#tourpocket -Fullrich Residence, Hotel Rasa Apartemen/ Fullrich Residence, Hotel with Apartment's taste- [Indonesia-English]

Ini cerita bersambung dari perjalanan di Bangkok, setelah selesai jalan-jalan di Asiatique (Baca: https://steemit.com/indonesia/@fararizky/bangkok-dan-segala-keunikannya) akhirnya kami menuju ke Hotel yang sudah saya pesan terlebih dahulu melalui aplikasi online. Nama hotelnya Fullrich Residence yang terletak di area Ladprao, sekitar 40 menit menggunakan Grab dari Don Mueang Internasional Airport (kalau tidak macet). Tadinya kami ingin menyewa apartemen yang jauh lebih murah harganya dibandingkan Fullrich, namun karena letaknya yang terlalu jauh dari Bandara, akhirnya untuk meminimalisir ketinggalan pesawat karena macet kami memutuskan untuk mencari tempat menginap yang terjangkau oleh transportasi umum.

Berhubung kamar yang saya pesan hanya satu kamar dan kami berempat, serta sudah tengah malam sehingga aktivitas di hotel sudah berkurang, akhirnya saya dan Fie yang mencek-in kan kamar tersebut, sementara Mika dan acha menunggu diluar hotel agar tidak terpantau oleh orang hotelnya supaya tidak dikenakan biaya tambahan kamar, proses cek in lebih kurang 30 menit karena resepsionis nya tidak terlalu lancar berbahasa Inggris. Kalau kalian mempunyai rencana ke Bangkok, tidak perlu lancar berbahasa Inggris tapi latihlah bahasa tubuh dan bahasa kalbu kalian, karena hal itu sangat efektif untuk kita berkomunikasi dengan masyarakat di Bangkok

Because of the room that I ordered was only one room but we were four and it was midnight. So, no more activity in the hotel, finally Fie and me checked the room, while Mika and acha were waiting outside the hotel, so that the receptionist couldn't monitor us and we didn't have to pay extra charge for the room, the check-in process was approximately 30 minutes because the receptionist didn't really fluent in English. If you have a plan to go to Bangkok, and you aren't fluent in English, please, practice your body language and your heart language, because it is very useful for us to communicate with the people in Bangkok.

Setelah cek in kami diantar ke kamar, dan langsung menyusun strategi untuk memasukkan Mika dan Acha ke kamar, yang ternyata mereka sudah menunggu di parkiran seperti anjing penjaga hotel (itu kata acha karena terlalu lama menunggu)

Jadi saya dan Fie membuat semacam misi Pengalihan agar bisa memasukkan Acha dan Mika ke dalam kamar, saya bertugas mengalihkan fokus si resepsionis dengan bertanya supermarket terdekat yang masih buka dan fie bertugas membawa masuk mereka berdua, misi hampir berhasil kalau saja Fie tidak kehilangan fokus dan langsung mengajak mereka ke atas melalui tangga yang terdapat di parkiran (ahhh ini detik-detik terkonyol kami, si resepsionis langsung ke parkiran hotel karena mencurigai mereka berdua ingin maling sepeda di hotel ini). Sebelum si resepsionis sempat berbicara sama mereka, saya langsung mengejar resepsionisnya dan mengalihkan perhatiannya lagi, sehingga Fie Berhasil memasukkan mereka berdua ke kamar.

Hotel ini sangat nyaman ditempati dengan harga yang sangat terjangkau sekitar 1.522 Bath untuk 2 malam, ruangannya pun luas. ada kolam renangnya, ada wifi, tempat jemur pakaiannya, dan ada sofa bed (kerajaan saya) pula jadi kita tidak perlu berdesak-desakan kalau mau tidur. Serasa punya apartemen sendiri selama menginap disini, semua peralatannya lengkap seperti kulkas, pemanas air, TV, Ac yang super dingin. Hanya saja kekuranganya karena jaraknya yang sangat jauh dari pusat kota dan susah mencari makanan halal di daerah sini. Untungnya ada grab, jadi kalau mau kemana-mana kita langsung pesan grab biar lebih hemat dibandingkan taksi.

Jadi kalau mau ke bangkok carilah penginapan di daerah pusat kota, seperti daerah sukhumvit, khaosan road dan chinatown, walaupun harga penginapannya akan lebih mahal, namun lebih efektif dalam menjangkau tempat-tempat wisata.