Maksiat di Negeri Religius

Masuk Daftar Paling religius

Negara Kita tercinta Indonesia ini seringkali masuk ke dalam urutan negara yang paling religius di dunia. Bahkan Dasar Negara kita Pancasila dengan tegas menyatakan bahwa kita merupakan negara yang berketuhanan , dalam arti Agama merupakan salah satu pilar dasar negara kita. Bahkan dalam kehidupan sehari-hari melakukan kegiatan keagamaan merupakan salah satu cerminan religius tidaknya seseorang. Sering kali menjadi tolak ukur seseorang unutk dionilai oleh orang ain di dalam lingkungannya sendiri.

ga percaya kita masuk dafatr paling religius? coba cek disini

sumber

Apakah kita jadi negara maju tanpa maksiat?

Wah mungkin ini jadi sebuah pertanyaan besar, dan mungkin tidak relevan unutk mempertanyakan antara masuknya kita di daftar tersebut dengan maju tidaknya negara ini, atau ada tidaknya sebuah tindakan maksiat di negara trercinta kita ini.
Tapi bukankah dengan mejadi religius kita dituntut untuk selalu melakukan kebaikan, welas asih, tolerensi atar manusia, tanpa melihat suku dan agamanya? Apakah kita sudah pada tahap itu? mungkin saya tidak usah panjang lebar unutk menjelaskan dan memaparkan. Mungkin ketika kita terlalu dibutakan oleh kerelegiusan tanpa menjadi manusia, mungkin kita akan menjawab kalau kita sudah melampaui tahap tersebut.

Selangkangan Menjadi topik utama

nah yang bikin geger adalah tertangkapnya seorang artis yang di bayar sebesar 80juta rupiah untuk melayani seorang pria hidung belang. baca: jadi PSK . wah ternyata harga benar menajdi sangat mahal di bawah rezim ini, bahkan hal spt itu menjadi sebegitu mahal, eh tapi koq mampu yah, warga negara kita ngeluarin duit segitu hanya untuk urusan lendir, apa mungkin tingkat kesejahteraannya sudah melewati batas? wah, sudah makmur ternyata warga kita. hahahah

sumber

Yang kadang bikin kepala geleng-geleng adalah ketika hal semacam ini menjadi sesuatu yang WAH , padahal dinegara kita juag sedang menghadapi sebuah maksit yang lebih besar yaitu KORUPSI . sebuah tindakan maling yang begitu masif yang dilakukan oleh para birokrat dan juga para elit politisi kita. bukankah kalau kita menjadi sebuah negara yang religius hal ini tidak akan terjadi? Atau pemuka agama yang terus-terusan menyebarkan Hoaks, melakukan kekerasan, tapi menjadi susah tersentuh karena ada embel-embel pemuka agama . Atau ada pemuka agama yang menyuap? atau salah satu anggota DPRD di tempat saya yang sekaligus jadi Jero Mangku, pemuka agama yang nyambi jadi pengedar narkoba? bukankah kalau salah tetap salah jika kita mampu menjdi negara religius?

Harusnya kita malu merasa religius atau masuk daftar itu kalau maksiat masih merajalela di negara yang berpedoman pada agama seperti Indonesia tercinta. Mungkin porsi merasa religius harus kita kurangi, tapi tambahlah menjadi seorang manusia, yang memang memanusiakan seorang manusia.

catatan: tulisan ini tidak ada artinya, mohon maaf sudah membuat kalian membaca sampai akhir