Ketika seorang Alim wafat, semua penghuni langit dan bumi menangisi kepergiannya selama 70 hari. "Barangsiapa tidak bersedih atas kematian ulama, dia adalah munafik!".
Bersedih dan menangislah, karena wafatnya seorang ulama adalah suatu perkara yang besar di sisi Allah. Suatu perkara yang akan mendatangkan konsekuensi bagi kita yang ditinggalkan jika kita ternyata bukan orang-orang yang senantisa mendengar petuah mereka. Menangislah, jika kita ternyata selama ini belum ada rasa cinta di hati kita kepada para ulama.
Meninggalnya seorang Alim adalah musibah yang tak tergantikan, dan kebocoran yang takkan bisa ditambal. Wafatnya ulama laksana bintang yang padam. Meninggalnya satu suku lebih mudah (ringan) dari pada wafatnya satu orang Alim.
Meninggalnya seribu orang ahli ibadah, ahli qiyam il-lail dan ahli berpuasa di siang hari lebih ringan dari pada meninggalnya satu orang yang berilmu, yang mengetahui apa yang dihalalkan dan yang diharamkan Allah.
Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dari hambanya, tetapi mencabut ilmu dengan cara mencabut para ulama. Sehingga ketika Allah tidak menyisakan satupun ulama, maka manusia mengangkat pemimpin-pemimpin bodoh, mereka ditanya kemudian memberi fatwa tanpa ilmu, maka mereka sesat dan menyesatkan.
Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun
Selamat Jalan Guruku KH. Maimoen Zubair