Assalamualaikum wr wb ...
Pada postingan ini saya akan mereview buku karangan pak Kamaruzzaman Bustamam Ahmad ( pak KBA) yaitu buku volume II (dua), tepatnya bagian keempat (4) tentang Pembidangan Ilmu dalam Acehnologi yang terdiri dari delapan (8) bab, diantaranya:
BAB 14 SEJARAH ACEH
Sejarah Aceh adalah sejarah kebudayaan Islam di Nusantara. Terkadang juga, sejarah Aceh dikaitkan dengan sejarah Melayu. Pada saat yang bersamaan, sejarah Aceh di kerdilkan sebagai sejarah lokal dalam konteks sejarah Indonesia. Hubungan sejarah Aceh dengan sejarah kebudayaan Islam di Nusantara, mengantarkan hubungan Aceh merupakan ekspansi Islam di Nusantara. Sementara, hubungan sejarah Aceh sebagai sejarah Melayu terkadang memperbesar identitas dan jati diri Melayu.
Adapun relasi sejarah Aceh dengan sejarah Indonesia ibarat dua mata koin yaitu pada sisi kontribusi terhadap sejarah nasional. Pada sisi lain merupakan bagian dari sejarah perlawanan rakyat Aceh terhadap dominasi Indonesia terhadap negeri Aceh. Terhadap sejarah kebudayaan Islam, Aceh diletakkan sebagai negara yang berdaulat dalam sistem kerajaan. Sejarah Aceh memiliki wilayah kajian yang tidak sempit. Dalam lintasan sejarah Aceh, semua aspek material culture dapat dijadikan sebagai upaya ulang untuk merekonstruksi sejarah Aceh.
Kajian sejarah total merupakan bingkai di dalam melahirkan sejarah lokal. Akh. Minhaji memberikan penjelasan mengenai hubungan sejarah lokal dengan sejarah total yaitu: Apa yang disebut dengan local history (sejarah lokal), yakni penelitian yang mencoba membatasi wilayah atau daerah garapannya. Dalam konteks ini kemudian di pahami hubungan logis antara total history dengan local history, dalam arti local history adalah upaya membatasi wilayah atau daerah garapan penelitian, tetapi pad waktu yang sama, semua yang ada dan keterkaitan antara semua yang ada pada wilayah yang terbatas tersebut harus dikaji secara mendalam dan secara totalitas
Selanjutnya, sejarah Aceh pada abad ke-18 dan 19 M lebih banyak diisi dengan kajian mengenai peperangan melawan belanda. Studi mengenai peperangan Aceh welawan belanda dapat dilihat misalnya dalam studi yang di lakukan oleh Anthony Reid dan Ibrahim Alfian.
Disamping beberapa penulis dari penjajahan belanda sendiri yang mencoba menyajikan Aceh dalam perspektif para kolonialis, sebagaimana dilakukan oleh Christiaan Snouck Hurgronje. Namun demikian, sebelum membaca karya-karya mengenai peperangan, ada baiknya juga ditelaah bagaimana sejarah Aceh memiliki hubungan diplomatik dengan negara-negara luar, baik di Amerika, maupun di Eropa.
Jadi solusi yang dapat dilakukan untuk membuat generasi Aceh mengetahui tentang sejarah Aceh yaitu: pertama, perlu penulisan ulang mengenai sejarah Aceh, sampai pada era kontemporer. Kedua, khazanah litetaratur mengenai perkembangan ilmu pengetahuan di Aceh merupakan kekayaan intelektual dan spiritual. Pengetahuan ini perlu diangkat menjadi bagian penting pendidikan karakter ke Acehan di provinsi ini. Ketiga, pendalaman sejarah peradaban Aceh harus mampu diteoritisasikan melalui meta-teori ilmu pengetahuan. Keempat, dunia pendidikan, mulai dari TK hingga perguruan Tinggi di Aceh, perlu memasukkan pendidikan mengenai sejarah peradaban Aceh.
Strategi-stategi di atas merupakan suatu pola pembenaman sejarah peradaban Aceh dalam durasi 25-30 tahun. Inilah satu fase generasi baru Aceh, yang benar-benar memahami hakikat peradaban Aceh.
BAB 15 KOSMOLOGI ACEH
Kosmologi adalah penjelasan tentang bagaimana manusia dan mengapa berjalan di atas bumi, dengan memahami alam, lantas menjadi pengetahuan, lalu diarahkan sebagai sebuah keyakinan, setelah itu menjadi sistem keyakinan, yang pada gilirannya memberikan arahan, hingga dia meninggalkan alam ini. Ada tiga wilayah intelektual yang menjelaskan secara teoritis mengenai kosmologi di dalam Islam, yaitu: theology and polemics, philosophy and science, and hermeneutics and myticism. Inilah paling tidak wilayah kajian kosmologi di dalam Islam.
Dalam masyarakat tradisional, sistem kosmologi membentuk cara pandangan terhadap kesendirian mereka dan fungsi keberadaan mereka di alam semesta. Dengan kata lain, kosmologi berada di belakang sistem metafisika (filsafat teoritik), yang terkadang hanya mampu dimaknai oleh mereka-mereka yang mampu membaca tanda-tanda alam semesta dan kewujudan mereka di tengah-tengahnya. Dewasa ini, kosmologi tidak menjadi perhatian pertama di kalangan para pendidik generasi muda.
Sistem kosmologi Islam juga pernah muncul di Aceh, karena Islam telah memberikan kontribusi yang amat penting di dalam pembentukan fondasi berpikir kajian kosmologi. Ketika Islam datang ke Aceh, hampir semua tempat yang di singgahi oleh din ini didirikan kerajaan. Demikian pula, beberapa tempat perbukitan dan pegunungan dijumpai makam para ulama. Hampir semua kerajaan Aceh yang telah berkeyakinan Islam berada di bibir pantai Selat Malaka. Keberadaan makam para ulama memang perlu mendapat perhatian yang serius, sebab selain artefak beberapa kerajaan yang pernah berdiri di Aceh, kuburan ulama juga memberikan bukti bagaimana sistem kosmologi yang terjadi di Aceh.
Setiap peradaban besar di dunia selalu memiliki sistem kosmologi. Jika peradaban besar tidak memiliki sistem kosmologi, maka peradaban tersebut sama sekali tidak memiliki hubungan dengan gerak alam semesta. Dari kajin kosmologi akan di temukan konsep-konsep ilmu pengetahuan yang kemudian banyak di kaji dalam ranah sains. Walaupu sebenarnya, kajian kosmologi sebenarnya tidak lepas dari aspek religi. Kajian tentang alam semesta, pada urutannya mengiring pada studi fisika, numerologi, matematika, relativitas, astronomi, astrologi, dan ilmu-ilmu lainnya.
Demikianlah signifikansi kajian kosmologi dalam Acehnologi. Besar harapan semoga siapapun yang mendalami ilmu-ilmu keacehan, terlebih dahulu memahami tentang alam ini dan peran manusia sebagai bagian dari rencana Allah di muka bumi ni. Untuk itu proses pembelajaran kosmologi menjadi begitu penting di ajarkan pada generasi muda saat ini. Sebab, jika suatu generasi tidak mampu memahami hakikat mikro dan makro-kosmos, maka cara pandang yang muncul adalah generasi hasil kajian kosmologi yang cenderung menegasikan Allah di dalam penemuan science before science. Artinya, manusia yang sudah berada pada tahap human robotic cenderung melihat bahwa akallah yang paling berjasa di dalam membawa kedirian manusia di muka bumu ini.