Kenapa Tidak kembali kejaman batu bila prinsip masih tidak menentu, kau tahu, manusia terjepit saja masih bisa melemparkan batu, anjingpun akan menerkam tuannya yang datang untuk membunuh, semua hidup ini keras bung jangan sampai salah langkah, kau hidup untuk uang pantas saja nuranimu kau jual. Bermodal senyum mungkin manusia bisa tertipu, iming-iming anak TK, janji angin sorga senjata ampuh, setiap manusia semakin detik semakin pintar bisa bedakan mana asli mana palsu
Disaat pribadi dipandang sebagai kertas putih, besar faktor panutan yang akan menuangkan tinta, euforia pengakuan ini terdapat celah mengeksploitasi loyalitas pembiasan ini meluas dimana tamengnya berbagai dalih mengakarlah cinta uang disinilah sumber penyakit dimana menilai manusia sebagai uang putih dan pijakan kekuasaan, ironis memang, Secara harafiah definisi patnerlalistik dipertanyakan, untuk apa kendaaran mewah jika jalannya sempit, yang dipanjang pada etalase bukan orginal sifat, bahasa ikan yang menghanyutkan, dan aku akan menonton pundi-pundi amal mu dengan perjalanan yang setengah hati