Kemampuan menulis ini dipadukan dengan pengetahuan yang mereka koleksi. Akan tetapi, mereka tidak membentuk media sebagai strategi pergerakan utamanya.
**
Mereka mendirikan organisasi-organisasi kepemudaan atau intelektual. Dan organisasilah yang kemudian memutuskan membuat media sendiri untuk bermacam kepentingan dengan memanfaatkan sumber daya manusia yang dimiliki.
Organisasi Budi Utomo, misalnya, menerbitkan surat kabar Darmo Kondo, yang jumlah pembacanya sangat besar di Pulau Jawa. Sementara Sarekat Islam memiliki Oetoesan Hindia. Di samping itu ada media yang penyebarannya dilakukan secara rahasia, seperti Indonesia Merdeka yang diterbitkan oleh Perhimpunan Indonesia di Negeri Belanda. Termasuk nama penulis artikel di media ini tidak disebutkan.
Tentu saja tren pembentukan media tidak hanya ada di Jawa. Di Sumatera, beredar surat kabar Sinar Sumatra, Cahaya, Pemberita Aceh, dan Perca Barat. Di Sulawesi beredar surat kabar Pewarta Menado dan Sinar Matahari. Di Kalimantan terbit Pewarta Borneo. Dan masih banyak lainnya di berbagai daerah.
Meski terpencar di berbagai daerah dan memiliki keterbatasan-keterbatasan tertentu, semua media pribumi yang menentang Jepang dan Belanda diikat dalam satu spirit dan ideologi, yakni kemerdekaan. Pembebasan menjadi ideologi, bahwa konstruksi ide yang menjadi landasan bergerak mereka adalah orang-orang di Nusantara berhak mengatur negaranya sendiri, bebas dari perlakukan keji orang asing.
Untuk itulah media menyampaikan berita-berita dan artikel-artikel yang ditulis cerdik pandai yang mendukung perjuangan di lapangan, baik dari segi pembangunan moral orang yang berperang, pencerdasan, perkembangan situasi internasional (khususnya mengenai situasi yang dihadapi Belanda dan Jepang dalam Perang Dunia II), dan seterusnya. Menurut Andi Suwirta,
“Pers Indonesia, dalam perspektif sejarah, sejak kelahirannya adalah pers perjuangan. Sebutan itu menunjukkan bahwa pers sebagai institusi sosial telah dijadikan senjata oleh golongan nasionalis Indonesia untuk memajukan, mensejahterakan, dan memerdekakan bangsanya di satu sisi, serta menentang segala bentuk kesewenangwenangan penguasa yang represif dan otoriter di sisi lain. Cita-cita, gagasan, dan harapan yang tidak pernah hilang dari kesadaran yang sudah menyejarah itu acapkali mengilhami para pekerja pers sekarang untuk terus memelihara, mewarisi, dan mengaktualisasikan idealisme dan etika pers perjuangan itu”
**
Penasaran banget lanjutannya.. itu bagian 5 atau 6? hehe
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
krak
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
We recommended this post here.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit