THE SMALL accident left behind handphone bag in taxi and traffic jam @mariska.lubis from Bandung (West Java) to Jakarta, giving blessing in another form to me. We have an agreement to meet up small as the same Steemians in Jakarta. "Come to Reading Room in Kemang (Jakarta). There Bang Ayi will meet Richard Oh, sometimes Joko Anwar (director) and Dee Lestari (singer and novelist)," @mariska.lubis send message in WhatsApp (WA).
I knows everyone who mentioned @mariska.lubis. Richards Oh is a novelist who together with Takeshi Ichiki pioneered the Kusala Sastra Khatulistiwa (formerly Khatulistiwa Literary Award which is considered a literary Nobel in Indonesia). Joko Anwar and Dee Lestari or Dewi Lestari, already very famous names. I love the song-again Dee with the trio Rida Sita Dewi, especially the song Datanglah which burns the spirit. While Joko Anwar is being a lot of talks in Indonesia for his achievements in the world of cinema. "Even if they do not exist, Bang Ayi can read great books there!"
I reply to the message @mariska.lubis with a joking: "I waiting for you there. May be invited to play in movie silat (traditional self-defence arts). "
I also arrived late at Reading Book due to traffic jam. As I go to the second floor of Reading Book, I saw the man there. With a laken hat that became his trademark, sitting by the window with a lit laptop, just like his never-ending cigarette. His face is very familiar to me even though we never met. However, let me make no mistake because so many similar people in this world, I ask the waiter; "Is that Richard Richard?"
He justified. I approached and greeted him kindly. Apologize for bothering him, and introducing himself. The welcome of Richard Oh is very friendly and welcome. I ordered a drink, we engaged an unbroken conversation. We started with a discussion about the book. About the development of information technology that can not be denied, but not necessarily millennial generation of books.
Richard Oh is a man who is always restless. The man born in Bukittinggi (West Sumatera) on October 30, had to wage a lot of things to follow his heart step in art activities. His establishment in the advertising business does not make him satisfied. Economic establishment is not the goal. He took the path of art through books and movies.
"Every time I hear a friend write a book, I feel happy and sad because I have not written a long time. It's a bit hard to get back to the creative path of writing a book, "says the author of the literary book _The Pathfinders of Love and The Rainmaker's Daughter's. He also told about the creative process of some Indonesian writers, including Eka Kurniawan whose books have been translated into various languages in the world. A very inspiring story for me who is still learning to write well.
I came to Reading Room to waiting for @ mariska.lubis and the wait I will use to read the book. I see many good books on literature, philosophy, and so on by the great writers of the world. However, after seeing Richard Oh, I forgot about @ mariska.lubis and forgot about so many books in Reading Room. This place is actually a cafe with a concept like a library. Lots of creative people hanging out there.
Then Paul Agusta came, wearing a laken hat like Richard. I met Paul who was the son of the great Indonesian poet Leon Agusta. I once heard the story of Nurdin Supi, a roommate of mine at Lhokseumawe State Polytechnic Dormitory. While following the 21st Century Poet Twins at Taman Ismail Marzuki, Nurdin Supi was impressed with Leon Agusta's role in the theatrical performances. "When Leon plays the character as a dog, his movements are jumping so naturally as a real dog," Nurdin Supi's expression is a form of admiration for the professionalism of a Leon.
Paul was uncomfortably bathed with his father. Hence, he never published a poem he wrote, and chose the film world where he works, both as an actor and a director. In 2012, he became the best director of choice magazine Tempo through the film Parts of the Heart. In the 2014 Rotterdam International Film Festival (IFFR) in The Netherlands, Paul's short film Chaotic Memories also gained wide acclaim. Now Paul is involved in commercial film directing.
Our unplanned meeting was so impressive for Richard. "Paul himself never heard stories about his father like that on stage. An unexpected encounter opens a page of the past," Richard said, who is currently involved in filming.
When @mariska.lubis arrives, the conversation becomes warmer. As Steemians, surely we do not forget to promote Steemit to the two great artists. Richard and Paul were interested but had never heard of Steemit before.
I must be grateful to @mariska.lubis who have brought me together and introduced me to Richard and Paul. And I must thank Steemit for bringing me to @mariska.lubis. []
Bertemu orang Hebat di Reading Room
KECELAKAAN kecil tertinggal tas handphone di taksi dan macetnya perjalanan @mariska.lubis dari Bandung (Jawa Barat) menuju Jakarta, memberikan berkah dalam bentuk lain kepada saya. Kami ada perjanjian untuk meet up kecil sesame Steemians di Jakarta. “Datanglah ke Reading Room di Kemang (Jakarta). Di sana Bang Ayi akan berjumpa dengan Richard Oh, kadang ada Joko Anwar (sutradara) juga Dee Lestari (penyanyi dan penulis novel),” begitu juga pesan @mariska.lubis di WhatsApp (WA) saya.
Tentu saya yang mengenal semua orang yang disebutkan @mariska.lubis. Richards Oh adalah seorang penulis novel yang bersama Takeshi Ichiki merintis perhelatan Kusala Sastra Khatulistiwa (dulu bernama Khatulistiwa Literary Award yang dianggap sebagai Nobel sastra di Indonesia). Joko Anwar dan Dee Lestari atau Dewi Lestari, sudah nama sangat terkenal. Saya menyukai lagu-lagi Dee bersama trio Rida Sita Dewi, terutama lagu Datanglah yang membakar semangat. Sementara Joko Anwar sedang menjadi banyak pembicaraan di Indonesia atas prestasinya di dunia perfilman. “Kalaupun mereka tidak ada, Bang Ayi bisa membaca buku-buku hebat di sana!”
Sambil bercanda, saya membalas pesan @mariska.lubis: “Saya tunggu di sana. Semoga diajak main film silat.”
Saya juga terlambat tiba di Reading Book karena macet. Saat naik ke lantai dua Reading Book, saya melihat lelaki itu sana. Dengan topi laken yang menjadi ciri khasnya, duduk di dekat jendela dengan laptop yang menyala, sebagaimana rokoknya yang tak pernah padam. Wajahnya sangat familiar bagi saya meski kami tidak pernah berjumpa. Namun, biar tidak membuat kesalahan karena begitu banyak orang yang mirip di dunia ini, saya bertanya kepada pelayan; “Itu Mas Richard?”
Dia membenarkan. Saya mendekat dan menyapanya dengan ramah. Meminta maaf karena sudah menganggunya, dan memperkenalkan diri. Sambutan Richard Oh sangat ramah dan welcome. Saya memesan minum, kami pun terlibat percakapan yang tak pernah putus. Kami memulai dengan diskusi tentang buku. Tentang perkembangan tekonologi informasi yang tak bisa ditolak, tetapi tidak seharusnya menjaukan generasi milenial dari buku.
Richard Oh adalah lelaki yang selalu gelisah. Lelaki kelahiran Bukittinggi (Sumatera Barat) pada 30 Oktober itu harus mengobarkan banyak hal untuk mengikuti langkah hatinya dalam kegiatan seni. Kemapanannya di bisnis advertising tidak membuatnya puas. Kemapanan ekonomi bukan tujuannya. Ia menempuh jalan seni melalui buku dan film.
“Setiap mendengar ada kawan menulis buku, saya merasa bahagia sekaligus sedih karena sudah lama tidak menulis buku. Agak sulit kembali ke jalur kreatif penulisan buku,” kata penulis buku sastra _The Pathfinders of Love dan The Rainmaker’s Daughter itu. Dia pun bercerita tentang proses kreatif beberapa sastrawan Indonesia, termasuk Eka Kurniawan yang buku-bukunya sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa di dunia. Kisah yang sangat menginspirasi saya yang masih belajar menulis dengan baik.
Saya datang ke Reading Room untuk menunggu @mariska.lubis dan penantian itu akan saya gunakan untuk membaca buku. Saya lihat banyak buku-buku bagus tentang sastra, filsafat, dan sebagainya karya penulis besar dunia. Namun, setelah berjumpa dengan Richard Oh, saya lupa terhadap @mariska.lubis dan lupa terhadap buku yang begitu banyak di Reading Room. Tempat ini sesungguhnya adalah kafe dengan konsep seperti pustaka. Banyak orang kreatif yang nongkrong di sana.
