Jakarta, Capital City of Indonesian Republic (Bilingual)

in indonesia •  7 years ago 

Jakarta is might not as welknown as Bali, some people from other countries believe that Indonesia is part of Bali, but the fact is, Bali is one of the island and part of Indonesia. Jakarta is not as comfortable as Bali, but Special Capital Region Jakarta is the capital city of Indonesian Republic which located in Java island, the most populous island in Indonesia. Jakarta is also the busiest city in Indonesia, it’s the central of government, business, and economics. Every day, 24 hours, Jakarta always full of people and their activities.

Jakarta mungkin tidak seterkenal Bali, sebagian orang dari berbagai negara percaya bahwa Indonesia adalah bagian dari Bali, tetapi faktanya tidak demikian, sebab Bali adalah salah satu pulau dan merupakan bagian dari Indonesia. Jakarta tidak senyaman Bali, tetapi Daerah Khusus Ibukota Jakarta adalah ibu kota Negara Republik Indonesia yang terletak di Pulau Jawa, pulau paling terpadat di Indonesia. Jakarta juga adalah kota paling sibuk di Indonesia, menjadi pusat pemerintahan, bisnis, dan perekonomian. Setiap hari, 24 jam, Jakarta selalu penuh oleh manusia dan kegiatannya.

IMG00959-20130130-1503.jpg
Jakarta captured by my Samsung Hand Phone.

I was living in Jakarta since I was 14 years old then I moved abroad and come to Jakarta in 1998. I stayed over there until 2007, then I moved again to Bandung, my hometown since I can not stand the crowds and heavy traffic in Jakarta. As megapolitan city with almost 10 millions of populations, traffic jam seems accepted in Jakarta as a “normal” situation, it’s part of daily intake, and people used to it. It is very crowded, especially in the morning, office hours, until around 8pm when some people already got back to their homes. I need to spare at least 2 hours to drive to my office, mostly 3 hours, and another 2-3 hours to get home. Very tiring for me.

Saya tinggal di Jakarta sejak usia 14 tahun dan kemudian pindah ke luar negeri, lalu pulang kembali pada tahun 1998. Saya tinggal di sana hingga tahun 2007, lalu kemudian pindah lagi ke Bandung karena tidak tahan dengan keramaian dan macetnya Jakarta. Sebagai kota megapolitan dengan jumlah penduduk hampir 10 juta, macet sepertinya diterima warga Jakarta sebagai situasi yang normal, asupan sehari-hari dan orang sudah terbiasa dengan macet. Benar-benar ramai sekali, terutama di pagi hari, pada jam kerja, hingga sekitar jam 8 malam ketika sebagian orang sudah pulang ke rumah masing-masing. Saya butuh waktu paling tidak 2 jam untuk pergi ke kantor, seringnya sih sekitar 3 jam, dan butuh 2-3 jam lagi untuk pulang ke rumah. Sungguh melelahkan bagi saya pribadi.

Though Jakarta is painful in trafic and high cost of living, but still Jakarta attracts people from all over Indonesia to come. Not only from nearby city, but also from far away places, such as Papua and Aceh. A lot of foreigners from different countries also choose to stay in Jakarta as migrant, to work, or just to visit. Since Jakarta was still “Batavia” (1619-1949), during dutch colonalization, and “Sunda Kelapa”, during Sundanese Kingdom (397-1527) (Source: https://en.wikipedia.org/wiki/Jakarta), Jakarta is full of multiculture, ethnics, and communities : Javanese, Chinese, India, Arab, European, Malay and others. It is proven by the culture and architecture that are still exist up til now.

Meskipun Jakarta sangat menyebalkan dalam urusan jalan dan biaya hidup yang tinggi, tetapi tetap saja menarik banyak orang dari seluruh Indonesia untuk datang. Bukan hanya dari kota terdekat, tetapi bahkan dari tempat yang jauh seperti Papua dan Aceh. Banyak pendatang dari luar negeri juga memilih tinggal di Jakarta sebagai imigran, untuk bekerja, atau hanya sekedar berkunjung. Memang sejak Jakarta masih bernama “Batavia” (1619-1949), pada masa kependudukan Belanda, dan “Sunda Kelapa”, pada jaman kerajaan Sunda (397-1527) (Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Jakarta), Jakarta sudah dipenuhi oleh beragam budaya, etnis, dan komunitas: Jawa, Ciba, India, Arab, Eropa, Melayu, dan lain sebagainya. Hal ini dibuktikan dengan budaya dan arsitektur yang masih ada sampai saat ini.

Kroncong or Keroncong is one of the best example of this mix-culture in Jakarta. It was started when Portuguese sailor came to Jakarta around 15th-16th century and brought ukulele which originally from Hawaii to Indonesia. Combine with other instruments, such as violin, bass, and guitar, it creates a very unique rythym and Jakarta has its own typical authentic style which called Keroncong Betawi or Keroncong Tugu. Though it is not as popular as before, but some people in Jakarta still consistent to play this music to continue the culture and traditions. (Source: https://en.wikipedia.org/wiki/Kroncong).

Kroncong atau Keroncong adalah salah satu contoh terbaik dari terjadinya perpaduan budaya di Jakarta. Dimulai ketika para pelaut Portugis datang ke Jakarta sekitar abad ke-15/16 dan membawa ukulele yang berasal dari Hawaii ke Indonesia. Dipadukan dengan berbagai alat musik lainnya seperti biola, bass, dan gitar, ukulele ini menghasilkan sebuah irama yang unik dan Jakarta memiliki ciri khasnya sendiri yang dikenal dengan sebutan Keroncong Betawi atau Keroncong Tugu. Meskin musik keroncong ini tidak sepopuler masa lalu, tetapi masih banyak penduduk Jakarta yang tetap konsisten memainkan musik ini untuk meneruskan budaya dan tradisi. (Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Kroncong).

bcee_593c.jpg

Source: http://www.indonesia-heritage.net/2012/07/keroncong-tugu-musik-khas-kampung-tugu/

Topeng Betawi Dance or Betawi Mask Dance is one of Jakarta traditional dance which very theatrical and energic. If you saw the costumes of the dancers, you will realize that it has Chinese touch in it, especially the red color and the patterns. But, if you listen to the music that played to accompany this dance, you will realize there is a mix culture between Chinese, Sundanese, Javanese, and Arab. Rebab (traditional fidle), gendang (traditonal drum), kempul, kromong tiga, kulanter, and gong buyung are all traditional instruments that showed how good this mix-culture unite in Jakarta. (Source: http://www.indonesiatravelguides.com/jakarta-traditional-dance-betawi-mask-dance.html)

Tari Topeng Betawi adalah salah satu tarian tradisional Jakarta yang sangat teatrikal dan energik. Jika diperhatikan kostum yang digunakan para penari, dapat dilihat sentuhan budaya Cina di sana, terutama pada warna merah dan motifnya. Tetapi, jika mendengarkan musik yang mengiringi tarian ini, dapat juga dilihat bahwa ada perpaduan budaya antara Cina, Sunda, Jawa, dan Arab. Rebab, gendang, kempul, kromong, kulanter, dan gong butung adalah alat musik tradisional yang menunjukkan betapa baiknya persatuan perpaduan budaya di Jakarta. (Sumber: http://www.indonesiatravelguides.com/jakarta-traditional-dance-betawi-mask-dance.html)

topeng-betawi.jpg
Source: http://www.negerikuindonesia.com/2015/04/tari-topeng-betawi-tarian-tradisional.html

Perhaps, this is the reasons why people feel so much welcome in Jakarta and want to stay over there. Besides, Jakarta is offering a lot of opportunity for business and employment, better education, and greater chance to make acquintance with a lot of people from various communities. Everything is there, including the society, foods, culture, and money.

Barangkali, inilah yang menyebabkan banyak orang merasa diterima dengan baik di Jakarta dan mau tinggal di sana. Lagipula, Jakarta menawarkan kesempatan banyak untuk usaha dan bekerja, pendidikan yang lebih baik, dan kemungkinan yang lebih besar untuk bersilaturahmi dengan banyak orang dari berbagai komunitas. Semuanya ada di sana, termasuk masyarakat, makanan, budaya, dan juga uang.

IMG00960-20130130-1504(1).jpg
My private collection.

Unfortunely, Steemit is not there yet. Most people in Jakarta do not know about Steemit, some of them may heard about Steemit, but I can not find anybody from Jakarta in Steemit. Perhaps there is one or three, but I still can not find it. Only one person @jabrik, a friend of mind from my highschool who just regitered to join Steemit after I promote Steem and Steemit in my highshool WhatApp Group (https://steemit.com/indonesia/@mariska.lubis/promoting-steemit-to-sman-8-jakarta-year-92-graduates-via-wa). He is still waiting for his password at the moment. It will be good to promote Steemit in Jakarta, since Jakarta is always the best place to promote everything and always a place that become the trending preference for Indonesia.

Sayangnya, Steemit belum masuk di sana. Kebanyakan penduduk Jakarta belum tahu tentang Steemit, sebagian sudah mendengar, tetapi saya belum menemukan siapapun di Steemit ini. Barangkali ada satu atau tiga, tetapi saya belum dapat menemukannya. Hanya ada satu orang saja @jabrik, teman saya di SMA yang baru saja mendaftar setelah saya mempromosikan Steem dan Steemit di WA Group teman-teman SMA (https://steemit.com/indonesia/@mariska.lubis/promoting-steemit-to-sman-8-jakarta-year-92-graduates-via-wa). Dia masih menunggu password saat ini. Alangkah bagusnya bila bisa mempromosikan Steemit di Jakarta, apalagi Jakarta selalu menjadi tempat paling baik untuk mempromosikan apapun, dan selalu menjadi tempat acuan trend Indonesia.

I hope there will be a lot of Steemian from Jakarta, to make it easier for all of us to promote Steem and Steemit in Indonesia. Once we get there, I am sure another regions will be easier to follow. Let’s make Steem and Steemit as a trend in Jakarta and all over Indonesia!

Saya harap, akan ada banyak Steemian masuk dari Jakarta, dan akan mempermudah kerja kita semua mempromosikan Steem dan Steemit di Indonesia. Begitu kita masuk ke sana, saya yakin akan mudah diikuti oleh daerah lain. Mari kita membuat Steem dan Steemit menjadi trend di Jakarta dan seluruh Indonesia!

Bandung, 4 Desember 2017

Warm Regards – Salam hangat selalu,

Mariska Lubis

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

good post @bijoy123

Thanks@bijoy123

nice post about jakarta...
thank's for sharing

thank you @shagorshikder.

you are most welcome

I Love Jakarta.
It has alot of colors about lives.😉

so much fun places and people @ettydiallova.

Postingan yang sangat bermanfaat mbak @mariska.lubis, Jakarta ibu kota negara Indonesia, jadi wajar-wajar saja kalau seluruh suku dari berbagai daerah berdomisili di sana dengan tujuan mencari sumber penghidupan yang lebih baik. Walau pada akhirnya mereka pulang dengan tangan hampa, malah ada yang harus mengirim ongkos transportasi dari kampung halaman untuk bisa pulang, sedihkan...
Namun tidak sedikit mereka yang sudah berhasil, sampai mereka membawa sanak famili kesana. Hal itu mbak @mariska.lubis dapat kita lihat di setiap lebaran puasa, semua terminal, bandara dan pelabuhan di padati para pemudik.
Bagi kita yang sudah sangat lama disana memang sangat tidak menyenangkan dengan suasana lalulintas yang begitu padat dan sangat melelahkan, tapi itulah Kota Jakarta kita. Peluang Besar bagi mbak untuk bisa memengaruhi masyarakat kota Jakarta untuk bisa bergabung dengan kita semua di steemit, saya do'akan sukses ya mbak, sehingga kita semakin banyak mendapatkan sumber informasi. Salam sukses @bustamam

Dirimu di jakartakah? Aduh kalau di jakarta kontak2 dong! Ayo kita promosi di jakarta!

Ada kemaren... Liat kawan bagaimana cari rejeki dengan jalan pengobatan refleksi, ternyata lumayan hasilnya, bisa beli tanah di kampung. Kapan saya kesana saya mampir ke tempat mbak boleh...

Boleh dong! Dengan senang hati!

Strategi jitu untuk meng-indonesia-kan Steemit dari Mbak @mariska.lubis.. Memperkenalkan Steemit di Jakarta sebagai ibukota negeri adalah jalan yang harus ditempuh. Meski pelan-pelan dan butuh waktu. Yokk kita coba Mbak..😉

Oh ya, kalau udah gak betah di Bandung, barangkali mbak betah tinggal di Aceh hehe..

Mana ada yg instan @samymubarraq! Bagus kalau jakarta masuk dan menjadi bahan risetmu!

Dengan senang hati. Apalagi dibimbing langsung oleh dosen zaman now seperti mbak.. :-)

Itulah jakarta....menghabiskan usia dijalan kata orang-orang, akibat macet..haha..semoga steemit menjadi media perubahan kak @mariska.lubis

Tua banget di jalan @arista! Hahaha...

Jakarta sounds like a very interesting large city. A beautiful place to live. I don't know about the traffic jams though. I don't like traffic.

It is interesting @cecicastor, very modern megapolitan city. Actually it is nice to stay, as long as you find the right place to stay.

woooww jakarta!
nostalgia ya kak. tahun 2011 awal saya mulai sekolah di pertamina maritime. itu pertama kalinya saya merantau. suatu kejadian yang masih membekas di kepala pernah hampir kena copet. dari arah pasar senen saya mau balik ke kost ke rawamangun naik metro mini kalo ga salah 16 apa 17 turun di layur. motif nya jatuhin mancis ketika saya berdiri. heheh
kalo di suruh milih mendingan tinggal di kampung ajalah kak..

Hahahaha ya tergantung kebutuhan sih, nyaman ya di kampung @altha15 tapi utk karier, jakarta masih tempatnya.

Aku pernah di jkt 2 tahun. Seru dan asyik tinggal disana, malah skrg jd Kangen macet n keramaiannya. Semoga usaha kakak mengenalkan steemit to jkt sukses, bisa merambah ke lampung juga hehe

amiiin... yuk ke Lampung!

good post kak @mariskalubis....

Thanks @saifmmc.

keren kak. jakarta kota metropolitan. ya alhamdulillah saya masih berdekatan dengan jakarta,hanya sekitar 1 jam saya untuk ke jakarta.
Salam Indonesia

@fadli79 coba kontak @ekavieka dan minta dimasukkan ke group WA utk yg dekat2 di sini, biar pada kenal yah.

Semangat dan sukses,..
Mantap kakak..
Sukses selalu @mariska.lubis

Dah lama gak berkunjung ke ibu kota,.. Tambah maju kayaknya.. Btw nice share mbak...

Sebagai kota urban, jakarta memang sarat dengan asimilasi budaya. Dan hal itu menjadi salah satu daya tariknya. Tapi ya itu tadi, spt mbak (atau kak? Atau Teh?) mariska bilang, macetnya itu lho... Ampuuun gusti!

Sisi lain jakarta yang tidak banyak di sorot kebanyakan orang, karena kadung yang menyebar adalah image negatif tentang kemacetan atau carut marutnya kehidupan di sana.
Semoga Steemit bisa tumbuh dan berkembang di Jakarta ya mba.