Ada perubahan yang sangat signifikan dalam 1,5 tahun terakhir. Saya rasa belum terlalu basi untuk kembali membahasnya malam ini. Berita virus hingga masa mengambang yang bisa jadi banyak orang tak inginkan seperti yang kita rasakan sekarang.
Banyak di antara kita yang telah mendengar ceramah dari beberapa ustadz yang menyatakan penciptaan dan penunjukkan manusia sebagai khalifah sudah pernah dipertanyakan oleh para malaikat kepada Allah. Namun (tanpa mengurai lebih jauh), begitulah adanya. Sudah seharusnya kita menyadari memang kita berpotensi menjadi khalifah di muka bumi ini.
Berbagai kondisi yang memprihatinkan akibat kondisi perekonomian yang didera oleh pandemik, kecelakaan pesawat, wafatnya ulama-ulama besar, banjir di bogor, gempa di majene, potensi tsunami di manado, meletusnya gunung semeru, hingga angin puting beliung di waduk wonogiri menjadi titik tolak akan kemampuan berpikir kita. Apa faktor penyebabnya? Bagaimana menanganinya? Apa hikmah dari kejadian itu?
Penunjukkan kekhalifahan itu perlu diartikan dengan eksistensi dari tanggung jawab. Selalu ada tanggung jawab dari setiap tindakan. Meskipun terkadang yang menerima tanggung jawab bukan yang melakukan tindakan. Harus ada rasa sabar di situ. Karena kita sama tahu, ada teguran dari sang khalik kepada kita atas perbuatan kita yang melewati batas.
Sebagai manusia, azas kekhalifahan kita juga seharusnya lebih bijaksana. Menimbang untung dan rugi, memilih skala prioritas jadi tahu mana yamg perlu didahulukan.
Akhirnya, khalifah merujuk kepada kata yang saya percaya ditunjukkan kepada mahluk Allah yang berpotensi menjadi leader bagi mahluk sekitarnya yang bijak mengelola segala sumber rezeki dari Allah, demi kemaslahatan umat.
Mari kita jaga bumi kita!
Salam hangat...
Jam'an Fahmi