Mendapatkan Pemimpin Berjiwa Yudhistira atau Duryodana Adalah Pilihan Kita

in indonesia •  7 years ago  (edited)

image

Seni dipandang sebagai alat budaya yang memiliki taring tajam untuk mengoyak berbagai macam kebuntuan yang sedang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Lewat seni segala persoalan bisa dibicarakan dengan cara cara yang berbeda, bisa membuka kemungkinan-kemungkinan baru (lain) untuk mencari solusi.

Tahun ini Indonesia sedang berada di tahun-tahun yang sebenarnya menjadi penentu bagi kenyamanan hidup masyarakat. Karena secara serempak diadakan pemilihan kepala daerah. Baik-buruknya jalannya roda pemerintahan di alam demokrasi hari ini tergantung pada baik buruknya siapa yang memimpin. Pemimpin amanah masyarakat sejahtera. Tetapi jika pemimpinnya lalim masyarakat bisa sengsara.

Wayang adalah salah satu kesenian yang sarat dengan nilai-nilai kepemimpinan. Di wayang kita bisa bercermin bagaimana seorang pemimpin yang adil dan cintai rakyatnya dan pemimpin yang tidak dicintai dan dimurkai rakyatnya.

Hal tersebut dapat kita lihat lewat lakon Mahabarata karena kedua ujud pemimpin tersebut digambarkan secara gamblang lewat Raja Yudhistira atau Puntadewa dan Raja Duryodana. Puntodewa adalah putra tertua Raja Pandhu Dewanata yang disebut sebagai Pandawa dan merajai keraton Amarta, sementara Duryodana adalah putra tertua Raja Destrarata yang disebut sebagai Kurawa dan merajai keraton Hastinapura. Keduanya sama-sama bangsa Kuru dari garis darah Raja Sentanu. Artinya keduanya adalah saudara sepupu karena Pandu Dewanata merupakan adik dari Destrarata.

Yudhistira dikenal sebagai raja yang amanah sedangkan Duryodana sebaliknya. Tentu saja kehidupan masyarakat dari kedua kerajaan tersebut berbeda. Kehidupan masyarakat Amarta sejahtera, aman, sentausa dan kehidupan masyarakat Astina berbanding sebaliknya.

image

Sebagai raja, Yudhistira lebih mementingkan kehidupan masyarakatnya daripada dirinya sendiri. Sedangkan Duryodana dikenal licik, culas dan kejam. Pada gilirannya, keduanya pun bertempur di medan Kurusetra yang dikenal dengan perang Baratayudha. Perang besar itu terjadi akibat iri dengkinya Duryodana terhadap kemakmuran Amarta dan berkeinginan hati untuk menguasai Amarta. Wal hasil perang besar itupun terjadi. Pandawa yang didukung oleh Krisna mampu memenangkan peperangan yang berlangsung selama delapan belas hari.

Yang ingin saya sampaikan lewat sedikit kisah super singkat dari Wayang tersebut adalah bahwa Indonesia di tahun ini sedang menjalankan proses demokrasi untuk memilih pemimpinnya. Maka perlu kita pilah dan pilih siapakah pemimpin yang berjiwa Puntadewa, jika tidak, kita akan dipimpin oleh pemimpin berjiwa Duryodana.

Dengan demikian mari kita sama sama mengawal proses demokrasi hari ini dengan pilihan dan pilahan yang jernih supaya mendapati pemimpin yang berjiwa Yudhistira. Karena jika Duryodana yang memimpin maka bukan kesejahteraan yang kita dapat melainkan kesengsaraan.

Keterangan Foto: internet

Kopi Hitam.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Seni budaya yang mengangumkan

@moini begitu lah milik kita