Salah satu perbuatan buruk manusia yang dimanfaatkan setan dalam menghancurkan kehiidupan umat manusia adalah marah. Saat seseorang sedang marah maka emosinya akan menjadi tak terkendali yang akan dengan mudah dimanfaatkan oleh setan untuk berbuat kemaksiatan seperti berbicara kata kotor, mengucap kalimat kekafiran, menacai maki orang, bahkan sampai menggugat takdir mempertanyakan tentang nasib kepada Allah SWT.
Sifat marah ini pulalah yang dapat membawa kerusakan disekitar manusia. Karena tak jarang bila seseorang marah ia akan merusak semua benda disekitarnya, misalnya pukul kanan-pukul kiri, lempar piring, lempar gelas, bahkan sampai melakukan tindak pembunuhan bila kemarahannya sudah diujung tanduk. Jika sudah seperti ini berhasillah setan dalam merusak umat keturunan Nabi Adam AS.
Cara Mengendalikan Emosi dalam Islam
Sadar akan hal itu, dalam agama islam kita diajarkan untuk selalu mampu mengendalikan emosi supaya tidak gampang marah. Bahkan hal ini sudah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang selalu mampu mengendalikan emosinya walaupun menghadapi tindakan yang tidak mengenakkan dari orang kafir. Berikut ini adalah cara mudah mengendalikan emosi menurut agama islam yang didasarkan pada Al-Quran dan Hadits.
Sikap Diam dan Menjaga Lisan
Pada sebuah hadits Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْكُتْ
“Jika kalian marah, diamlah.” (HR. Imam Ahmad).
Saat Anda sedang diuji dengan kemarahan, salah satu langkah terbaik dalam mengendalikan emosi untuk menghindari marah adalah dengan bersikap diam. Biarkan sumber yang memancing kemarahan itu terus berbicara, toh pada akhirnya kebenaran hanyalah ada pada Allah SWT.
إِنَّ العَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ، مَا يَتَبَيَّنُ فِيهَا، يَزِلُّ بِهَا فِي النَّارِ أَبْعَدَ مِمَّا بَيْنَ المَشْرِقِ
“Sesungguhnya ada hamba yang mengucapkan satu kalimat, yang dia tidak terlalu memikirkan dampaknya, namun menggelincirkannya ke neraka yang dalamnya sejauh timur dan barat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Disaat emosi sedang menumpuk dan ingin segera rasanya diluapkan hendaknya kita untuk menjaga sebuah ucapan dan lisan. Jangan sampai hanya karena lidah tak bertulang ini Anda membuat sebuah dosa yang akan menjerumuskan Anda ke dalam neraka.
Hilangkan Sifat Tinggi Hati dan Ambillah Posisi Lebih Rendah
Sifat tinggi hati jika Anda pelihara lama kelamaan akan mengakibatkan Anda cenderung memiliki sifat pemarah. Manusia yang merasa bahwa ia lebih dari manusia lainnya akan mudah terpancing dalam kemarahan. Itulah sebabnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ وَهُوَ قَائِمٌ فَلْيَجْلِسْ، فَإِنْ ذَهَبَ عَنْهُ الْغَضَبُ وَإِلَّا فَلْيَضْطَجِعْ
“Apabila kalian marah, dan dia dalam posisi berdiri, hendaknya dia duduk. Karena dengan itu marahnya bisa hilang. Jika belum juga hilang, hendak dia mengambil posisi tidur.” (HR. Imam Ahmad).
Dalam hadits tersebut Rasullah mengatakan bahwa jika Anda marah, hilangkanlah dengan posisi duduk, jika masih belum hilang cobalah untuk mengambil posisi tidur. Semua ini bukanlah tanpa maksud, sebab jika orang yang berdiri saat marah ia akan dengan mudah berbuat hal buruk lainnya misalnya memukul.
Membaca Ta’awudz
Cara mengendalikan emosi secara islam selanjutnya adalah dengan membaca ta’awudz, yang berbunyi:
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
"Aku memohon perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk"
Penyebab utama dari kemarahan adalah godaaan dari setan, sehingga Anda bisa redam godaaan tersebut dengan meminta perlindungan kepada Allah SWT melalui bacaaan ta’awudz. Bahkan hal ini sempat dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dalam mendamaikan dua orang yang sempat akan bertengkar, berdasarkan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِني لأعلمُ كَلِمَةً لَوْ قالَهَا لذهبَ عنهُ ما يجدُ، لَوْ قالَ: أعوذُ بالله مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجيمِ، ذهب عَنْهُ ما يَجدُ
"Sungguh saya mengetahui ada satu kalimat, jika dibaca oleh orang ini, marahnya akan hilang. Jika dia membaca ta’awudz: A’-uudzu billahi minas syaithanir rajiim, marahnya akan hilang." (HR. Bukhari dan Muslim)
Kembalilah ke Hadits ini Ketika Anda marah
Selain hadits-hadits diatas, dalam agama islam masih banyak lagi hadits yang bisa Anda ingat dan ambil pelajaran saat emosi sedang dalam puncak-puncaknya, berikut ini adalah beberapa hadits tersebut.
من كف غضبه ستر الله عورته ومن كظم غيظه ولو شاء أن يمضيه أمضاه ملأ الله قلبه يوم القيامة رضا
"Siapa yang menahan emosinya maka Allah akan tutupi kekurangannya. Siapa yang menahan marah, padahal jika dia mau, dia mampu melampiaskannya, maka Allah akan penuhi hatinya dengan keridhaan pada hari kiamat. "(HR Ibnu Abi Dunya).
وَهَذَا الثَّنَاءُ الْجَمِيلُ وَالْجَزَاءُ الْجَزِيلُ إِذَا تَرَتَّبَ عَلَى مُجَرَّدِ كَظْمِ الْغَيْظِ فَكَيْفَ إِذَا انْضَمَّ الْعَفْوُ إِلَيْهِ أَوْ زَادَ بِالْإِحْسَانِ عَلَيْهِ
"Pujian yang indah dan balasan yang besar ini diberikan karena sebatas menahan emosi. Bagaimana lagi jika ditambahkan dengan sikap memaafkan atau bahkan membalasnya dengan kebaikan." (Tuhfatul Ahwadzi Syarh Sunan Turmudzi, 6/140).
مَنْ كَظَمَ غَيْظاً وَهُوَ قادرٌ على أنْ يُنفذهُ دعاهُ اللَّهُ سبحانهُ وتعالى على رءوس الخَلائِقِ يَوْمَ القيامةِ حتَّى يُخيرهُ مِنَ الحورِ العين ما شاءَ
“Siapa yang berusaha menahan amarahnya, padahal dia mampu meluapkannya, maka dia akan Allah panggil di hadapan seluruh makhluk pada hari kiamat, sampai Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari yang dia kehendaki." (HR. Abu Daud)
Segera Melakukan Wudhu dan Mandi
Marah disebabkan oleh godaan setan, dan setan ini terbuat dari api. Maka untuk memadamkan api kemarahan bisa Anda lakukan dengan air seperti saat berwudhu’, seperti yang pernah dikatan oleh Nabi Muhammad SAW, bersabda:
إِنَّ الْغَضَبَ مِنْ الشَّيْطَانِ وَإِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنْ النَّارِ وَإِنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِالْمَاءِ فَإِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَتَوَضَّأْ
Sesungguhnya marah itu dari setan, dan setan diciptakan dari api, dan api bisa dipadamkan dengan air. Apabila kalian marah, hendaknya dia berwudhu. (HR. Ahmad 17985 dan Abu Daud 4784)
الغضب من الشيطان ، والشيطان من النار ، والماء يطفئ النار ، فإذا غضب أحدكم فليغتسل
“Marah itu dari setan, setan dari api, dan air bisa memadamkan api. Apabila kalian marah, mandilah.”(HR. Abu Nuaim dalam Hilyah)