Ukhuwah

in indonesia •  7 years ago 

Disarikan dari tausiah Abu Paloh Gadeng


handshake-3205492_960_720.jpg

UKHUWAH Islamiyah di kalangan umat Islam perlu digelorakan kembali menghadapi berbagai persoalan yang muncul silih berganti. Pada masa Rasulullah SAW, ukhuwah ditunjukkan oleh kalangan Muhajirin dan Anshar yang saling berbagi untuk menolong saudaranya. Dalam al-Quran Allah SWT berfirman tentang persaudaraan Muhajirin dan Anshar:

"Dan orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum kedatangan mereka (kaum Muhajirin) mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka.

Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (kaum Muhajirin) dan mereka mengutamakan orang-orang Muhajirin atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan apa yang mereka berikan itu. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung" (QS. Al Hasyr: 9)

Para pemikir Islam mengatakan bahwa ukhuwah tidak sama dengan humanisme yang banyak dipahami oleh orang. Humanisme lebih berakar pada semangat liberalisme dan hak-hak individual, sementara ukhuwah lebih berasas pada nilai-nilai keimanan. Tanpa landasan iman, ukhuwah tidak akan muncul.

Nasib umat Islam di berbagai tempat di dunia tidaklah selalu beruntung. Sebagai minoritas mereka kerap menjadi korban kekerasan baik atas nama agama, etnis atau politik. Mereka diusir dari rumah-rumah mereka dan dibiarkan lapar dalam pengungsian mereka. Itulah fakta yang kita tangkap dari pengungsi muslim Myanmar yang dibuang ke laut oleh tentara Thailand.

Mereka diusir dari tanah air dan ditolak oleh negara Thailand. Atas nama ukhuwah dan kemanusiaan, umat Islam dan pemerintah perlu menyelamatkan mereka sebelum akhirnya mereka bisa kembali ke tanah air mereka.

Pagi-pagi Rasulullah SAW tersenyum melihat seorang sahabat yang telah membuktikan sikap ukhuwahnya pada saudaranya yang lain. Beliau mendapatkan informasi bahwa sahabat tersebut menjamu tamunya dengan hidangan yang diperuntukkan keluarganya.

Agar tamunya berselera menyantap hidangannya, dia matikan lampu rumah sehingga makanan yang disajikan tidak tampak pada sang tamu.

Hal itu dilakukan untuk menghilangkan rasa sungkan tamunya untuk menyantap makanan tersebut. Lantaran porsi hidangan yang tersedia hanya cukup untuk seorang. Untuk menyenangkan hati tamunya, tuan rumah berpura-pura sedang menyantap makanan tersebut bersama-sama dengan lahap. Sikap inilah yang mendapatkan senyuman malaikat dan membuat senang hati Rasulullah SAW. ***

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Saya juga sering berpura-pura Bang Dimas...

  ·  7 years ago (edited)

sy juga, sy juga