Pada suatu hari Joni meminjam panci kepada tetangganya. Kemudian pada besok harinya ia mengembalikan panci tersebut beserta panci kecil di dalamnya.
Tetangga : panci kecil ini untuk apa?
Joni : kemarin panci mu melahirkan di rumahku, dan panci kecil itu adalah anaknya.
Tetangga : baiklah kalau begitu (dengan senang hati menerima alasan Joni karena hal itu menguntungkannya).
Sebulan kemudian Joni kembali meminjam panci dari tetangganya. Teringat kejadian sebulan yang lalu, maka tetangganya meminjamkan panci yang berukuran lebih besar kepada Joni dengan harapan akan mendapatkan anak panci yang lebih besar dari sebelumnya.
Beberapa hari pun berlalu, namun Joni tak kunjung datang untuk mengembalikan pancinya. Pada esok hari ia datang menemui Joni.
Tetangga : dimana panci ku?
Joni : aku turut bersedih karena panci mu telah mati.
Tetangga : (dengan nada berteriak) bagaimana mungkin panci bisa mati. Ini hanya permainan mu saja, kembalikan panci ku, segera...!!!
Joni : mengapa kamu tidak percaya kalau panci mu telah mati? Sedangkan bulan lalu kamu percaya bahwa panci mu telah melahirkan.!!
"Banyak dari kita yang menerima segala bentuk kebohongan jika itu menguntungkan kita, dan menolak kebenaran / kejujuran jika itu merugikan kita"... 😳
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
https://www.facebook.com/Rinto-Ernandi-229734047159058/
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit