Dalam bab 12 ini saya akan mereview tentang Paradigma Fratifikasi Ilmu. Paradigma Fratifikasi Ilmu adalah akar keilmuan yang menyatu di dalam tradisi masyarakat itu. Dengan kata lain, paradigma ini berbeda dengan paradigma integrasi, interkoneksi, dan islamisasi.
Paradigma Frikatifikasi ini merupakan puncak, setelah lima paradigma keilmuan dikuasai oleh oleh seorang ilmuwan, yaitu:
- Deskriptif, dimana seseorang hanya mampu menggambrakan atau menarasikan suatu data pengetahuan, tanpa melakukan proses berpikir kritis secara mendalam.
- Eksplantif, yaitu seseorang mampu menjelaskan suatu ide sampai dengan tuntas, Ide yang dijelaskan tersebut, terkadang berangkat dari suatu teori pengetahuan yang sama.
- Diskursif, dimana seseorang sudah mulai berpikir untuk mengaitkan hasil pemikirannya dengan wacana keilmuan dari pemikir lainnya.
- Interpretif, tahap ini seseorang sudah mampu membangun sendiri fondasi keilmuan untuk menuju pada tahap theoria (teoritas ilmu).
- Implikatif, seorang pemiir sudah paham aspek pengaruh dari pemikirannya terhadap orang. (hal 313)
Dari lima paradigma berpikir di atas, pada gilirannya perlu dicarikan akar keilmuan yang mendasari seseorang melakukan teoritisasi ilmu yaitu : re-search-describe-explain-discourse-interpretation-implication. Hal 314)
Sebelum dikaji paradigma frikatifisasi ilmu, terlebih dahulu telah dikaji ulang dua paradigma yang telah dijalankan di UIN yaitu paradigma interkoneksi (UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta dan Reintegrasi Ilmu, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta). Untuk paradigma Integrasi Interkoneksi digagas oleh M. Amin Abdullah. Sementara paradigma reintegrasi digagas oleh Azyumardi Azra. Masing-masing paradigma tersebut telag dikupas oleh para sarjan Indonesia. (hal 315)
Langkah-langkah untuk mencari frikatifisasi ilmu :
Pertama, melakukan riset yang mendalam dari aspek meta-fisika hingga fisika dari karya-karya mereka.
Kedua, mendeskripsikan isi pemikiran mereka kemudian dituangkan dalam rumpun ilmu-ilmu yang berorientasi pada hasil akhir bentuk manusia, peradaban, alam semesta yang dikehendaki dalam visi UIN Ar-Raniry.
Ketiga, melakukan eksplanasi terhadap diaolog spirit peradaban yang menjadi fondasi keberhasilan bangsa-bangsa maju.
Keempat, membangun diskursus keilmuan yang bersifat komprehensif dan holistik untuk merancang masa depan dunia yang lebih baik.
Kelima, mampu membangun tradisi keilmuan untuk menghadapi keajaiban tersembunyi dari paradigma keilmuan yang hendak menghancurkan wujud kemanusiaan, wajah peradaban, dan disharmoni di dalam alam semesta.
Keenam, mempu menjadi mercusuar ilmu secara tegak berdiri dengan akar keilmuan yang kokoh. (hal 334-337)
Demikian mengenai paradigma frikatifisasi ilmu. Dalam pembahasan tersebut menunjukan tahapan-tahapan paradigma berupaya kuat untuk jalinan keilmuan yang berusaha menciptakan lapisan-lapisan dampak berpikir pada manusia, untuk mampu menajdi manusia paripurna.
mantap , bro semoga ke ilmuan kita makin bertambah mantap.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
https://www.scribd.com/document/355486021/Paradigma-Ilmu-pdf
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit