Teungku Putro Safiatuddin Cahya Nur Alam mangkat, pewaris tahta Kerajaan Aceh Darussalam ini meninggal dunia di Kota Mataram tempat dirinya menumpang bersama putri bungsunya Cut Neneng.
Penulis memiliki kesan tersendiri dengan "Ratu Tak Bertahta" ini, di tahun 2017 ketika saya sedang berada di Kota Mataram NTB ingin mengunjunginya. Janji pun terkabari, namun apa daya sesuatu hal membuat janji itu tak terlaksana. Ternyata dikemudian hari saya mengetahui cerita, beliau sudah menyiapkan makan siang menyambut kedatangan saya. Menyesal dan sedih sekali, tapi itulah hidup kita hanya bisa membuat janji sementara yang Kuasa yang mengatur segalanya.
Mendengar berita kepergian beliau, saya terkesiap dan mengingat kembali banyak pesan dan harapan yang beliau ungkapkan ketika suatu waktu saya menemuinya di Komplek Baperis Banda Aceh.
Kepergiannya ditangisi banyak orang, ratusan orang berkumpul menyambut dan mengirim doa. Diantara yang sangat spesial adalah Irwandi Yusuf Gubernur Aceh yang secara khusus menerima jenazah "Ratu" untuk disemayamamkan sesaat di Pendopo Gubernur Aceh.
Berikut suasana haru bercampur kebangaan ketika "Ratu Tak Bertahta" ini tiba di "Istana" Aceh...
Telah pergi Sang Pewaris Tahta biarpun tak pernah ada wujud tahta itu lagi, yang tersisa adalah pahatan nisan yang bertabur di Kandang Meuh. Ratu akhirnya di makamkan di dekat tempat terakhir Ayahandanya Sang Raja yang penuh derita Tuwanku Raja Ibrahim bin Sultan Alaidin Muhammad Daudsyah.
Innalillahi Wainnailahi Rajiun.
Congratulations @bangnanda! You received a personal award!
You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking
Do not miss the last post from @steemitboard:
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit