju ke Paya Meuligo arah Selatan kota Peureulak, menempuh jarak kira-kira 5 kilometer. Sesampai di desa Paya Meuligoe kami langsung menuju areal mesjid dan memarkir kenderaan di sana. Di sebelah mesjid terdapat sebuah areal yang tanpak kosong, namun ada sebuah kolam yang panjangnya sampai 80 meter dengan lebar kira-kira 15 meter. Kolam ini dipenuhi tanaman air. Kami bertemu dengan 2 orang wanita paruh baya penduduk setempat. Tampaknya mereka adalah orang biasa-biasa saja.


Kami mengajak mereka berdua untuk menemani kami berjalan ke arah kolam, yang menurut keterangan mereka berdua adalah kolam tempat pemandian Putri Nurul A’la, seorang putri Sulthan dari kerajaan Peureulak, mereka dapat bercerita dengan lancar tentang kisah putrid Nurul A’la dan abangnya Ahmad Banta dan kekasihnya yang bernama Nukhadimah. Sekilas memang tidak tampak punya pengetahuan yang baik tentang kisah tersebut, tetapi menurut pengakuan mereka berdua kebanyakan penduduk Paya meuligoe sangat paham dengan kisah tersebut dan hampir semua penduduk memahaminya. Demikian informasi ini kami sampaikan untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan sejarah bagi kita semua. Putri Nurul A’la ini sudah melegenda dalam kehidupan masyarakat Peureulak. Semoga teman-teman steemian dapat memberikan kritik dan saran atas tulisan ini. Terima kasih
Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Mantap pak @asnawiabbas.

Menyona kritik silakan

let's travelling @asnawiabbas...I'm waiting

Ok, next week we start a trip to North Aceh

Vote balik ya say
Aku tunggu yaaaa
okay

Perjalanan yang menyenangkan sekali @asnawiabbas

Sangat menyenangkan dan menambah pemahaman sejarah