Janganlah Kau Sia-Siakan Kesempatan Yang Kau Dapatkan, Sebelum Semuanya Meninggalkanmu

sumber

Ramadhan, ia datang untuk memenangkan mu namun kau begitu bodoh tak menyambut nya dengan meriah tak seperti kau menyambut tahun baru. Semenjak dua tahun lalu kau pura-pura berdoa agar dapat bertemu Ramadhan, ya, kau hanya pura-pura agar kau terlihat sebagai orang siap bermesraan dengan nya.

Saat itu ia datang membawa hadiah yang begitu banyak, namun kau tak peduli padanya dan sibuk dengan nafsumu sendiri. Kau abaikan ajakannya untuk berlomba dalam kebaikan, kau abaikan ajakannya untuk rajin shalat berjamaah.

Saat itu ia peluk malam-malammu hangat dengan Sunnah tarawihnya, namun kau berontak dan berjalan menjauh. Kau lebih memilih menggenggam bara mengunjungi rumah makan bersama kawan-kawan lamamu, terbahak-bahak sampai lupa shalat magrib dan isya, benar-benar lupa.

sumber

Saat itu ia bercakap lembut dengah tilawah Qur'an, namun kau pura-pura tuli tapi kau lebih senang alunan musik yang tiada manfaatnya. Kau lebih senang menghabiskan waktu nyanyi-nyanyi menunggu berbuka, " ah mungkin saja kau lupa di mana meletakkan Al-Qur'an ia ingatkanmu tapi kau tetap tak peduli.

Meski begitu, ia masih tetap saja sayang dan membersamaimu sepenuhnya. Ia tetap sabar mengingatkanmu, sedikit demi sedikit hingga kau sadar tentang ketulusannya. tapi semuanya sudah terlambat esok ia sudah harus pergi membawa kembali hadiah yang kau tolak mentah-mentah.

Esok ia sudah harus melepaskan pelukan hangatnya, meski sekarang kau yang memaksa memeluknya. esok ia tidak akan bercakap lagi denganmu meski sekarang kau yang memulai pembicaraan, ia tak bisa memenuhi permintaanmu benar -benar sudah tak bisa. Meski kau bermohon Dengan sangat atau menangis sejadi-jadinya, ramadhan akan tetap pergi tapi ia berjanji akan datang lagi tahun depan, tapi apakah kau masih hidup pada saat itu..?

sumber