Rute yang menjadi Rutinitas Kerja

source

Bila kalian menjalani rute yang menjadi rutinitas saya, apa yang kalian rasakan, senang atau bosan? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, saya akan menceritakan gambaran rute yang menjadi rutinitas saya mulai dari senin-sabtu (masa aktif kerja).

Saya tinggal di daerah Medan tuntungan, Kota Medan. Sementara tempat mengajar saya ada di daerah Labuhan Deli, Deli Serdang. Iya, sebenarnya hampir setiap hari saya “keluar kota” Medan. Istilah “keluar kota” itu biasa digunakan sebagai penguat makna bahwa saya termasuk pekerja keras. Hehe.

Jam bangun tidur pada pagi hari harus selalu diset untuk memastikan saya tidak terlambat berangkat. Kalau terlewat 10 menit saja, pastinya saya tidak akan tiba di sekolah tepat waktu. Bahaya my Men, pendata keterlambatan kami tidak memiliki rasa toleransi sedikit pun. Karena pendata keterlambatan kami memanfaatkan bantuan mesin Finger Print.

Rute

Saya memulai rute perjalanan kerja saya dari Jl. Flamboyan. Setelah melewati Jl. Setia Budi, saya akan melalui Jalan yang super ramai dengan berbagai toko penjaja makanan hingga jasa, Jl. Ringroad. Di sinilah bagian kota yang cukup mewakili kota Medan. Kalian bisa menemukan 3 Mall sekaligus, Focal point Medan, Ringroad City Walks, dan Manhattan Times Square Medan. Berbicara tentang tempat ngopi lagi, berjejer cantik lah pokoknya orang itu hampir di sepanjang Jalan ini.

source

source

source

Kita kemudian lanjut ke jl. Asrama yang akan mengarah ke markas TNI (kalau belok kanan pas di simpang Jl. Gaperta Ujung). Saya sering mengambil jalan lurus menuju Jl. Kapten Sumarsono yang menjadi primadona untuk jalan berbahaya. Kenapa demikian? Iya iyalah, saingan kendaraan kita adalah kendaraan angkat berat semua. Dari golongan Fuso, Tronton, Kontainer atau apapun yang kalian kenal berat. Namun, Jl. Veteran masih menjadi yang pertama untuk kategori jalan yang paling banyak merengut korban kecelakaan dengan kondisi kepala pecah.

source

Hati-hati di Jalan

Bukan sekali-dua kali saat berangkat kerja saya mendapati jalanan macet, padahal jumlah kendaraan yang lalu-lalang masih sedikit. Hal ini terjadi pasti karena adanya kecelakaan. Ya Allah ampuni dosa hamba, terkadang harus tega tetap lewat meski hati ingin menolong. Maka dari itu, selalu ada pesan yang harus kita ingat saat mengendari kendaraan yakni “hati-hati di Jalan”!

source

Kesimpulan

Rute yang menjadi rutinitas saya berjarak sekitar 17 km sekali lewat : Jl. Flamboyan- Jl. Setia Budi- Jl.Ringroad- Jl. Asrama- Jl. Kapten Sumarsono- Jl. Veteran Ps VII. Berangkat kerja membutuhkan waktu sekitar 25 Menit, sementara waktu pulang lebih lama sekitar 45 Menit karena macet bertepatan dengan perpulangan para pekerja lain. Waktu tersebut diperuntukkan bagi saya yang mengendarai Sepeda motor (kereta kalau orang Medan bilang).

Pun demikian, saya tetap bersyukur dengan kondisi ini. Saya yakin, masih banyak pekerja keras selain saya yang mengalami kondisi lebih sulit dibanding saya. Seperti abgda @razack-pulo yang harus melewati ratusan km untuk melaksanakan visit ke Rumah Sakit di 2 Kabupaten sekaligus, Bener Meriah dan Bireuen, Aceh. Salut buat abgda.

Terima kasih sudah membaca. Salam pendidik.