Selamat malam para Steemian yang hidup di rumah @steemit. Saya ucapkan selamat memperingati Hari Kebangkitan Nasional. Marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT dan ucapkanlah salam kepada junjungan kita Baginda Nabi Agung Muhammad SAW atas Rahmat, berkah, Inayah, syafaat dan maunahnya kepada Indonesia.
Barangkali tanpa rahmat Allah SWT sebagaimana termaktub dalam UUD 45 serta dalam teks proklamasi bangsa Indonesia tidak akan pernah ada. Tentu saja jika bangsa ini tidak ada maka sudah otomatis Hari Kebangkitan Nasional pun tak ada.
Indonesia dalam perjalanan panjang sejarahnya tak lepas dari kekuatan militer. Baik militer dalam arti sesungguhnya ataupun para militer dan sipil yang berkemampuan militeristik. Kita tidak boleh saja melihat militer dalam kacamata hari ini saja. Dimasa raja-raja terdahulu militer sudah ada, cuman namanya, sebutan, perlengkapan perang, dan karakteristiknya yang berbeda.
Lalu muncul pertanyaan adakah pasukan elit dimasa raja-raja dahulu. Sudah barang tentu ada. Mustahil seorang raja tidak didampingi oleh pasukan elit. Baiklah kita tidak sedang membahas pasukan elit kerajaan dahulu. Tetapi menyoal lahirnya kembali atau dalam bahasa lain dihidupkannya lagi pasukan elit TNI. Bahkan katanya super elit.
Ditengah-tengah munculnya teroris yang meresahkan masyarakat negara mengambil sikap untuk menghidupkan kembali pasukan super elit TNI. Tentu saja hal itu adalah sebuah kabar gembira. Dan kabar buruk bagi para teroris. Sebab pasukan TNI kita sejatinya adalah pasukan yang sangat ditakuti dan disegani di dunia. Ini adalah fakta
Lantas adakah trauma kolektif yang memusatkan di ubun-ubun masyarakat tentang hak itu? Boleh jawabnya ada dan bisa jadi tidak. Praktis setelah runtuhnya orde lama TNI memegang kendali penuh atas jalannya pemerintahan di bawah Jendral Besar Soeharto. Dan sudah menjadi rahasia umum jika di masa itu kehidupan berbangsa-negara terkekang, tak ada kebebasan berpendapat, berpikir dan sebagainya.
Tiga puluh dua tahun kita hidup dimasa itu. Dan jika kita catatkan preseden-preseden buruk akibat tindakan TNI maka sungguh akan banyak. Di era Reformasi kekuatan TNI dibatasi oleh Gus Dur dengan melarang mereka memasuki politik. Namun pada era SBY mereka pun kembali perlahan.
Pada hari ini tepat dua puluh tahun Reformasi yang tidak reformatif kekuatan TNI pun kembali ke puncak tahta. Sepertinya hal itu nyata. Terlebih lagi dengan dihidupkannya pasukan super elit. Memang, pada situasi hari ini hal itu sangat dibutuhkan tetapi perlu kita pertimbangkan lagi faktor-faktir lainnya.
Karena saya yakin masih banyak di antara masyarakat dan di sebagian kalangan yang masih trauma terhadap mereka. Oleh karenanya sungguh-sungguh dibutuhkan atau tidak kelahiran mereka hari ini adalah hak rakyat yang menjawabnya. Karena rakyatlah pemimpin sesungguhnya.
Saya harap kelahiran pasukan super elit ini benar-benar membawa kemanfaatan bagi rakyat bukan pejabat. Mari kita tunggu ......
Kopi hitam