Lalu Paul Agusta datang, bertopi laken seperti Richard. Saya berkenalan dengan Paul yang ternyata anak dari penyair besar Indonesia, Leon Agusta. Saya pernah mendengar cerita Nurdin Supi, seorang teman sekamar saya di Asrama Politeknik Negeri Lhokseumawe. Ketika mengikuti Mimbar Penyair Abad 21 di Taman Ismail Marzuki, Nurdin Supi sangat terkesan dengan peran Leon Agusta dalam pementasan teater. “Ketika Leon memerankan tokoh sebagai anjing, gerakannya melompat begitu alami seperti anjing sungguhan,” ungkapan Nurdin Supi merupakan bentuk kekaguman pada profesionalitas seorang Leon. Penyair itu meninggal pada 2015 silam.
Paul sungguh tidak nyaman dibandikan dengan papanya. Makanya, dia tidak pernah mempublikasikan puisi yang ditulisnya, dan memilih dunia film tempat ia bekarya, baik sebagai aktor maupun sutradara. Pada 2012, ia menjadi sutradara terbaik pilihan majalah Tempo lewat film Parts of the Heart. Dalam International Film Festival Roterdam (IFFR) 2014 di Belanda, film pendek Chaotic Memories yang disutradarai Paul juga mendapat sambutan luas. Sekarang Paul sedang terlibat dalam penyutradaraan film komersil.
Pertemuan kami yang tak direncanakan begitu mengesankan bagi Richard. “Paul sendiri tidak pernah mendengar cerita tentang papanya seperti itu di panggung. Sebuah pertemuan yang tak disangka membuka lembaran masa lalu,” ungkap Richard yang kini sedang terlibat dalam syuting film.
Ketika @mariska.lubis tiba, pembicaraan menjadi lebih hangat. Sebagai Steemians, tentunya tak lupa kami mempromosikan Steemit kepada dua seniman hebat itu. Richard dan Paul tertarik meski belum pernah mendengar tentang Steemit sebelumnya.
Saya harus berterima kasih kepada @mariska.lubis yang telah mempertemukan dan mengenalkan saya dengan Richard dan Paul. Dan saya harus berterima kasih kepada Steemit yang sudah mempertemukan saya dengan @mariska.lubis.[]
Wow wow wow Amazing aduen @ayijufridar sama kakak @mariska.lubis .
Bagaimana saya bisa seperti ini, sedangkan jam tidurku belum aku tepati. Andaikan saja tidur ku teratur, paling tidak aku bisa berharap lewat mimpi. Nyatanya mungkin nanti!!! Tapi tak apalalah, karena setelah selesai membaca postingan bang @ayijufridar, saya terasa sudah bersama walaupun tak tertangkap kamera. Terimakasih aduen @ayijufridar, terbawa sekali ceritanya.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Terima kasih kembali @rizajb. Salam sukses.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Semoga anggota steemians kita bisa juga seperti beliau -beliau yang sudah populer itu dan hebat. terimakasiih @ayijufridar informasinya.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Terima kasih kembali @muktarilyas. Salam.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Good luck :) I follow you :)
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Thanks so much...
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Cant wait to read more of your future post
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Tiga huruf aja, W O W. Beneran deh ini, orang2 hebat ketemuan di tempat yang hebat juga. Ini pertama kalinya bg Ayi ketemu mbak @mariska.lubis kah?
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Benar @horazwiwik. Kami baru pertama kali bertemu. Tapi semoga saja bisa bertemu lagi dalam kesempatan yang lain.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Aduh terima kasih banget sudah berkenan menunggu malam itu, dan saya yakin bang Ayi akan sangat senang di sana karena itu tempat saya selalu berkumpul bersama para penulis dan seniman. Selain banyak buku bagus yang langka, semua teman-teman di sana selalu asyik dijadikan tempat diskusi. Kalau ke Jakarta kita ke sana lagi ya, bang! Jangan lupa tawaran main film masih berlaku! Hahaha...
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Wah.. Bang @ayijufridar mau main film?
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Ah, itu si Bro Richard hanya bercanda saja @aimeehariss. Katanya, ada salah satu scene yang cocok buatku. LOL.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Untung berjumpa dengan Mas Richard, jadi menunggu tidak lagi menjadi pekerjaan yang membosankan Sista @mariska.lubis. Saya memang sudah merencanakan akan ke Reading Book lagi kalau ada kesempatan ke Jakarta.
