Indonesia Bebas Korupsi (Seandainya Sudah Banyak Rakyat Indonesia Yang Paham Tentang Teknologi Blockchain)

in indonesia •  6 years ago  (edited)

Yah ini hanya berandai-andai saja, tapi bukan sekedar berkhayal dan tidak melakukan sesuatu. Biar bagaimana pun kita tidak bisa menghentikan teknologi blockchain ini, dan kita tidak mulai belajar serius dari sekarang, lantas mau bagaimana nanti ke depannya? Apa kita mau menjadi Negara yang terus tertinggal, lantas terus-terusan ngamuk, ngeluh, dan tunjuk jari? Kapan kita maju jika selalu saja ada banyak alasan untuk tidak belajar, padahal malas belajar itu sama dengan menolak rejeki alias sombong. Siapapun yang malas belajar, apapun alasannya, tetap saja sombong, apalagi kalau sudah merasa paling tahu.


Sumber: https://news.okezone.com/read/2016/12/06/337/1559716/opini-hari-antikorupsi-dan-etos-pengembalian-aset-korupsi

Hingga kini teknologi blokchain ini masih sedikit sekali yang benar paham, bahkan di dunia sekalipun. Kebanyakan hanya tahunya soal trading, uang kripto, mining, bounty program, airdrops, ya seputar itu saja, sementara yang benar paham bagaimana mengembangkan dan menerapkan teknologi ini bisa dibilang hanya sedikit sekali. Mereka yang melakukan ICO dan menerbitkan koin pun, hampir 80% adalah scam dan tidak paham betul tentang teknologi ini. Mereka kebanyakan hanya mencoba mencari keuntungan atau modal cepat tanpa berpikir lebih jauh. Bukan hanya perorangan atau perusahaan saja yang bisa salah loh, Negara pun bisa salah ambil keputusan karena terlalu terburu-buru mengambil keputusan dan tidak mempelajarinya secara serius. Dikira lewat ICO dan menerbitkan koin, atau juga dengan mengambil keuntungan dari trading, maka masalah ekonomi bisa selesai, padahal bukan begitu seharusnya.

Ada banyak sekali kesempatan yang bisa dilakukan dengan keberadaan teknologi blockchain ini, sama seperti dengan adanya internet, ada banyak sekali kemudahan dan pengembangan menggunakan internet. Walaupun pada awalnya internet ini juga mendapatkan banyak hambatan karena banyak yang tidak percaya, tidak yakin, atau bahkan merasa terlalu paham sehingga malah kemudian menghancurkan, namun kini siapa yang tidak menggunakan internet? Malah pada pusing, ya, kalau tidak terhubung dengan internet.

Disadari tidak disadari, internet itu berkembang bukan karena soal IT-nya semata, karena IT dalam hal ini adalah sebagai alat untuk pengembangan baik di bidang ekonomi, bisnis, usaha, pemerintahan, dan lain sebagainya. Sehingga seharusnya kita semua paham bahwa jika kita hanya mempelajari sisi teknisnya saja, maka kita sendiri akan sulit untuk berkembang. Apalagi jika sudah menggunakan teknologi blockchain, yang sebenarnya menggunakan jaringan intranet atau yang disebut dengan P2P. Teknologi blockchain ini bukan hanya sekedar menggunakan kode-kode yang biasa digunakan oleh para ahli IT, yang tersulit justru adalah membuat algoritmanya, yaitu susunan matematikanya. Susunan matematika ini dibuat berdasarkan sebuah framework yang dibuat sebelumnya dan sangat rumit sekali, tidak semudah yang kita baca di dalam whitepaper. Susunan matematika ini pun tidak boleh salah sama sekali, salah satu titik saja bisa hancur berantakan, karena algoritma yang tersusun harus benar-benar rapat dan teratur. Baru bila susunan matematika dalam bentuk algoritma ini tersusun, maka diubahlah menjadi kode-kode IT, yang baru kemudian dikembangkan menjadi aplikasi. Jadi jangan heran bila yang mengembangkan blockchain teknologi ini lebih kepada urusan ekonomi, bisnis, keuangan, dan politik, karena memang framework yang dibuat adalah untuk urusan tersebut. Hanya sedikit saja orang IT yang paham membuat framework ini dan menyusun logika matematikanya, kok! Jadi, santai sajalah! Mulai dari pemahaman pemikiran dasarnya saja dulu, sebelum melompat ke mana-mana.


Apakah kita tidak bisa memikirkan orang lain lebih dulu daripada mendahulukan diri sendiri dan kelompok agar hal sepert ini tidak terus terjadi? Sumber: http://riaugreen.com/view/Ruang-Opini/22427/Apakah-Korupsi-akan-tetap-Menjadi-Budaya-di-Indonesia-.html

Namun, ini tidak berarti kemudian menutup kesempatan untuk membuat berbagai program lainnya dengan menggunakan teknologi blockchain ini. Kita sebenarnya tidak perlu juga pusing-pusing membuat teknologi blockchain yang baru, karena sudah ada. Sama seperti kita menggunakan internet, apakah kita juga harus pusing membuat internet sendiri? Butuh waktu lama dan biayanya pun besar untuk membuatnya, sesanggup apa kita membuatnya sendiri? Sementara untuk mengembangkannya, memang tidak bisa juga bila kita asal-asalan, karena sistem yang digunakan oleh teknologi blockchain berbeda dengan yang ada sebelumnya. Mengubah pikiran kita dari sentralisasi ke desentralisasi saja repot, apalagi bila mau menerapkannya untuk pengembangan diri dan usaha.

Steem blockchain sendiri saja, bila kita mau pelajari serius, bukanlah tempat hanya sekedar mendapatkan reward dari upvote dan kurasi. Kalau hanya sekedar untuk itu saja, wajar jika banyak yang kabur karena tidak mendapatkan reward yang diharapkan, begitu juga karena harga Steem/SBD yang tidak naik-naik. Hanya sedikit saja yang paham bagaimana mekanisme untuk bisa membantu diri kita sendiri bisa berkembang, sekaligus membantu agar harga Steem/SBD ini juga bisa terangkat. Kita harus bisa memberikan nilai tambah kepada Steem blockchain, bukan hanya memanfaatkannya saja, baru kita bisa berkembang dengan baik dan harga Steem pun terangkat. Dan ini bukan hanya tergantung kepada investor semata, tetapi harus ada kerjasama dengan semua untuk bisa melakukannya, sebab teknologi blockchain juga membutuhkan komunitas untuk berkembang, komunitas yang benar-benar mau bekerjasama memberikan nilai tambah loh ya!

Sebagai contoh adalah seperti apa yang disampaikan oleh @oracle-d saat presentasi di kampus-kampus maupun di seminar yang diadakan beberapa waktu lalu di Indonesia. Mereka memberikan gambaran jelas bagaimana kita bisa membantu petani untuk tumbuh dan berkembang, bebas dari tengkulak dan hutang, dan sekaligus membantu mereka untuk bisa berusaha secara jujur dan terbuka. Para pembeli juga bisa diuntungkan karena bisa mendapatkan barang lebih murah dan yang terpenting adalah tidak ditipu. Sebab, di dalam teknologi blockchain ini, sudah bukan ‘trust” lagi yang dipakai tetapi “proof atau bukti”. Nah ini baru satu contoh saja, ada banyak hal lain yang bisa kita lakukan untuk membantu orang banyak jika memang kita mau belajar tentang teknologi blockchain ini. Tapi, ya, tergantung pada kerelaan hati masing-masing juga, sebab kita tidak bisa rakus, bohong, ataupun merasa berkuasa di sini, semua harus tahu diri, menjaga etika, dan amat sangat peduli dengan banyak orang. Biar bagaimanapun kebebasan itu tetap ada batasnya dan harus mampu dipertanggungjawabkan. Jika tidak, kita sendiri yang akan hancur di kemudian hari.

IMG-20181020-WA0025.jpg

Di Pendopo Bupati Aceh Utara, kami dijamu oleh Pak Bupati dan Pak Boy dengan pancake durian panas sambil membahas bagaimana membantu petani di wilayah sana dengan menggunakan teknologi blockchain. Semua berpikir keras bagaimana bisa menggunakan teknologi blockchain ini untuk kemajuan bersama, bukan hanya untuk diri sendiri dan kelompok.

Oleh karena itulah saya selalu mendorong untuk belajar, saya sendiri pun terus belajar, tidak mau saya ketinggalan. Andai sudah banyak orang Indonesia yang benar paham tentang teknologi ini, maka semakin besar kemungkinan kita menjadi maju dan rakyat pun menjadi sejahtera, bebas hutang, bebas mengemis, bebas manipulasi, bebas korupsi, dan lain masih banyak lagi manfaat lainnya. Berbagai masalah ekonomi di Negara kita bisa kita selesaikan bersama-sama dari akarnya, bukan lagi hanya dengan mendapatkan sumbangan dan bantuan. Sungguh sangat disayangkan bila hal ini tidak juga disadari, dan malah asyik saja sibuk dengan diri sendiri dan kepentingannya masing-masing, dengan berbagai alasan dan pembenarannya. Lagipula, sebagai orang Indonesia yang mengaku sangat berpegang teguh pada agama dan ajarannya, maka seharusnya paham apa yang saya maksudkan. Kita sudah tidak lagi bisa hanya berkata-kata lalu meminta orang untuk percaya begitu saja, semua harus dibuktikan dengan perilaku dan perbuatan. Kita sudah menuju era Revolusi Industri 4.0, maka sudah waktunya kita untuk berpikir maju ke depan, bukan hanya sekedar bicara banyak dan asyik sibuk dengan segala intrik yang menyesatkan. Mau maju?! Belajar dan berbuatlah yang baik!

Bandung, 11 November 2018

Salam hangat selalu,

Mariska Lubis

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Kali ini sepertinya saya terpaksa harus tidak sependapat dengan kakak.

Krn korupsi bukan karena tidak adanya uang kak
Tp itu semua karna kerakusan seseorang

Makanya kita melihat org y kaya tpi ianya korupsi padahal kekayaannya luar biasa byknya
Namun sifat rakusnya membuat dia akhirnya ttp korupsi

Posted using Partiko Android

Saya juga sependapat dengan anda @coretan.aksara

semoga bisa terwujud suatu saat nanti di negeri ini

Seandainya tidak ada korupsi, saya yakin tidak ada rakyat miskin di Indonesia, sayangnya budaya korupsi sudah menjamur, dan sulit dimusnahkan.

malas belajar itu sama dengan menolak rejeki alias sombong.
Berbicara tentang "Korupsi" di negeri ini bagaikan Pil pahit yang sulit di telan.
Para penguasa terus menjadu, namun rakyat hanya menunjuk jari. Saya rasa semua orang tidak mau terus menerus menonton acara yang seperti ini.
Jika kita busa merubah diri, kenapa masih terdiam diri.
Teknologi Blockchain bukan khayalan mimpi, tapi nyata untuk di saji yang mau peduli akan rakyat di bumi terkaya ini.,namun kembali lagi kepada watak masyarakat indonesia yang kurang peduli hingga negeri ini semakin hari semakin hancur oleh korupsi hingga melahirkan anak jalanan yang minum air pembalut
Sadarlah..........wahai anak negeri

Siapapun yang malas belajar, apapun alasannya, tetap saja sombong, apalagi kalau sudah tahu.

Saya sependapat dengan kakak.
Terimakasih kakak, maaf jika hari saya banyak berceloteh.
Salam hangat dan sehat selalu aja

Setuju. Karena sejatinya hidup itu adalah sebuah proses pembelajaran.

Semoga Indonesia bebas dari korupsi