MUSEUM HOUSE OF SAMPOERNA

Sejarah panjang perjalanan Rokok Sampoerna di Indonesia, yang kita kenal merek produk Dji Sam Soe, berawal dari tahun 1913 ketika seorang bernama Liem Seeng Tee (pemilik perusahaan sampoerna sekarang).

Mulai menjalankan bisnisnya diwarung sederhana, dengan berjualan barang-barang pokok kebutuhan masyarakat, kemudian melihat peluang dimasyarakat, bahan tembakau banyak dikonsumsi oleh masyarakat, akhirnya muncul pikiran untuk meracikan tembakau dan cengkeh yang dicampur untuk dijadikan lintingan sederhana menjadi rokok.

Dengan terus berkembang usahanya lebih menjadi besar, kemudian membentuk badan hukum dengan nama Handle Maatschappij ( HM) Sampoerna Liem Seeng Tee.
Dengan perjalanan waktu, pada tahun 1862 bangunan yang sekarang jadi Museum awal fungsinya sebagai tempat panti asuhan yang di kuasai oleh kolonial Belanda, bentuk dan gaya arsitektur eropa.

Kemudian pada tahun 1932, bangunan tersebut dibeli oleh pemilik perusahaan rokok merek Sampoerna yaitu Liem Seeng Tee, untuk alih fungsi dijadikan lokasi pabrik rokok Sampoerna pertama di Indonesia dan sampai sekarang masih berfungsi, tempat memproduksi rokok yang bergengsi di Indonesia adalah Dji Sam Soe.

Bangunan dikomplek Museum house of Sampoerna terdiri dari bangunan utama yang sekarang dijadikan aktivitas sebagai Museum, tempat memproduksi rokok, bangunan sebelah timur dijadikan kafe, kios merchandise, galeri seni, bangunan sebelah barat difungsikan tempat tinggal kekuarga pemilik perusahaan.

Bangunan Museum
Melihat dari depan sebelum masuk ke ruang Museum, berdiri empat pilar tiang bulat yang didekorasi berbentuk batang rokok yang diproduksi HM Sampoerna, bangunan Museum House Sampoerna terdiri dua lantai, lantai satu banyak koleksi dan foto-foto sejarah proses pembuatan rokok, dan lantai dua digunakan sebagai penjualan kaos.

Bangunan Museum House of Sampoerna, terletak di Surabaya lama, Jalan Taman Sampoerna No 6, Kecamatan Pabean Cantian Kota Surabaya.

Aroma cengkeh yang kuat begitu masuk ruang Museum, karena cengkeh campuran utama dalam pembuatan rokok, banyak terdapat koleksi foto-foto, benda awal mulai usaha, terdapat juga replika warung sederhana sejarah perjalanan bisnisnya, ada kolam air yang bulat ditempatkan didepan yang mengandung unsur filisofi China sebagai lambang keberuntungan.

Koleksi foto Mr Liem Seeng Tee dan istrinya ketika masih muda, juga terpajang di ruangan depan, ada dua sepeda yang dipajang dekat dengan repkika warung menurut cerita dari pemandu Museum, sepeda itu dulunya di pakai untuk menjalankan usahanya.

Museum House of Sampoerna, susunan koleksi tertata dengan ngurut, sehingga pengunjung lebih memahami sebuah perjalanan usaha dan proses membuat suatu produk rokok.

Masuk antara ruang depan dan ruang tengah terdapat lantai yang sengaja dimiringkan, pertemuan kedua lantai mengumpul diantara kedua ruang, kata pemandu museum, menggambarkan sebagai simbol keberuntungan.

Kemuduan masuk ruang tengah terdapat mesin dan benda-benda yang pernah dibuat bagaimana cara membuat proses rokok, kertas yang dipakai jaman dahulu, mesin cetak logo, jenis cengkeh pilihan sebagai campuran untuk membuat rokok, perlengkapan produksi dan yang unik adalah replika warung rokok.

Melihat dari balik kaca dilantai dua kita bisa melihat kebawah, ratusan karyawan sedang mengerjakan proses pembuatan rokok yang diproduksi Dji Sam Soe ada tahapan proses pembuatan rokok setiap karyawan mempunyai tugas masing-masing dari mulai menyiapkan bahan untuk melinting, menyortir sampai pengumpul, ditandai dengan warna topi masing-masing karyawan, diruangan pembuatan rokok tidak boleh mengambil gambar.

Perusahaan rokok ini masih mempertahankan pembuatan rokok dengan secara tradisional, Sigaret Kretek Tangan (SKT) dan saat sekarang saham keluarga PT Sampoerna Tbk 40 persen ke Philip Morris Internasional.

Surabaya, 10 September 2019.

Posted using Partiko Android