Eh, semoga tawaran itu suatu saat menjadi kenyataan. hehehehe....
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Halo Mbak @mariska.lubis Steemit saya sdh aktif kembali yaa..
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Foto keren bang ala Coboy
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Terima kasih @edy02. Saleum koboy. Howdy...
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Sangat senang ya bg bisa bertemu sama orang-orang hebat..
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Benar sekali @cakphotography. Baru kali ini berjumpa dengan Sista @mariska.lubis meski sudah lama berkenalan di Steemit.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Cerita menarik ketika orang-orang hebat berkumpul
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Terima kasih @boyashruddin, Saleum.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Duet Bg @ayijufridar dan kak @mariska.lubis mempromosikan steemit, luar biasa :)
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Memperkenalkan Steemit kepada orang-orang hebat dan mereka tertarik Bunda @rayfa. Semoga ada orang hebat di Indonesia yang bergabung di Steemit dan membuat Steemit semakin terkenal.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Halo Mbak @rayfa Steemit saya sdh aktif kembali yaa..
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Setelah saya baca2, saya hanya mengenal tiga orang dalam tulisan itu. Pertama author bg @ayijufridar di alam maya dan alam nyata. Kedua dan ketiga, saya mengenal @mariska.lubis di Steemit dan mengenal taman @marzukiismail di buku dan media massa.. hahaha
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Kita semua saling terhubung di Steemit, dan nanti akan merasakan manfaatnya, kemal.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Bertambah ilmu dan pengetahuan bila bertemu orang2 yang hebat.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Yup, saya beruntung sekali berjumpa dengan mereka @brexscoot. Banyak pengalaman dan ilmu mereka yang bisa diserap.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Salam kenal Bang Ayi.. Saya Haya, asal Aceh Pidie tinggal di Depok. Membaca cerita tentang orang-orang hebat yang berhasil dalam bidang yang mereka tekuni selalu mampu memancing kegelisahan saya... Iri bisa dibilang begitu.. Secara positif. Semoga.
Sejak beberapa tahun yang lalu saya memutuskan untuk menjadi novelist... tak mudah ternyata! Selama tujuh tahun sejak mengerahkan tenaga untuk menggali ide, menciptakan karakter, membuat alur dan lain-lain yang dibutuhkan untuk menghasilkan novel, energi saya rasaya tersedot.... dengan hasil yang tak membuat saya puas. Hanya satu yang diterbitkan, sementara tiga draft selesai telah ditolak lebih dari satu penerbit. Dan itu terkadang saya rasa cukup menjadi alasan untuk berhenti menulis novel baru. Mungkin novel yang terbit itu sebenarnya juga jelek hanya keberutungan saja...
Dan, saya berhenti beberapa waktu... tapi tetap tak bisa benar-benar mundur. Masih juga melirik-lirik draft lama atau memulai tulisan baru yang tak jelas...Mungkin karena itu uban-uban terus muncul di kepala :D dan kulit wajah saya terus saja keriput. :D Galau kalau kata kita.
Maaf bang kalau komentar saya di sini kacau... cuma mendadak pingin curhat.
Yang ingin saya sampaikan adalah selalu menyenangkan bisa bertemu orang-orang sukses yang menginspirasi.
Terima kasih
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Saya senang sekali @hayanufus menulis novel dan beberapa di antaranya sudah diterbitkan. Membanggakan sekali. Sedihnya, kegiatan menulis sudah berhenti sekarang. Jangan dong. Ayo, dilanjutkan kembali. Entah novel kita diterbitkan atau tidak, kita harus terus menulis dan membaca. Menulis itu harusnya menjadi kebutuhan, sebagaimana bernapas.
Gunakan Steemit untuk meningkatkan kemampuan dalam menulis. Saleum dari Lhokseumawe @hayanufus.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Bg @ayijufridar sy sdh bisa tersenyum hari ini. Terimakasih Bang..
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Omak, selamat buat @imranpase ka lahe lom, hehehehe. Bang @halimabe akan tinggai di likot....
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit