El Nino dan La Nina untuk Indonesia

Alam dan mahluk hidup merupakan komponen yang saling berkaitan. Keduanya saling memepengaruhi satu sama lain, termasuk juga peristiwa yang terjadi di dalamnya. Alam mengalami berbagai macam periatiwa. Banyaknya peristiwa alam yang terjadi, tidak sedikit dalam menimbulkan dampak bagi kondisi alam lainnya. Salah satunya adalah peristiwa El Nino dan La Nina yang dapat menyebabkan bencana ekologi. Kedua peristiwa ini berhubungan dengan laut.

El Nino dan La Nina merupakan kejadian alam yang menunjukkan adanya perubahan iklim. El Ninon adalah peristiwa memanasnya suhu pada permukaan air laut di pantai Barat Peru – ekuador di amerika selatan yang menyebabkan terjadinya gangguan iklim secara global. Dimana suhu permukaan air laut yang terjadi di daerah tersebut adalah dingin karena adanya up-welling (yakni arus dari dasar laut yang menuju ke permukaan). Di indonesia angin muson yang datang dari Asia dan membawanya banyak uap air, sebagian besar juga berbelok menuju daerah tekanan rendah di pantai barat Peru – ekuador.

Akibatnya, angin menuju indonesia hanya membawa sedikit uap air sehingga terjadi musim kemarau yang panjang. Musim kemarau yang berkepanjangan memiliki dampak, seperti :

Kekeringan yang melanda dan sulit diatasi
Menurunnya persediaan air bersih karena sungai dan sumur tidak lagi meiliki tampungan air bersih
Menimbulkan wabah penyakit karena kurangnya air bersih
Produksi pertanian menurun, karena sulitnya air untuk merawat tanaman sehingga gagal panen
Kebakaran Hutan, seperti yang terjadi di hutan Kalimantan

Sementara La Nina adalah kebalikan dari El Nino. Dimana peristiwa ini dimulai ketika el nino mulai melemah, dan air laut yang panas di peru – ekuador kembali bergerak ke arah barat, suhu air laut di tempat tersebut kembali sperti semula (dingin), dan up welling muncul kembali, atau kondisi cuaca yang normal. Perjalanan air laut yang panas ke arah barat tersebut akhirnya akan sampai ke indonesia. Akibatnya, wilayah indonesia akan berubah menjadi daerah bertekanan rendah (minimum) dan semua angin di pasifik selatan dan Samudra Hindia akan bergerak menuju Indonesia. Angin tersebut membawa uap air yang banyak sehingga sering terjadi hujan lebat, yang berpotensi banjir di sejumlah daerah di Indonesia. Fenomena La Nina di tandai dengan menurunnya suhu permukaan laut di zona Nino 3.4 shingga sering di sebut fase dingin. Sementara karena tekanan curah hujan yang tinggi dapat mengakibatkan banjir, kemudian tanah longsor karena terikisnya tanah akibah tidak adanya akar tumbuhan yang menahan.

Masalah fenomena di atas tidak bisa di cegah karena merupakan peristiwa alam, namun kita bisa mencegah akibat yang ditimbulkan dari keduanya. Untuk mengantisipasi dampak dari El Nino kita dapat melakukan ini.

Pemerintah hendaknya melakukan peringatan dini kepada masyarakat agar masyarakat dapat melakukan persiapan di segala sektor.
Pemerintah juga harus menyiapkan cadangan makanan pokok (beras) untuk mengantisipasi panceklik pangan karena gagalnya panen.
Pemerintah bekerja sama dengan masyarakat untuk mengembangkan varietas padi yang bisa di tanam di area dengan debit air yang sedikit.
Memastikan gudang atau lumbun terjaga agar surplus.
Mengecek saluran imigrasi dan waduk agar berfungsi ketika menghadapi ancaman kekeringan ketika bencana el nino datang.

Namun selain membawa dampak buruk yang menghawatirkan, ternyata El Nino juga membawa dampak positif terutama bagi masyarakat yang bermata pencaharian sebagai nelayan. Karena akibat dari adanya El Nino, kandungan klorofil di permukaan laut akan mengalami peningkatan. Klorofil tersebut merupakan nutrisi bagi ikan-ikan sehingga banyak ikan yang bermigrasi wilayah perairan indonesia, terutama jenis tuna.